61
b. Total Work
Nilai total work yang didapat berkisar antara 0,1375-1,4025 mJ dengan kombinasi warna merah hingga biru. Nilai total work terendah
ditunjukan dengan area yang berwarna biru, nilai tertinggi ditunjukan dengan area yang berwarna merah sedangkan nilai rata-rata ditunjukan
dengan warna hijau. Grafik hasil optimasi variabel respon total work terdapat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik hasil optimasi variabel respon total work Nilai optimasi dari total work terdapat pada sumbu vertikal
dengan nilai sebesar Y 0,33 mJ. Prediksi nilai ini didapat dari variabel perlakuan terdapat pada sumbu horizontal yang terdiri dari sumbu X
1
sebagai waktu, sumbu X
2
sebagai suhu, dan ketebalan sebesar 0,50 mm sebagai faktor aktual.
c. Fracturability
Nilai fracturability yang didapat berkisar antara 73,25-337,125 g. Nilai terendah ditunjukan dengan area yang berwarna biru, nilai
tertinggi ditunjukan dengan area yang berwarna merah sedangkan nilai rata-rata ditunjukan dengan warna hijau. Grafik hasil optimasi variabel
respon fracturability terdapat pada Gambar 15.
118.11 124.05
130.00 135.95
141.89 12.03
13.51 15.00
16.49 17.97
0.3 0.51
0.72 0.93
1.14
T o
ta l
w o
rk
A: Suhu B: Waktu
Design-Expert® Software Original Scale
Total work 1.4025
0.1375 X1 = A: Suhu
X2 = B: Waktu Actual Factor
C: Tebal = 0.50
62 Gambar 15. Grafik hasil optimasi variabel respon fracturability
Grafik yang ditampilkan berwarna hijau hingga merah. Grafik ini menunjukan area yang nilai responnya memenuhi kriteria. Kriteria
yang diinginkan pada fracturability adalah pada nilai target dengan perbandingan yang dilakukan pada nilai fracturability produk
pembanding. Nilai optimasi dari fracturability terdapat pada sumbu dengan nilai sebesar Y 136,50 g. Prediksi nilai ini didapat dari variabel
perlakuan terdapat pada sumbu horizontal yang terdiri dari sumbu X
1
sebagai waktu, sumbu X
2
sebagai suhu, dan ketebalan sebesar 0,50 mm sebagai faktor aktual.
Keterkaitan suhu dengan fracturability berbanding terbalik. Dengan semakin besarnya suhu pemanggangan, maka fracturability
akan semakin rendah. Waktu pemanasan juga memiliki korelasi negatif dengan tingkat fracturability. Semakin lama waktu pemanasan,
maka produk akan semakin mudah dipatahkan Fellows, 2000. Berbeda dengan suhu dan waktu yang berbanding terbalik. Ketebalan
berbanding lurus dengan fracturability. Apabila produk semakin tebal, maka fracturability juga akan semakin besar.
118.11 124.05
130.00 135.95
141.89 12.03
13.51 15.00
16.49 17.97
120 170
220 270
320
F ra
c tu
ra b
il it
y
A: Suhu B: Waktu
Design-Expert® Software Original Scale
Fracturability 337.125
73.25 X1 = A: Suhu
X2 = B: Waktu Actual Factor
C: Tebal = 0.50
63
3. Validasi Hasil Optimasi Formulasi I dengan Response Method Surface