6.3.4 Analisis model statik sumberdaya rajungan
Model optimasi statik merupakan model yang menggunakan pendekatan statik dalam analisisnya. Pendekatan statik adalah pendekatan yang tidak
menggunakan parameter discount rate dalam analisis optimasinya yang meliputi Open Access OA, Maximum Economic Yield MEY dan Maximum Sustainable
Yield MSY. Analisis optimasi dari setiap kondisi pengelolaan sumberdaya rajungan pada penelitian ini menggunakan rumus yang tertera pada Tabel 3. Hasil
analisis optimasi statik sumberdaya rajungan pada berbagai model dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Hasil analisis optimasi statik dengan Model Schnute, CYP, dan W-H.
Model Model Biomass Produksi
Effort Rente ekonomi
estimasi pengelolaan ×
h E
π SDI ton
ton trip
RpJuta Schnute OA
0,02 0,02
8.881 0,00
MEY 200,37
79,92 4.440
1.207,71 MSY
200,36 79,92
4.441 1.207,71
CYP OA
0,01 0,00
1.774 0,00
MEY 3.499,55
443,65 887
6.705,00 MSY
3.499,54 443,65
887 6.705,00
W-H OA
0,49 0,92
500.619 0,00
MEY 3.165,20 2.966,26 250.309
44.822,71 MSY
3.164,95 2.966,26 250.329 44.822,71
Aktual
- 47,69
2.136 720,68
Sumber: Data olahan
6.3.4.1 Analisis model statik sumberdaya rajungan dengan Model Schnute
Berdasarkan hasil analisis optimasi statik yang diperoleh sebagaimana telah disajikan pada Tabel 19, dengan menggunakan Model Schnute dapat
diketahui bahwa nilai x tertinggi terjadi pada kondisi MEY yaitu sebesar 200,37 ton per tahun. Selanjutnya diikuti dengan nilai x pada kondisi MSY sebesar
200,36 ton per tahun dan kondisi open access OA sebesar 0,02 ton per tahun. Tingkat produksi h tertinggi terjadi pada kondisi MEY dan MSY yaitu
sebesar 79,92 ton per tahun, sedangkan tingkat produksi terendah terjadi pada kondisi OA sebesar 0,02 ton per tahun. Pada kondisi aktual, tingkat produksi
yang terjadi adalah sebesar 47,69 ton per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat produksi aktual belum melebihi tingkat produksi lestari pada kondisi MEY
dan MSY yang berarti bahwa sumberdaya rajungan belum mengalami tangkap lebih secara ekonomi economic overfishing maupun secara biologi biological
overfishing. Tingkat upaya penangkapan terbesar terjadi pada kondisi OA yaitu
sebesar 8.881 trip per tahun, sedangkan tingkat upaya penangkapan terendah terjadi pada kondisi aktual yaitu sebesar 2.136 trip per tahun. Tingkat upaya
penangkapan pada kondisi MEY adalah sebesar 4.440 trip per tahun, sedangkan pada kondisi MSY sebesar 4.441 trip per tahun, sehingga dapat diketahui bahwa
tingkat upaya penangkapan aktual belum melebihi tingkat upaya penangkapan lestari pada kondisi MEY dan MSY. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya
rajungan belum mengalami tangkap lebih secara ekonomi economic overfishing maupun secara biologi biological overfishing.
Tingkat rente ekonomi terbesar terjadi pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar Rp1.207,71 juta per tahun diikuti dengan tingkat rente ekonomi pada
kondisi aktual yaitu sebesar Rp720,68 juta per tahun. Tingkat rente ekonomi yang dicapai pada kondisi aktual lebih kecil dibandingkan dengan tingkat rente
ekonomi pada kondisi MEY dan MSY, hal tersebut disebabkan oleh tingkat produksi dan upaya penangkapan belum dimanfaatkan secara optimal. Tingkat
rente ekonomi pada kondisi open access OA sebesar Rp0 per tahun. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya perikanan yang berada pada kondisi open access
OA, artinya setiap orang dapat berpartisipasi dan tidak ada batasan mengenai besarnya upaya penangkapan yang dikerahkan atau sumberdaya ikan yang boleh
ditangkap, sehingga menyebabkan masyarakat akan terus-menerus melakukan upaya penangkapan selama masih tersedianya produksi sampai seluruh rente
ekonomi terkuras habis. Perbandingan status pemanfaatan sumberdaya rajungan dalam kondisi aktual dan optimasi statik dapat dilihat pada Gambar 33.
Berdasarkan Gambar 33, diketahui bahwa tingkat upaya penangkapan dengan model Schnute memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan nilai lainnya
seperti biomassa x, tingkat produksi h, dan rente ekonomi π. Tingkat upaya
penangkapan terbesar yang diperoleh dari hasil analisis optimasi statik terjadi
pada kondisi OA yaitu sebesar 8.881 trip. Pada Gambar 33, tampak bahwa dengan model Schnute produksi h pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar
79,92 ton lebih besar dibandingkan dengan kondisi aktual sebesar 47,69. Hal ini sesuai dengan hasil estimasi produksi lestari berdasarkan model Schnute yang
menunjukkan bahwa nilai rata-rata produksi lestari sebesar 52,31 ton lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata produksi aktual sebesar 47,69 ton. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa sumberdaya rajungan belum mengalami overfishing.
Gambar 33 Hasil analisis optimasi statik dengan model Schnute.
6.3.4.2 Analisis model statik sumberdaya rajungan dengan Model CYP