Analisis model statik sumberdaya rajungan dengan Model CYP

pada kondisi OA yaitu sebesar 8.881 trip. Pada Gambar 33, tampak bahwa dengan model Schnute produksi h pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar 79,92 ton lebih besar dibandingkan dengan kondisi aktual sebesar 47,69. Hal ini sesuai dengan hasil estimasi produksi lestari berdasarkan model Schnute yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata produksi lestari sebesar 52,31 ton lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata produksi aktual sebesar 47,69 ton. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sumberdaya rajungan belum mengalami overfishing. Gambar 33 Hasil analisis optimasi statik dengan model Schnute.

6.3.4.2 Analisis model statik sumberdaya rajungan dengan Model CYP

Berdasarkan hasil analisis optimasi statik yang diperoleh sebagaimana telah disajikan pada Tabel 19, dengan menggunakan model CYP dapat diketahui bahwa nilai x tertinggi terjadi pada kondisi MEY yaitu sebesar 3.499,55 ton per tahun. Selanjutnya diikuti dengan nilai x pada kondisi MSY sebesar 3.499,54 ton per tahun dan kondisi open access OA sebesar 0,01 ton per tahun. Tingkat produksi h tertinggi terjadi pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar 443,65 ton per tahun, sedangkan tingkat produksi terendah terjadi pada kondisi OA sebesar 0,00 ton per tahun. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya perikanan yang berada pada kondisi open access OA, artinya setiap orang dapat berpartisipasi dan tidak ada batasan mengenai besarnya sumberdaya ikan yang dapat ditangkap, sehingga menyebabkan masyarakat akan terus-menerus melakukan upaya penangkapan hingga ketersediaan produksi akan terus terkuras. Pada kondisi aktual, tingkat produksi yang terjadi adalah sebesar 47,69 ton per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat produksi aktual belum melebihi tingkat produksi lestari pada kondisi MEY dan MSY yang berarti bahwa sumberdaya rajungan belum mengalami tangkap lebih secara ekonomi economic overfishing maupun secara biologi biological overfishing. Tingkat upaya penangkapan terbesar terjadi pada kondisi aktual yaitu sebesar 2.136 trip per tahun, diikuti dengan kondisi OA sebesar 1.774 trip per tahun. Tingkat upaya penangkapan terendah terjadi pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar 887 trip per tahun, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat upaya penangkapan aktual telah melebihi tingkat upaya penangkapan lestari pada kondisi MEY dan MSY. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya rajungan telah mengalami tangkap lebih secara ekonomi economic overfishing maupun secara biologi biological overfishing. Tingkat rente ekonomi terbesar terjadi pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar Rp6.705,00 juta per tahun, diikuti dengan tingkat rente ekonomi pada kondisi aktual yaitu sebesar Rp720,68 juta per tahun. Tingkat rente ekonomi yang dicapai pada kondisi aktual lebih kecil dibandingkan dengan tingkat rente ekonomi pada kondisi MEY dan MSY, hal tersebut disebabkan oleh overfishing. Overfishing berdampak pada keuntungan yang diperoleh nelayan sebesar Rp720,68 juta per tahun jauh lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang seharusnya dapat dicapai pada kondisi MEY dan MSY. Tingkat rente ekonomi pada kondisi open access OA sebesar Rp0 per tahun. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya perikanan yang berada pada kondisi open access OA, artinya setiap orang dapat berpartisipasi dan tidak ada batasan mengenai besarnya upaya penangkapan yang dikerahkan atau sumberdaya ikan yang boleh ditangkap, sehingga menyebabkan masyarakat akan terus-menerus melakukan upaya penangkapan selama masih tersedianya produksi sampai seluruh rente ekonomi terkuras habis. Perbandingan status pemanfaatan sumberdaya rajungan dalam kondisi aktual dan optimasi statik dapat dilihat pada Gambar 34. Gambar 34 Hasil analisis optimasi statik dengan model CYP. Berdasarkan Gambar 34, diketahui bahwa tingkat rente ekonomi dengan Model CYP memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan nilai lainnya seperti biomassa x, tingkat produksi h, dan tingkat upaya penangkapan E. Tingkat rente ekonomi terbesar yang diperoleh dari hasil analisis optimasi statik terjadi pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar Rp6.705 juta per tahun. Pada Gambar 34, tampak bahwa dengan model CYP produksi h pada kondisi MEY dan MSY yaitu sebesar 443,65 ton lebih besar dibandingkan dengan kondisi aktual sebesar 47,69. Hal ini tidak sesuai dengan hasil estimasi produksi lestari berdasarkan model CYP yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata produksi lestari sebesar -1.281,07 ton lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata produksi aktual sebesar 47,69 ton. Model ini dianggap kurang sesuai karena tidak mungkin nilai produksi mencapai nilai negatif, sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan sumberdaya rajungan dengan model CYP telah mengalami overfishing.

6.3.4.3 Analisis model statik sumberdaya rajungan dengan Model W-H