Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa nilai biaya riil input tertinggi terjadi pada Tahun 2008 sebesar Rp0,000036 juta per trip, sedangkan nilai biaya
riil input terendah terjadi pada Tahun 2000 sebesar Rp0,000020 juta per trip. Selain itu, pada Tabel 17 juga didapatkan nilai biaya riil rata-rata sebesar
Rp0,000028 juta per trip. Tabel 17 Data series biaya riil input sumberdaya rajungan Tahun 2000-2008
Tahun IHK Biaya Biaya
riil riil seluruh
sumberdaya Rp juta per trip
sumberdaya rajungan
Rp juta per trip
2000 84,36
0,06 0,000020
2001 96,69
0,07 0,000023
2002 100,00 0,07 0,000023
2003 100,57 0,07 0,000024
2004 111,40 0,08 0,000026
2005 123,05 0,08 0,000029
2006 141,72 0,10 0,000033
2007 154,00 0,11 0,000036
2008 154,52 0,11 0,000036
Rata-Rata 118,48 0,08
0,000028
Sumber: Data diolah dari statistik PPP Karangantu pada Lampiran 16
6.3.2 Estimasi harga output
Hasil estimasi harga output sumberdaya rajungan Tahun 2000-2008 pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 18. Pada Tabel 18, diketahui bahwa besaran
rata-rata harga riil output sumberdaya rajungan adalah sebesar Rp15,11 juta per ton.
Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa nilai harga riil output tertinggi terjadi pada Tahun 2008 sebesar Rp19,71 juta per ton, sedangkan nilai harga riil
output terendah terjadi pada Tahun 2000 sebesar Rp10,76 juta per ton. Selain itu, pada Tabel 17 juga didapatkan nilai harga riil rata-rata sebesar Rp15,11 juta per
ton.
Tabel 18 Data series harga riil output sumberdaya rajungan Tahun 2000-2008
Tahun IHK Harga riil
Rp. Juta per ton
2000 84,36
10,76 2001
96,69 12,33
2002 100,00 12,76 2003 100,57 12,83
2004 111,40 14,21 2005 123,05 15,70
2006 141,72 18,08 2007 154,00 19,64
2008 154,52 19,71
Rata-rata 118,48 15,11
Sumber: Data olahan
6.3.3 Estimasi tingkat discount rate
Discount rate digunakan untuk menjembatani aspek pengelolaan yang bersifat intertemporal yang terdapat pada model dinamik. Nilai real discount rate
r diperoleh dengan menentukan nilai pure time preference , elastisitas pendapatan terhadap konsumsi sumberdaya alam , dan laju pertumbuhan
ekonomi konsumsi sumberdaya alam g terlebih dahulu. Pada penelitian ini nilai yang digunakan adalah nilai market discount
rate sebesar 12 . Standar elastisitas pendapatan terhadap konsumsi sumberdaya alam ditentukan berdasar pendekatan Brent 1990 diacu dalam Sobari dan
Muzakir 2009 sebesar 1, laju pertumbuhan ekonomi konsumsi sumberdaya alam diperoleh dari hasil perhitungan regresi linear yang diadopsi dari teknik yang
dikembangkan oleh Kula 1984, yaitu sebesar 2,80, sehingga diperoleh nilai real discount rate sebesar 9,2. Perhitungan discount rate model Kula lebih rinci
dapat dilihat pada Lampiran 17. Berdasarkan nilai discount rate tersebut maka dapat diperoleh nilai annual continues discount rate melalui
sebesar 8,8. Selain itu, dalam penelitian ini juga dipakai nilai discount rate yang biasa digunakan oleh World Bank dalam menilai sumberdaya alam di negara-
negara berkembang yaitu sebesar 10 , 12 , 15 , dan 18.
6.3.4 Analisis model statik sumberdaya rajungan