Alat penangkap ikan Keadaan Umum Perikanan Tangkap

mengalami penurunan yang drastis namun pada Tahun 2004-2008 volume produksi mengalami peningkatan kembali dalam jumlah yang sangat kecil. Peningkatan volume produksi pada Tahun 2006 tidak diikuti dengan peningkatan nilai produksi. Hal ini terlihat pada peningkatan volume produksi sebesar 137 ton tetapi nilai produksinya mengalami penurunan sebesar Rp793.117.000, sehingga mengindikasikan bahwa pada Tahun 2006 jumlah armada yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Karangantu meningkat, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan fasilitas pendaratan di PPP Karangantu, sehingga menyebabkan hasil tangkapan mengalami penurunan secara kualitas yang mengakibatkan nilai produksi menurun. Pada analisis regresi linear Gambar 10, didapatkan persamaan regresi y = - 126.8x + 25640, hal ini mengindikasikan bahwa setiap tahunnya volume produksi akan mengalami penurunan sebesar 126,8 ton. Pada Gambar 11 didapatkan garis tren yang meningkat dan persamaan regresi linearnya adalah y = 72360x - 1E+09, hal ini mengindikasikan bahwa setiap tahunnya nilai produksi akan mengalami peningkatan sebesar Rp72.360.000.

5.2.3 Alat penangkap ikan

Penggunaan suatu jenis alat tangkap sangat berpengaruh terhadap jenis hasil tangkapan. Hal ini sangat berkaitan dengan tingkah laku ikan. Pada umumnya alat tangkap yang digunakan di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu antara lain: bagan perahu, gillnet, jaring payang, jaring rampus, jaring rajungan, jaring dogol, pancing, dan beberapa alat tangkap lainnya. Secara umum jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Karangantu masih berifat tradisional dan usaha penangkapan dengan skala kecil dimana operasi penangkapannya didominasi one day fishing. Jenis dan jumlah alat tangkap yang digunakan di PPP Karangantu Tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa perkembangan unit alat tangkap di PPP Karangantu selama Tahun 2004-2009 cenderung meningkat kecuali pada Tahun 2005. Jumlah unit alat tangkap pada Tahun 2005 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 296 unit menjadi 276 unit. Hal tersebut berarti bahwa Tahun 2005 mengalami penurunan jumlah unit alat tangkap sebesar 20 unit. Selanjutnya pada Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009, jumlah unit alat tangkap mengalami peningkatan secara perlahan. Jumlah unit alat tangkap terbesar terjadi pada Tahun 2008 sebesar 354 unit, sedangkan jumlah unit alat tangkap terkecil terjadi pada Tahun 2005. Perkembangan dan garis tren jumlah alat tangkap di PPP Karangantu selama Tahun 2004-2009 disajikan pada Gambar 12. Tabel 6 Perkembangan unit alat tangkap di PPP Karangantu Tahun 2004-2009 No. Alat tangkap Tahun unit 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jaring Angkat 82 33 33 77 93 68 2 Gill Net 22 27 27 23 20 37 3 Jaring Payang 40 45 45 41 38 13 4 Jaring Rampus 45 54 54 41 44 64 5 Jaring Rajungan 45 56 58 70 77 85 6 Jaring Dogol 47 37 37 37 51 32 7 Pancing 15 24 24 18 31 20 Jumlah 296 276 278 307 354 319 Sumber: Laporan Tahunan PPP Karangantu Gambar 12 Perkembangan dan garis tren jumlah unit alat tangkap. Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa tren jumlah unit alat tangkap mengalami tren yang meningkat. Pada analisis regresi linear didapatkan persamaan regresi y = 10.8x - 21365, hal ini mengindikasikan bahwa setiap tahunnya jumlah unit alat tangkap di PPP Karangantu akan mengalami peningkatan sebesar 11 unit. Persentase jumlah unit alat tangkap Tahun 2009 disajikan pada Gambar 13. Gambar 13 Persentase jumlah unit alat tangkap Tahun 2009. Berdasarkan Gambar 13, terlihat bahwa persentase jumlah unit alat tangkap terbesar adalah jaring rajungan sebesar 27. Persentase alat tangkap lainnya adalah 21 jaring angkat, 20 jaring rampus, 12 gillnet, 10 jaring dogol, 6 pancing, dan 4 payang.

5.2.4 Kapal penangkap ikan