Nilai Tukar
Bab 4: Nilai Tukar
Sepanjang tahun 2007 nilai tukar rupiah bergerak stabil dan secara rata-rata menguat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kestabilan nilai tukar rupiah tersebut didukung oleh kondisi fundamental makroekonomi domestik yang semakin membaik di tengah perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global yang bergejolak. Krisis sektor perumahan di Amerika Serikat (subprime mortgage) yang meluas dalam skala global disertai kenaikan harga minyak selama paruh kedua tahun 2007 sempat menimbulkan tekanan depresiasi terhadap nilai tukar rupiah. Namun, dengan kebijakan moneter dan fiskal yang ditempuh secara hati-hati dan konsisten disertai langkah kebijakan stabilisasi nilai tukar yang berhati-hati, tekanan tersebut dapat diminimalkan sehingga secara keseluruhan tahun kestabilan nilai tukar rupiah tetap terjaga.
Perkembangan nilai tukar rupiah pada tahun 2007 secara umum stabil dengan kecenderungan menguat disertai volatilitas yang menurun. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata menguat 0,3% dari Rp9.167/$ pada tahun 2006 menjadi Rp9.140/$ (Grafik 4.1). Kestabilan nilai tukar rupiah juga tercermin pada volatilitasnya yang
menurun dari 3,9% pada tahun 2006 menjadi 1,4% 1
(Grafik 4.2), Meskipun demikian, secara point to point rupiah melemah 4,2% dari Rp8.995/$ pada akhir tahun 2006 menjadi Rp9.393/$ pada akhir tahun 2007 terutama disebabkan oleh tekanan eksternal pada paruh kedua tahun 2007. Perkembangan nilai tukar rupiah yang stabil, di tengah perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global yang kurang menguntungkan, ditopang oleh semakin membaiknya kepercayaan masyarakat, baik domestik maupun internasional, terhadap perekonomian Indonesia serta tingginya imbal hasil di pasar keuangan domestik. Nilai tukar rupiah sempat tertekan pada paruh kedua tahun 2007 terutama akibat dampak krisis di Amerika Serikat (AS) yang meluas dalam skala global (Boks: Dampak Krisis Subprime Mortgage terhadap Pasar Keuangan Indonesia) dan meningkatnya harga minyak dunia secara signifikan. Meskipun demikian, kebijakan moneter dan fiskal yang tetap ditempuh secara hati- hati dan konsisten, serta langkah Bank Indonesia dalam stabilisasi nilai tukar mampu menahan pelemahan nilai tukar rupiah lebih lanjut.
1 Volatilitas rupiah adalah indikator untuk mengukur fluktuasi rupiah dengan menghitung deviasi nilai tukar rupiah harian dari rata-rata tahunannya (moving average 250 hari).
Pada paruh pertama tahun 2007 nilai tukar rupiah cenderung menguat dipengaruhi peningkatan arus masuk modal portofolio asing ke pasar keuangan. Meningkatnya arus masuk modal portofolio ditopang oleh kondisi fundamental makroekonomi yang semakin membaik sebagaimana tercermin pada meningkatnya surplus neraca pembayaran, menurunnya laju inflasi, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, dan terjaganya kesinambungan fiskal. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari hasil pengelolaan kebijakan makroekonomi yang ditempuh secara hati-hati dan konsisten sehingga semakin mempertebal kepercayaan masyarakat, baik internasional maupun domestik, terhadap rupiah. Selain itu, di tengah tingginya ekses likuiditas di pasar keuangan global, imbal hasil di pasar keuangan domestik yang tinggi juga turut menarik arus modal portofolio asing tersebut. Seiring dengan perkembangan tersebut rupiah terapresiasi dan mencapai nilai terkuat pada Mei 2007 dengan rata- rata bulanan sebesar Rp8.838/$.
Namun pada paruh kedua tahun 2007, risiko global meningkat sehingga memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Krisis subprime mortgage di AS menimbulkan gejolak di pasar keuangan global sehingga mendorong investor global menghindari aset-aset yang dipandang lebih berisiko termasuk aset-aset emerging markets. Perkembangan tersebut juga memicu pembalikan arus investasi portofolio asing (capital reversal) di pasar keuangan domestik sehingga menimbulkan tekanan terhadap rupiah. Sementara itu, kenaikan harga minyak dunia menyebabkan kebutuhan valuta asing
67
untuk impor minyak meningkat. Berbagai perkembangan tersebut mengakibatkan rupiah pada paruh kedua tahun 2007 secara umum terdepresiasi dan mencapai nilai terlemah pada Agustus 2007 dengan rata-rata bulanan sebesar Rp9.372/$. Dengan demikian, berdasarkan dinamikanya, nilai tukar rupiah bergerak menguat pada paruh pertama tahun 2007 dan selanjutnya cenderung berfluktuasi pada paruh kedua tahun 2007 (Grafik 4.2).
Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar