2.9 Kriteria Investasi
Suatu penilaian terhadap proyek atau unit penangkapan ikan, diperlukan analisis finansial dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut
serta dalam menyukseskan pelaksanaan proyek. Analisis proyek ini dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau
yang berkepentingan langsung dalam proyek Kadariah dan Gray 1999. Dalam rangka mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik atau
tidaknya suatu proyek, telah dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut investment criteria. Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan
Kadariah dan Gray 1999. Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value NPV dan Net Benefit Cost Ratio Net BC.
Menurut Kadariah dan Gray 1999, Net Present Value NPV merupakan selisih antara nilai sekarang present value dari keuntungan benefit dan nilai
sekarang dari biaya. Purba 1997 menambahkan jika NPV lebih besar dari nol berarti keuntungan lebih besar dari biaya sehingga proyek tersebut layak
favourable sedangkan jika NPV lebih kecil dari nol berarti keuntungan yang ada tidak dapat menutupi biaya yang ada sehingga proyek tersebut tidak layak
unfavourable. Net Benefit Cost Ratio Net BC merupakan perbandingan antara total
nilai sekarang dari keuntungan bersih pada tahun yang berkeuntungan bersih positif dengan tahun yang berkeuntungan bersih negatif. Jika Net BC lebih besar
daripadasama dengan 1 maka proyek tersebut layak sebaliknya jika Net BC kurang dari 1 maka proyek tersebut tidak layak Kadariah et al. 1999.
3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI
Kegiatan usaha penangkapan rajungan atau eksploitasi rajungan yang berlebihan setiap tahunnya akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok pada
sumberdaya rajungan. Unit penangkapan ikan di Perairan Teluk Banten jumlahnya semakin meningkat tiap tahunnya. Peningkatan unit penangkapan
tersebut diiringi dengan peningkatan aktivitas atau usaha penangkapan rajungan di Perairan Teluk Banten. Aktivitas atau usaha penangkapan yang semakin meningat
terus-menerus akan menyebabkan kerusakan atau bahkan kepunahan pada sumberdaya rajungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengkajian pengelolaan
pemanfaatan sumberdaya rajungan dengan memperhatikan aspek teknis, aspek biologi, dan aspek ekonomi.
Aspek teknis yang dikaji yaitu berupa konstruksi alat tangkap, metode pengoperasian, dan produktivitas alat tangkap jaring rajungan, aspek biologi
berupa potensi sumberdaya rajungan, dan aspek ekonomi berupa tingkat upaya pemanfaatan yang menghasilkan keuntungan maksimum lestari. Aspek teknis,
aspek biologi, dan aspek ekonomi digunakan untuk melakukan analisis, yaitu analisis bioteknis dan analisis bioekonomibionomi. Analisis bioteknis dilakukan
dengan memperhatikan aspek teknis dan aspek biologi, sehingga didapatkan parameter r, q, K, untuk menentukan nilai MSY. Analisis bionomi dilakukan
dengan memperhatikan aspek biologi dan aspek ekonomi yang didasarkan pada parameter ekonomi seperti biaya penangkapan c, harga hasil tangkapan p,
discount rate δ, untuk menentukan nilai MEY dan OA.
Setelah analisis bioteknis dan analisis bionomi dilakukan, maka dapat dilakukan pula suatu analisis ekonomi dari sumberdaya rajungan, yaitu analisis
investasi optimal NPV dan Net BC. Melalui seluruh analisis yang telah dilakukan, maka akan diperoleh suatu pola atau model pengelolaan dan investasi
sumberdaya perikanan rajungan dengan jaring rajungan di Teluk Banten. Tahap penelitian Model Pengelolaan dan Investasi Optimal Sumberdaya Rajungan
dengan Jaring Rajungan di Teluk Banten dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Kerangka pendekatan studi model pengelolaan dan investasi optimal sumberdaya rajungan dengan jaring rajungan di Teluk Banten.
Aspek Teknik
Model Pengelolaan pada Sumberdaya Rajungan Usaha Perikanan Rajungan dengan Jaring Rajungan di
Perairan Teluk Banten
Aspek Biologi Aspek Ekonomi
Analisis Bioteknik r, q, K untuk menentukan
MSY Analisis Bioekonomi p, c,
δ untik menentukan MEY dan OA
Analisis Investasi Optimal Sumberdaya Rajungan di Perairan Teluk Banten
4 METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat