Pendekatan Valuasi Ekonomi dan Formulasi Strategi RTH
18
III KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini terdiri dari kerangka pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran operasional. Kerangka pemikiran teoritis berisi
penjelasan secara rasional terkait objek yang diteliti yang didukung oleh berbagai acuan secara teoritis, sedangkan kerangka pemikiran operasional adalah kerangka
pemikiran yang menyatakan tentang urutan dari langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1
Contingent Valuation Method CVM
Contingent Valuation Method CVM merupakan salah satu teknik valuasi ekonomi dengan cara menanyakan kepada masyarakat mengenai suatu nilai atau
harga dari suatu komoditas yang tidak memiliki harga pasar seperti barang publik atau barang lingkungan secara sederhana Berry and Martha 2002. CVM
menggunanakan pendekatan secara langsung terhadap masyarakat atau individu yang tidak memiliki hak atas suatu sumber daya alam, barang danatau jasa
lingkungan dengan menggunakan Willingness to Pay WTP untuk mendapatkan suatu nilai atau harga dari jasa lingkungan atau berupa tambahan manfaat dari
adanya suatu barang lingkungan. Penggunaan Willingness to Accept WTA dilakukan untuk mendapatkan nilai atau harga dari besaran kompensasi suatu
kerusakan atau penurunan manfaat barang lingkungan dimana masyarakat atau individu yang ditanya memiliki hak atas suatu sumberdaya, barang danatau jasa
lingkungan Fauzi 2004. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan WTP dikarenakan nilai yang hendak didapatkan adalah harga dari
jasa lingkungan atau berupa tambahan manfaat dari adanya RTH Taman Kota Waduk Pluit.
Teknik valuasi ekonomi CVM memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah sebegai berikut Hanley dan Spash 1993:
19
1. CVM dapat digunakan di berbagai kondisi dan konteks kebijakan serta kerap
menjadi alat analisis satu-satunya dalam melakukan pendekatan nilai ekonomi suatu barang atau jasa lingkungan.
2. CVM dapat mengestimasi nilai suatu barang atau jasa lingkungan meskipun
barang atau jasa lingkungan tersebut tidak digunakan secara langsung dengan melakukan estimasi nilai utilitas dari barang atau jasa lingkungan.
3. CVM dapat diaplikasikan pada berbagai jenis barang atau jasa lingkungan di
sekitar masyarakat. 4.
CVM memerlukan analisis yang baik, namun hasil penelitian tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan.
Penggunaan teknik CVM memiliki kelemahan dalam pengumpulan data dengan munculnya berbagai bias Tietenberg 1988 antara lain:
1. Bias Strategi Strategic Bias
Terdapat pemberian nilai bias pada WTP, pemberian nilai WTP yang kecil dengan alasan dan pemikiran adanya responden lain yang bersedia memberikan
nilai yang lebih besar dalam peningkatan kualitas lingkungan atau pun sebaliknya, responden memberikan nilai yang terlalu besar dari nilai yang
sesungguhnya mereka rasakan dikarenakan ada kepentingan tertentu. 2. Bias Informasi Information Bias
Bias terhadap informasi dapat terjadi apabila responden yang dimintai penilaian terhadap suatu sumber daya, barang danatau jasa lingkungan guna
memperoleh WTP tidak pernah mengetahui atau merasakan secara langsung sumber daya, barang danatau jasa lingkungan yang ditanyakan.
3. Bias Titik Awal Starting Point Bias Bias terhadap titik awal bisa terjadi saat instrumen survey yang ditanyakan
kepada responden menimbulkan bias. Perancangan rentang nilai pada suatu instrumen survey bisa mempengaruhi jawaban dari responden.
4. Bias Hipotetik Hypothetical Bias Bias hipotetik dapat timbul dikarenakan responden dihadapkan pada situasi
yang dibuat-buat, bukan yang sebenarnya. Responden yang tahu bahwa mereka tidak akan sungguh-sungguh diminta untuk membayar akan cenderung
memberikan nilai yang tidak sesuai dengan pertimbangan sesungguhnya.