Pengertian Willingness to Pay WTP

19 1. CVM dapat digunakan di berbagai kondisi dan konteks kebijakan serta kerap menjadi alat analisis satu-satunya dalam melakukan pendekatan nilai ekonomi suatu barang atau jasa lingkungan. 2. CVM dapat mengestimasi nilai suatu barang atau jasa lingkungan meskipun barang atau jasa lingkungan tersebut tidak digunakan secara langsung dengan melakukan estimasi nilai utilitas dari barang atau jasa lingkungan. 3. CVM dapat diaplikasikan pada berbagai jenis barang atau jasa lingkungan di sekitar masyarakat. 4. CVM memerlukan analisis yang baik, namun hasil penelitian tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan. Penggunaan teknik CVM memiliki kelemahan dalam pengumpulan data dengan munculnya berbagai bias Tietenberg 1988 antara lain: 1. Bias Strategi Strategic Bias Terdapat pemberian nilai bias pada WTP, pemberian nilai WTP yang kecil dengan alasan dan pemikiran adanya responden lain yang bersedia memberikan nilai yang lebih besar dalam peningkatan kualitas lingkungan atau pun sebaliknya, responden memberikan nilai yang terlalu besar dari nilai yang sesungguhnya mereka rasakan dikarenakan ada kepentingan tertentu. 2. Bias Informasi Information Bias Bias terhadap informasi dapat terjadi apabila responden yang dimintai penilaian terhadap suatu sumber daya, barang danatau jasa lingkungan guna memperoleh WTP tidak pernah mengetahui atau merasakan secara langsung sumber daya, barang danatau jasa lingkungan yang ditanyakan. 3. Bias Titik Awal Starting Point Bias Bias terhadap titik awal bisa terjadi saat instrumen survey yang ditanyakan kepada responden menimbulkan bias. Perancangan rentang nilai pada suatu instrumen survey bisa mempengaruhi jawaban dari responden. 4. Bias Hipotetik Hypothetical Bias Bias hipotetik dapat timbul dikarenakan responden dihadapkan pada situasi yang dibuat-buat, bukan yang sebenarnya. Responden yang tahu bahwa mereka tidak akan sungguh-sungguh diminta untuk membayar akan cenderung memberikan nilai yang tidak sesuai dengan pertimbangan sesungguhnya. 20

3.1.2 Tahapan Willingness to Pay WTP

Willingness to Pay yaitu nilai yang bersedia dibayar oleh warga yang tinggal dan menetap di sekitar RTH Taman Kota Waduk Pluit sebagai balas jasa akibat peningkatan kualitas lingkungan dari keberadaan RTH Taman Kota Waduk Pluit dan juga agar tetap dapat merasakan jasa lingkungan, ekonomi, dan sosial dari RTH tersebut. Dalam menganalisis WTP diperlukan suatu asumsi yang mana asumsi adalah suatu anggapan atau pernyataan yang sudah dianggap benar berdasarkan beberapa teori atau hasil observasi yang sudah dilakukan. Asumsi diperlukan dalam melakukan penelitian ini untuk menyederhanakan dan memperjelas inti permasalahan dalam pelaksanaan penelitian ini. Beberapa asumsi yang perlu dibentuk dalam pengungkapan preferensi nilai Willingness to Pay dari setiap responden yang telah ditentukan antara lain: 1. Responden merupakan warga yang tinggal dan menetap di daerah Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang mengetahui danatau merasakan keberadaan RTH Taman Kota Waduk Pluit. 2. Nilai WTP yang diberikan merupakan nilai maksimum atau tertinggi yang bersedia dibayar responden apabila kondisi iuaran atau pembayaran atas jasa lingkungan dari RTH benar-benar dilakukan. 3. Responden dipilih dengan cara Purposive Sampling yang merupakan penentuan sampel secara non probabilitas terhadap responden yang memenuhi kriteria-kriteria yang dibutuhkan danatau sudah ditentukan sebelumnya Scheaffer et al. 1990. 4. Kuisioner sudah dibentuk sedemikian rupa agar sesuai dengan metode yang akan digunakan dan responden yang dipilih. 5. Responden mengerti dan paham akan kuisioner yang diajukan dan mengisinya sesuai dengan kemampuan dan keinginan dari masing-masing responden. Dalam memperoleh nilai Willingness to Pay diperlukan beberapa tahapan agar nilai tersebut dapat diperoleh secara baik dan benar. Ada pun tahapan dalam analisis nilai WTP Hanley dan Spash 1993 antara lain: