Penelitian Terdahulu yang Relevan

20

3.1.2 Tahapan Willingness to Pay WTP

Willingness to Pay yaitu nilai yang bersedia dibayar oleh warga yang tinggal dan menetap di sekitar RTH Taman Kota Waduk Pluit sebagai balas jasa akibat peningkatan kualitas lingkungan dari keberadaan RTH Taman Kota Waduk Pluit dan juga agar tetap dapat merasakan jasa lingkungan, ekonomi, dan sosial dari RTH tersebut. Dalam menganalisis WTP diperlukan suatu asumsi yang mana asumsi adalah suatu anggapan atau pernyataan yang sudah dianggap benar berdasarkan beberapa teori atau hasil observasi yang sudah dilakukan. Asumsi diperlukan dalam melakukan penelitian ini untuk menyederhanakan dan memperjelas inti permasalahan dalam pelaksanaan penelitian ini. Beberapa asumsi yang perlu dibentuk dalam pengungkapan preferensi nilai Willingness to Pay dari setiap responden yang telah ditentukan antara lain: 1. Responden merupakan warga yang tinggal dan menetap di daerah Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang mengetahui danatau merasakan keberadaan RTH Taman Kota Waduk Pluit. 2. Nilai WTP yang diberikan merupakan nilai maksimum atau tertinggi yang bersedia dibayar responden apabila kondisi iuaran atau pembayaran atas jasa lingkungan dari RTH benar-benar dilakukan. 3. Responden dipilih dengan cara Purposive Sampling yang merupakan penentuan sampel secara non probabilitas terhadap responden yang memenuhi kriteria-kriteria yang dibutuhkan danatau sudah ditentukan sebelumnya Scheaffer et al. 1990. 4. Kuisioner sudah dibentuk sedemikian rupa agar sesuai dengan metode yang akan digunakan dan responden yang dipilih. 5. Responden mengerti dan paham akan kuisioner yang diajukan dan mengisinya sesuai dengan kemampuan dan keinginan dari masing-masing responden. Dalam memperoleh nilai Willingness to Pay diperlukan beberapa tahapan agar nilai tersebut dapat diperoleh secara baik dan benar. Ada pun tahapan dalam analisis nilai WTP Hanley dan Spash 1993 antara lain: 21 1. Menentukan Pasar Hipotetik Berupa tahapan awal dengan membangun suatu alasan atau asumsi mengapa responden seharusnya membayar suatu jasa yang disediakan oleh lingkungan, dimana tidak terdapat harga pasar dari jasa lingkungan tersebut. Penentuan pasar hipotetik juga sangat penting untuk membangun pemikiran responden agar responden dapat memberikan sejumlah besaran WTP yang rasional. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Berupa tahapan setelah kuisioner selesai dibuat dimana dilakukannya wawancara terhadap sampel yang telah ditentukan, baik dengan cara tatap muka, wawancara via telepon atau surat. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendapat besaran WTP yang akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini. 3. Mencari Nilai Rata-Rata atau Nilai Tengah WTP Berupa tahapan setelah data mengenai WTP terkumpul maka dilanjutkan dengan mencari nilai tengah Median apabila terjadi perbedaan data yang mencolok. Pengunaan nilai rata-rata Mean apabila data menyebar relatif normal. 4. Menduga kurva WTP Berupa tahapan pembentukan kurva setelah nilai WTP diketahui dan dijadikan variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhi WTP sebagai variabel bebas. Kurva WTP dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan atau meramalkan perubahan nilai WTP akibat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP tersebut. 5. Menjumlahkan Data Berupa tahapan untuk mengkonversi nilai rata-rata atau nilai tengah WTP yang dijadikan nilai WTP populasi. 6. Mengevaluasi Penggunaan dari CVM Berupa tahapan untuk menilai sejauh mana responden memahami dan mengerti pertanyaan dan pasar hipotetik yang sudah disusun dalam pembentukan kuisioner. 22 Menurut Berry and Martha 2002 tahapan-tahapan untuk menganalisis CVM antara lain: 1. Identifikasi dan deskripsi dari karakteristik kualitas lingkungan yang akan divaluasi. 2. Identifikasi responden yang akan diwawancarai, termasuk prosedur penarikan sampel yang digunakan untuk memilih responden. 3. Merancang dan mengaplikasikan kuisioner survey melalui tatap muka, komunikasi via telepon atau surat elektronik. 4. Menganalisis hasil dan menjumlahkan respon tiap individu untuk mengestimasi nilai kelompok yang terpengaruh perubahan lingkungan. Metode yang dapat digunakan dalam pengaplikasian pertanyaan kuisioner untuk mengungkapkan preferensi Willingness to Pay responden yang sudah ditentukan Hanley dan Spash 1993 antara lain: 1. Bidding Game Suatu metode untuk mengungkapkan preferensi dimana responden akan diajukan satu harga awal atau harga dasar yang menjadi titik acuan sistem tawar-menawar yang bertujuan untuk mencapai harga tertinggi yang disepakati dan hendak dibayarkan oleh responden. 2. Closed-ended Question Suatu metode untuk mengungkapkan preferensi dengan pertanyaan tertutup dimana responden diberikan beberapa pilihan harga dari jasa lingkungan tertentu sehingga responden dapat langsung memilih pilihan yang sesuai dengan kemampuan dari responden tersebut. 3. Open-ended Question Suatu metode untuk mengungkapkan preferensi dengan pertanyaan terbuka dimana responden akan langsung diberi pertanyaan mengenai harga maksimum yang hendak dibayarkan atas suatu jasa lingkungan tertentu tanpa memberikan titik acuan tertentu. 4. Payment Card Referendum Suatu metode untuk mengungkapkan preferensi dengan menawarkan kepada responden beberapa kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk 23 membayar sehingga responden dapat memilih salah satu nilai maksimal atau minimal sesuai dengan tingkat kemampuan dan preferensinya.

3.1.3 Model Regresi Linier Berganda

Analisis regresi adalah hubungan yang dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel tak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Menurut Gujarati 1978, tujuan analisis regresi adalah untuk menaksir nilai rata-rata tak bebas berdasarkan nilai-nilai variabel yang ada, untuk menguji hipotesis tentang sifat ketergantungan antar variabel, dan untuk memprediksi nilai rata-rata tak bebas berdasarkan nilai variabel bebas yang berada diluar rentang sampel. Model regresi yang terdiri lebih dari satu variabel bebas disebut model regresi berganda.Terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada regresi berganda. Metode analisis berganda merupakan metode analisis yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square OLS. Sifat-sifat OLS adalah penaksiran OLS tidak bias, penaksiran OLS mempunyai varian yang minimum, konsisten, efisien, dan linier. Analisis regresi berganda digunakan untuk membuat model pendugaan terhadap nilai suatu parameter variabel penjelas yang diamati. Asumsi-asumsi yang dapat digunakan untuk model regresi linier berganda dengan OLS adalah : 1. E ui = 0, untuk setiap i, dimana i = 1, 2, ...., n, artinya rata-rata galat adalah nol, dengan nilai yang diharapkan bersyarat dari ui tergantung pada variabel bebas tertentu adalah nol. 2. Cov ui,uj = 0, i ≠ j. artinya covarian ui,uj = 0, dengan kata lain tidak ada autokorelasi antara galat yang satu dengan yang lain. 3. Var ui = 2, untuk setiap i, dimana i = 1, 2, ...., n. Artinya setiap galat memiliki varian yang sama asumsi homoskedastisitas. 4. Cov ui, X1i = cov ui, X2i = 0. Artinya kovarian setiap galat memiliki varian yang sama. Setiap variabel bebas tercakup dalam persamaan linier berganda. 5. Tidak ada multikolinearitas, yang berarti tidak terdapat hubungan linier yang pasti antara variabel yang menjelaskan, atau variabel penjelas harus saling bebas. Fungsi umum regresi berganda dituliskan sebagai berikut Juanda 2009: 24 Y = β0+ β1 X1i + β2 X2i + β3 X3i + ... + βk Xki + εi ..........................1 dimana : Y = Peubah tak bebas i = Nomor pengamatan dari 1 sampai n sample Xki = Pengamatan ke-i untuk peubah bebas Xk β 0 = Intersep β 1,3,..n = Parameter penduga Xi i = Pengaruh sisa error term

3.1.4 Formulasi Strategi Implementasi SWOT dan QSPM

Dalam sebuah perencanaan strategi diperlukan berbagai macam identifikasi dan analisis lingkungan secara eksternal dan internal agar strategi tersebut dapat mencapai sasaran. Analisis lingkungan eksternal merupakan pengamatan terhadap faktor-faktor yang berada di luar sistem tertentu yang berkepentingan dalam pengembangan strategi berupa peluang dan ancaman. Peluang merupakan faktor eksternal berupa kondisi yang menarik, diharapkan dan berdampak baik pada suatu strategi. Ancaman merupakan faktor eksternal berupa tantangan yang kemungkinan dapat terjadi dari kecenderungan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan, berpotensi untuk menghambat dan membahayakan suatu strategi. Analisis lingkugan internal merupakan pengamatan terhadap faktor-faktor yang berada di dalam sistem tertentu yang berkepentingan dalam pengembangan strategi berupa kekuatan dan kelemahan. Kekuatan merupakan faktor internal berupa kelebihan-kelebihan yang dimiliki untuk dimanfaatkan dan dikembangkan dalam rangka meraih peluang. Kelemahan merupakan faktor internal berupa kekurangan-kekurangan yang dimiliki suatu sistem yang dapat menghambat perolehan peluang Kotler 1994. Dalam mengidentifikasi peluang opportunity, ancaman threat, kekuatan strength, dan kelemahan weakness diperlukan tahapan input yang menggunakan External Factor Evaluation Matrix EFE dan Internal Factor Evaluation Matrix IFE David 2007. Analisis Strength Weakness Opportunity Threat SWOT merupakan tahapan analisis pencocokan matching dari faktor eksternal dan internal. Analisis ini merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor internal