overfishing baik overfishing secara biologi biological overfishing maupun ekonomi economic overfishing. Berdasarkan analisis optimal dinamis maka
dapat diketahui bahwa jumlah jaring jarungan yang optimal beroperasi di Perairan Teluk Banten adalah sebesar 178 unit, sehingga apabila dibandingkan dengan
kondisi aktual, jumlah alat tangkap jaring rajungan masih dapat ditambah sebanyak 101 unit. Hal tersebut dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 22.
Tabel 22 Alokasi optimal sumberdaya rajungan di perairan Teluk Banten
Variabel Optimal
dinamik
i=0.088 Optimal
dinamik
i=0.10 Optimal
dinamik
i=0.12 Optimal
dinamik
i=0.15 Optimal
dinamik
i=0.18 Aktual
h ton 78,95
78,78 78,31
77,47 76,48
47,69 E trip
4.931 4.971
5.072 5.219
5.362 2.136
∑ alat 178
179 183
188 193
77 CPUE
tontrip 0,02
0,02 0,02
0,01 0,01
0,02 πRpjuta 13.555,39 12.490,52 10.
441,68 8.376,02
6.982,67 720,68
Sumber: Data olahan
6.4 Investasi Optimal
Investasi optimal diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan pendekatan model estimasi yang cocok untuk perairan Teluk Banten khususnya
perairan sekitar PPP Karangantu yaitu model Schnute. Berdasarkan Tabel 22, dapat diketahui bahwa jumlah optimal alat tangkap jaring rajungan adalah
sebanyak 178 unit dan rente ekonomi optimal sebesar Rp13.555.390.000.
6.4.1 Harga dan biaya
Harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu. Harga jual rajungan tidak berubah pada setiap musim penangkapan
musim puncak dan musim paceklik. Komponen penerimaan dalam analisis kelayakan usaha adalah nilai penjualan hasil produksi, dalam hal ini dijelaskan
pada Tabel 23 dalam komponen harga. Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha dibedakan menjadi dua, yaitu biaya investasi meliputi pengadaan kapal,
mesin, dan alat tangkap dan biaya operasional meliputi biaya BBM, biaya perjalanan, dan komisi hasil tangkapan. Komponen harga dan biaya operasional
telah disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23 Komponen harga dan biaya operasional jaring rajungan
Uraian Nilai Harga Rp juta per ton
15,11000000
Biaya Rp juta per trip 0,00002776
Sumber: Data diolah dari data penelitian Tanggal 14-18 Januari 2010
Berdasarkan Tabel 23, tampak bahwa harga jual rajungan untuk satu ton adalah sebesar Rp15,11 juta per ton. Biaya operasional dalam satu kali trip adalah
sebesar Rp0,00002776 juta per trip. Biaya operasional optimal diperoleh dari nilai rata-rata biaya riil dengan model Schnute yang telah dijelaskan pada Tabel 17
sedangkan harga jual optimal diperoleh dari nilai rata-rata harga riil dengan model
Schnute yang telah dijelaskan pada Tabel 18.
6.4.2 Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di
masa mendatang. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada tahap awal sebelum memulai usaha perikanan jaring rajungan. Besarnya biaya investasi
diperoleh berdasarkan nilai investasi rata-rata responden nelayan Karangantu yang ditanamkan pada awal usaha perikanan jaring rajungan dimulai. Investasi dalam
usaha penangkapan jaring rajungan terdiri atas investasi per unit alat tangkap dan investasi seluruh unit alat tangkap, yaitu sebesar 178 unit. Investasi optimal
dihitung berdasarkan jumlah unit alat tangkap optimal yaitu sebesar 178 unit. Komponen dan biaya investasi usaha perikanan jaring rajungan dapat dilihat pada
Tabel 24.
Tabel 24 Komponen dan nilai investasi usaha perikanan jaring rajungan
Investasi Nilai investasi Rp
Investasi optimal Rp
Kapal 13.000.000,00
2.314.000.000,00 Mesin
3.250.000,00 578.500.000,00
Alat tangkap 5.817.000,00
1.035.426.000,00
Jumlah 22.067.000,00 3.927.926.000,00
Sumber: Data olahan
Berdasarkan Tabel 24, total investasi untuk tiap unit alat yang dibutuhkan oleh nelayan jaring rajungan adalah sebesar Rp22.067.000,00, yang meliputi
investasi kapal sebesar Rp13.000.000,00, mesin sebesar Rp3.250.000,00, dan alat tangkap sebesar Rp5.817.000,00. Pada Tabel 24, tampak bahwa total investasi
sangat tinggi karena setiap komponen biaya investasi telah dikalikan dengan seluruh unit optimal yang diperoleh dari analisis model optimal dinamik dengan
model estimasi Schnute yang berjumlah 178 unit. Biaya total investasi optimal adalah sebesar Rp3.927.926.000,00, dengan perincian investasi kapal investasi
kapal sebesar Rp2.314.000.000,00, mesin sebesar Rp578.500.000,00, dan alat tangkap sebesar Rp1.035.426.000,00.
6.4.3 Analisis kriteria investasi