12
2.2 Pendekatan Valuasi Ekonomi dan Formulasi Strategi RTH
Penilaian nilai ekonomi atau valuasi ekonomi terhadap nilai RTH sudah banyak dilakukan secara global khususnya pada negara-negara yang sudah maju.
Namun hal yang sebaliknya terjadi pada negara yang belum maju atau negara berkembang, dimana pembangunan kawasan urban masih lebih diutamakan dari
pada kawasan yang diperuntukan untuk menjaga kondisi lingkungan. Hal tersebut mengakibatkan pengembangan kawasan RTH menjadi dikesampingkan.
Para stake holder tidak mengetahui bahwa keberadaan keuntungan dari RTH selain dapat berfungsi untuk menjaga lingkungan juga dapat meningkatkan
harga propeti di wilayah sekitarnya dan juga dapat menjadi nilai tambah bagi wilayah tersebut. Dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan RTH, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan secara seksama untuk mencari hubungan antara pemerintah, urban planners, masyarakat, dan pengembang properti agar
tercipta kerjasama yang baik dan dapat menghasilkan tata kota yang baik pula. Faktor yang mempengaruhi nilai dari suatu properti antara lain adalah lokasi,
kualitas, dan perlengkapan rumah atau apartmen, umur bangunan dan aksesbilitas, tipe atau jenis, struktur, kualitas lingkungan, dan keamanan. Dimana untuk
menilai secara ekonomi manfaat dari RTH dengan menggunakan harga properti dapat menggunakan metode HPM Hedonic Price Method Takacs 2013.
Selain melakukan pendekatan HPM, valuasi nilai manfaat Ruang Terbuka Hijau juga dapat diperoleh dengan Willingness to Pay WTP dimana peneliti
menanyakan secara langsung preferensi dari responden yang sudah ditentukan untuk memperoleh nilai yang diungkapkan oleh responden tersebut. WTP
merupakan bagian dari Contigent Valuation Method yang mana peneliti memerlukan sejumlah responden untuk mendapatkan nilai yang dicari. Dalam
menggunakan WTP, penyusunan dan pembentukan format pertanyaan atau kuisioner serta cara penyampaian informasi dan pertanyaan sangat perlu
diperhatikan untuk memperoleh keakuratan data yang diungkapkan oleh responden. Peneliti harus dapat membuat situasi dan meyakinkan bahwa
responden tidak akan sungguh-sungguh membayar sejumlah uang seperti apa yang mereka ungkapkan Anton 2005. Pada penelitian ini, valuasi ekonomi dari
RTH Taman Kota Waduk Pluit Jakarta Utara akan menggunakan WTP untuk
13
mengetahui manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar Ruang Terbuka Hijau dan untuk memperoleh nilai RTH tersebut secara moneter.
Untuk melakukan suatu formulasi strategi pengembangan sebuah wilayah terbuka atau taman di Inggris yang mempertimbangkan aspek internal dan
eksternal dengan pertimbangan nila intrinsic dan instrumental value, nilai dari taman dan ruang terbuka bagi penduduk, kontribusi dalam ambisi perbaikan
tempat tinggal dan bagaimana suatu taman atau ruang terbuka dapat mengantarkan tujuan dalam perbaikan lingkungan dengan cara perbaikan
kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran, pengembangan individu, pengembangan kota, dan komunitas maka digunakan analisis Strength Weakness Opportunity
Threat SWOT Curtin 2014.
2.3 Pengertian Willingness to Pay WTP
Willingness to Pay WTP merupakan pengukuran nilai atau jumlah maksimum yang ingin dibayar atau dikorbankan suatu individu untuk
mendapatkan atau mempertahankan manfaat berupa barang danatau jasa yang dapat dihasilkan suatu sumberdaya dan lingkungan. WTP berfungsi untuk
mendefinisikan nilai suatu sumberdaya dan lingkungan secara ekonomi dengan besaran moneter Fauzi 2004. WTP merupakan bagian dari CVM atau Contigent
Valuation Method yang digunakan pelaku survey untuk memperoleh preferensi yang dinyatakan suatu individu dalam menilai suatu keadaan lingkungan atau
sumberdaya yang bersifat nonmarket benefit value Connell and Walls 2005. Willingness to Pay WTP juga dapat bermakna preferensi seseorang
terhadap nilai suatu benda danatau jasa lingkungan adalah kesediaan dan kemampuan seseorang untuk mengorbankan sesuatu. Dalam keterkaitannya
dengan nilai moneter, „sesuatu‟ yang dimaksud adalah dalam ukuran uang atau harga. Harga yang hendak dibayar atau dikorbankan seseorang tentu akan berbeda
dengan orang lain, yang mengakibatkan perbedaan tersebut adalah preferensi dari masing-masing individu. Perbedaan preferensi tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti pendidikan, kebutuhan akan barang atau jasa lingkungan tertentu, pendapatan, jenis kelamin, dan beberapa faktor lainnya. Besaran
Willingness to Pay bersifat diminishing willingness to pay dengan asumsi awal