2.3 Metode Pengoperasian
Pengoperasian jaring rajungan dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penurunan jaring setting, tahap penarikan jaring hauling, dan
tahap pengambilan hasil tangkapan. Setiap satu trip penangkapan rajungan membutuhkan waktu satu hari Miskiya 2003.
Tahap persiapan dilakukan sebelum operasi penangkapan dilaksanakan, meliputi persiapan alat tangkap, pemeriksaan keadaan perahu dan mesinnya. Alat
tangkap yang akan dioperasikan disusun atau disimpan di sisi kiri dari perahu, sedangkan pelampung tanda diletakkan di sebelah kanan perahu. Persiapan perahu
dan mesin mencakup pemeriksaan kondisi perahu dan mesinnya, serta pengisian bahan bakar pada mesin Miskiya 2003.
Setelah semua peralatan disiapkan, maka perahu siap diberangkatkan menuju daerah penangkapan ikan fishing ground. Pada saat di daerah
penangkapan juru mudi menugaskan dua orang nelayan untuk mempersiapkan alat tangkap yang akan digunakan, yaitu merangkai jaring dengan cara mengikat
sambungan tiap set jaring, sehingga jaring yang akan diturunkan tersusun rapi dan siap dioperasikan Miskiya 2003.
Tahap penurunan jaring setting dilakukan oleh empat orang nelayan. Setting dimulai dengan menurunkan pelampung tanda dan talinya, lalu batu
pemberat. Selanjutnya perahu dijalankan perlahan dan petaur menurunkan jaring pis per pis hingga terbentang sempurna. Setelah seluruh badan jaring terpasang
dalam air, lalu diturunkan batu pemberat dan pelampung tanda Miskiya 2003. Tahap penarikan jaring hauling dilakukan oleh 4 orang nelayan.
Penarikan jaring dimulai dengan pengangkatan pelampung tanda dan batu pemberat, kemudian pelampung tersebut dilepas ikatannya dari jaring rajungan.
Saat hauling, posisi nelayan berada di sisi kanan haluan perahu dan menarik jaring secara perlahan Miskiya 2003.
2.4 Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan
Sumberdaya perikanan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui tetapi terbatas. Sumberdaya tersebut dapat mengalami penipisan
kelimpahan abundance bahkan kemusnahan collapse jika dibiarkan dalam
keadaan nirkelola. Pengkajian stok dalam arti yang sebenarnya adalah mencakup segala upaya riset yang dilakukan untuk mengetahui respon sumberdaya ikan
terhadap kebijakan pengelolaan Widodo 2002. Pengkajian stok diartikan sebagai suatu riset yang ditujukan untuk
membuat prediksi kuantitatif tentang reaksi dari populasi ikan yang bersifat dinamis terhadap sejumlah alternatif pengelolaan dengan menggunakan sejumlah
metode dan penghitungan statistik serta matematik. Prediksi kuantitatif, misalnya terhadap batas produksi yang diperbolehkan, resiko yang dapat ditimbulkan oleh
penangkapan yang berlebihan overfishing atas sejumlah populasi yang tengah memijah spawning, dan perlunya memberikan kesempatan ikan untuk tumbuh
mencapai ukuran tertentu yang diinginkan sebelum dieksploitasi Widodo 2002. Sebelum menduga stok ikan di suatu perairan, perlu menetapkan
berapakah luasnya populasi ikan dan industri penangkapan yang dapat diperlakukan sebagai satu sistem unit. Tidaklah mudah untuk mendefinisikan satu
unit stok, karena menurut Cushing 1967 diacu dalam Aziz satu spesies atau sub spesies sering sekali terdiri dari sejumlah stok. Menurut Gulland diacu dalam
Aziz 1989, satu grup ikan dapat diperlakukan sebagai satu unit stok, jika hasil pendugaan dan studi-studi populasi lainnya dalam grup ikan itu, perbedaannya
tidak berarti dari keadaan sesungguhnya. Demikian pula, kejadian di luar unit stok tidak mempengaruhi efek yang nyata terhadapnya.
Konsep dasar mendeskripsikan dinamika sumberdaya perairan yang dieksploitasi adalah stok. Suatu stok adalah sub gugus dari suatu spesies yang
umumnya dianggap sebagai unit taksonomi dasar. Prasyarat untuk identifikasi stok adalah kemampuan untuk memisahkan spesies yang berbeda. Stok diartikan
sebagai suatu sub gugus dari satu spesies yang mempunyai parameter pertumbuhan dan mortalitas yang sama, serta menghuni suatu wilayah geografis
tertentu Sparre and Venema 1999. Konsep stok berkaitan erat dengan konsep parameter pertumbuhan dan
mortalitas. Parameter pertumbuhan merupakan nilai numerik dalam persamaan dimana dapat diprediksi ukuran badan ikan setelah mencapai umur tertentu.
Parameter mortalitas mencerminkan suatu laju kematian hewan, yakni jumlah kematian per unit waktu. Parameter mortalitas yang dimaksud adalah mortalitas
penangkapan yang mencerminkan kematian karena penangkapan dan mortalitas alami yang merupakan kematian karena sebab-sebab lain pemangsaan, penyakit,
dan lain-lain Sparre and Venema 1999. Ketersediaan stok ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
pertumbuhan dan kematian. Pertumbuhan pada tingkat individu dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu periode tertentu,
sedangkan pertumbuhan populasi diartikan sebagai pertambahan jumlah. Faktor- faktor yang paling banyak mempengaruhi pertumbuhan adalah jumlah dan ukuran
pakan yang tersedia, jumlah individu yang menggunakan pakan yang tersedia, kualitas air terutama suhu, oksigen terlarut, umur, ukuran ikan, serta kematangan
gonad Effendi 1997.
2.5 Model Surplus Produksi