Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi
Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 diprakirakan mencapai 6,2%, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tingginya intensitas tekanan faktor eksternal diprakirakan akan mendorong perlambatan ekspansi ekonomi. Kinerja ekspor diprakirakan akan melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terkait dengan perlambatan ekspansi ekonomi dunia. Harga komoditas internasional yang bertahan tinggi mendorong Pemerintah untuk melakukan penyesuaian pola pengeluaran dalam RAPBN-P 2008 berupa efisiensi belanja konsumsi dan investasi, serta peningkatan subsidi. Kebijakan mengurangi belanja, untuk dialihkan ke dalam bentuk subsidi tersebut pada gilirannya mendorong perlambatan pengeluaran konsumsi dan investasi Pemerintah pada tahun 2008.
Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 diprakirakan berasal dari kegiatan konsumsi masyarakat Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 diprakirakan berasal dari kegiatan konsumsi masyarakat
belanja modal Pemerintah direncanakan meningkat, pegawai negeri, serta berbagai kebijakan untuk menjaga
meskipun tidak setinggi laju pertumbuhan tahun stabilitas harga kebutuhan pokok, mendukung kenaikan
sebelumnya. Peningkatan pada belanja rutin antara lain pengeluaran konsumsi masyarakat. Pertumbuhan
terkait dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan konsumsi juga didorong oleh optimisme konsumen akan
pegawai negeri melalui rencana kenaikan gaji pokok prospek ekonomi yang membaik, serta ditopang oleh
sekitar 20%. Sementara itu, belanja modal Pemerintah ketersediaan pembiayaan yang semakin murah sejalan
ditujukan untuk proyek-proyek infrastruktur, seperti dengan tingkat suku bunga yang kondusif. Optimisme
jalan, jembatan, dan saluran irigasi. Berbagai kebijakan akan prospek ekonomi juga mendukung perbaikan
Pemerintah tersebut pada gilirannya turut mendukung kegiatan investasi. Investasi bangunan diprakirakan
pertumbuhan ekonomi selama tahun 2008. akan meningkat sejalan dengan semakin maraknya pembangunan proyek-proyek infrastruktur, baik oleh
Berdasarkan sektor ekonomi, prakiraan pertumbuhan Pemerintah maupun Swasta. Upaya Pemerintah untuk
ekonomi pada tahun 2008 akan didukung oleh sektor menyelesaikan berbagai hambatan dalam pembangunan
industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan infrastruktur diharapkan akan mendukung kegiatan
restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. investasi tersebut. Investasi nonbangunan diprakirakan
Permintaan yang meningkat mendorong kenaikan kinerja juga akan meningkat. Membaiknya permintaan dan
sektor industri pengolahan. Peningkatan konsumsi optimisme akan prospek ekonomi mendorong minat
masyarakat memacu pertumbuhan subsektor industri pelaku usaha untuk melakukan peningkatan kapasitas
makanan, minuman dan tembakau, serta subsektor perekonomian. Penerapan berbagai kebijakan di bidang
industri alat angkutan. Sementara itu, pembangunan investasi juga turut memberi insentif bagi kegiatan
proyek-proyek infrastruktur diprakirakan akan diikuti oleh penanaman modal. Hal ini diindikasikan antara lain oleh
kenaikan kinerja subsektor industri logam dasar besi dan peningkatan persetujuan investasi baik dari investor dalam
baja, serta subsektor industri semen dan barang galian negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA).
bukan logam. Selain dipicu oleh kenaikan permintaan, pertumbuhan sektor industri pengolahan juga didukung
Di sisi ekspor, laju pertumbuhan diprakirakan tidak sebaik oleh penerapan berbagai kebijakan Pemerintah yang tahun sebelumnya. Penurunan kinerja ekspor tersebut
memberi insentif bagi pengembangan sektor dimaksud, di terkait dengan perlambatan ekspansi ekonomi dunia.
antaranya kebijakan penghapusan bea masuk baja canai Namun, sejalan dengan semakin terdiversifikasinya
panas dan penurunan pajak penjualan barang mewah negara tujuan ekspor Indonesia, terutama ke China,
produk elektronika. Kegiatan ekonomi yang meningkat India dan negara-negara Eropa Timur, dampak kurang
pada gilirannya akan mendorong sektor-sektor penghasil menguntungkan dari penurunan permintaan negara
jasa, seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, serta maju yang terjadi akibat perlambatan pertumbuhan
sektor perdagangan.
ekonomi di kelompok negara tersebut diprakirakan dapat dimitigasi. Sementara itu, kegiatan impor barang
Dari sisi pembiayaan, kegiatan investasi selama tahun dan jasa diprakirakan akan meningkat sejalan dengan
2008 didukung terutama oleh modal sendiri, pembiayaan meningkatnya permintaan domestik.
perbankan, dan belanja modal Pemerintah. Sumber dana sendiri, antara lain berupa modal usaha sendiri dan
Prakiraan pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung penyisihan laba, diprakirakan masih akan mendominasi oleh stimulus fiskal, meskipun tidak setinggi tahun
pembiayaan investasi, dengan pangsa di atas 50% dari sebelumnya. Selama tahun 2008 Pemerintah menargetkan
total pembiayaan. Dari sisi domestik, peran Pemerintah, defisit RAPBN-P tahun 2008 sebesar 2,0% dari PDB,
perbankan, dan pasar modal diprakirakan mencapai lebih tinggi dari defisit APBN-P 2007 sebesar 1,3% dari
sekitar 30%. Sementara itu, sumber dana eksternal PDB. Peningkatan defisit RAPBN-P tahun 2008 tidak
diprakirakan akan membiayai sekitar 10% dari total terlepas dari peran Pemerintah untuk menjaga stabilitas
pembiayaan.
harga di dalam negeri. Guna mempertahankan daya beli masyarakat, di tengah prakiraan tekanan harga komoditas
Prakiraan Neraca Pembayaran
dunia yang tetap tinggi, Pemerintah menempuh kebijakan NPI selama tahun 2008 diprakirakan mencatat surplus untuk menaikkan anggaran yang diperuntukkan bagi
$11,3 miliar, sehingga posisi cadangan devisa di akhir subsidi BBM dan listrik serta rencana program stabilisasi
tahun 2008 diprakirakan mencapai $68,2 miliar atau harga komoditas pangan strategis. Selain itu, kebijakan
setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran ULN fiskal tahun 2008 juga tetap diarahkan untuk memberi
Pemerintah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
NPI diprakirakan menunjukkan penurunan surplus, baik ditetapkan. Perkembangan ekonomi global, khususnya pada neraca transaksi berjalan maupun neraca modal dan
harga komoditas internasional yang bertahan tinggi, akan finansial. Di sisi neraca transaksi berjalan, surplus selama
memberi tekanan yang cukup berat, sehingga inflasi IHK tahun tersebut diprakirakan cukup tinggi, meskipun tidak
diprakirakan mengarah ke batas atas kisaran proyeksi. sebaik tahun sebelumnya. Di tengah kecenderungan
Tingginya harga komoditas dunia diprakirakan akan perlambatan ekspansi ekonomi dunia, kinerja ekspor
mendorong kenaikan imported inflation dan ekspektasi diprakirakan melambat. Namun, perlambatan yang lebih
inflasi masyarakat. Kondisi tersebut pada gilirannya akan dalam sebagian dapat diredam oleh diversifikasi negara
mengakibatkan peningkatan inflasi inti. Namun, dengan tujuan ekspor, sehingga pelemahan permintaan negara
nilai tukar yang stabil dan dukungan kebijakan Pemerintah maju diprakirakan dapat dikompensasi oleh tingginya
untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri, sebagian permintaan dari negara-negara berkembang seperti China,
dari tekanan faktor eksternal tersebut diprakirakan dapat India, dan negara-negara Eropa Timur. Kinerja ekspor
dimitigasi. Di sisi lain, tekanan sisi permintaan diprakirakan juga ditopang oleh harga komoditas internasional, baik
akan diimbangi oleh meningkatnya kegiatan investasi migas maupun nonmigas, yang diprakirakan masih berada
untuk menambah kapasitas perekonomian. Di kelompok pada level yang cukup tinggi. Sementara itu, membaiknya
volatile food, tekanan inflasi akan menurun dengan kegiatan ekonomi domestik akan mendorong impor tetap
dukungan komitmen Pemerintah untuk tetap menjaga tumbuh tinggi.
pasokan bahan makanan, melalui program intensifikasi pertanian serta pemberian keleluasan kepada Bulog
Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan untuk melakukan impor. Di kelompok administered prices, mencatat surplus yang tidak setinggi tahun sebelumnya.
kenaikan harga diprakirakan minimal sejalan dengan Kinerja neraca transaksi modal dan finansial didukung
kebijakan Pemerintah untuk tidak menaikkan harga oleh kenaikan arus modal jangka panjang sejalan
kelompok administered yang strategis. dengan membaiknya iklim investasi di dalam negeri. FDI diprakirakan akan mencatat laju pertumbuhan yang
Prakiraan Kondisi Perbankan
cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam rangka mendukung ekspansi ekonomi, kredit Aliran modal masuk dalam bentuk portofolio diprakirakan
perbankan selama tahun 2008 diprakirakan akan tumbuh masih besar, meskipun tidak setinggi tahun sebelumnya.
sebesar 22%-24% yang dibarengi dengan perbaikan Imbal hasil investasi yang tetap menarik, di tengah kondisi
kualitas kredit (NPL gross diprakirakan tetap di bawah likuiditas global yang berlebih, mendorong minat yang
5%), sehingga LDR akan mencapai sekitar 72%. Ekspansi cukup tinggi dari investor asing untuk menanamkan modal
ekonomi yang masih cukup tinggi, serta perkembangan di negara emerging markets. Kenaikan aliran modal masuk
suku bunga yang masih kondusif diprakirakan akan terutama ditanamkan dalam bentuk surat berharga negara
mampu mendorong meningkatnya penyaluran kredit (SBN).
oleh perbankan. Kondisi perbankan yang membaik, sebagaimana tercermin pada permodalan yang semakin
Prakiraan Nilai Tukar
kuat, turut menopang eskalasi penyaluran kredit. Dengan prakiraan surplus neraca pembayaran yang
Akselerasi pertumbuhan kredit perbankan terutama akan cukup tinggi, kestabilan nilau tukar rupiah selama tahun
didukung oleh penyaluran kredit pada sektor infrastruktur, 2008 diprakirakan akan tetap terjaga. Terpeliharanya
yang diharapkan akan memberi efek pengganda pada kestabilan nilau tukar rupiah didukung oleh membaiknya
sektor-sektor ekonomi lainnya. Dana pihak ketiga yang faktor fundamental sebagaimana tercermin pada surplus
diprakirakan tumbuh sebesar 16%-18% turut menopang NPI yang tetap tinggi dan menariknya imbal hasil investasi
kenaikan ekspansi kredit.
dalam rupiah dibandingkan dengan negara kawasan. Kebutuhan impor yang meningkat sejalan dengan
Kinerja perbankan syariah juga diprakirakan terus peningkatan permintaan domestik serta harga minyak
membaik sehingga pangsanya diprakirakan mencapai mentah internasional yang bertahan tinggi diprakirakan
sebesar 5% dari total aset perbankan nasional pada akan memicu peningkatan kebutuhan akan valas. Namun,
tahun 2008. Pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah kenaikan permintaan valas tersebut diprakirakan dapat
diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan dipenuhi oleh pasokan yang memadai, sehingga nilau
perbankan konvensional. Prakiraan tersebut didukung tukar rupiah diprakirakan dapat dijaga stabil.
oleh potensi meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan syariah seiring dengan prospek
Prakiraan Inflasi
perekonomian yang masih baik serta meningkatnya Inflasi IHK pada tahun 2008 diprakirakan sebesar 6,0%-
daya saing produk investasi di bank syariah. Dari sisi 6,5%, atau berada di atas kisaran sasaran yang telah
pembiayaan, ekspansi permintaan domestik diprakirakan
17
akan mendorong meningkatnya permintaan terhadap pembiayaan dari perbankan syariah. Jenis pembiayaan perbankan syariah masih akan didominasi oleh pembiayaan berbasis jual-beli, khususnya untuk sektor jasa dan perdagangan.