Produksi Rajungan Analisis Bioteknik

penelitian yang dihitung dalam satu tahun, sedangkan data sekunder telah menggunakan jumlah unit total yang beroperasi selama satu tahun. Produktivitas per biaya operasional pada data primer Tahun 2010 sebesar 0,0000676 kg per rupiah, sedangkan produktivitas per biaya operasional pada data sekunder Tahun 2008 tidak dapat diperoleh karena biaya operasional hanya dapat diperoleh dari hasil penelitian selama 5 hari. Tabel 11 Nilai produktivitas alat tangkap jaring rajungan di PPP Karangantu Tahun 2008 dan Tahun 2010 Komponen Data sekunder Data primer Tahun 2008 Tahun 2010 Produktivitas per unit kg per unit 209,37 320,00 Produktivitas per trip kg per trip 10,72 5,33 Produktivitas per biaya - 0,00006 Operasional kg per rupiah Sumber: Data diolah dari Laporan Statistik PPP Karangantu Tahun 2008

6.2 Analisis Bioteknik

Analisis bioteknik merupakan analisis gabungan dari dua aspek yaitu aspek biologi dan aspek teknik. Analisis yang dilakukan di Perairan Teluk Banten, khususnya PPP Karangantu meliputi analisis terhadap unit penangkapan rajungan termasuk produksi dan effort aktual rajungan, analisis CPUE, estimasi parameter biologi, dan analisis hasil tangkapan lestari serta effort lestari dalam kondisi Maximum Sustainable Yield MSY.

6.2.1 Produksi Rajungan

Produksi rajungan yang dihasilkan oleh alat tangkap jaring rajungan di PPP Karangantu dari Tahun 2000-2008 cenderung fluktuatif. Perkembangan produksi rajungan di PPP Karangantu dari Tahun 2000-2008 dapat dilihat pada Gambar 20. Berdasarkan Gambar 20, terbukti bahwa perkembangan produksi rajungan di PPP Karangantu dari Tahun 2000-2008 mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya hasil tangkapan tersebut, dipengaruhi oleh jumlah unit penangkapan jaring rajungan yang beroperasi, musim penangkapan, dan ketersediaan rajungan yang akan ditangkap. Apabila ditarik garis lurus trendline akan terlihat tren yang menurun. Hal tersebut berarti hasil tangkapan rajungan cenderung mengalami penurunan mengikuti persamaan linier hasil regresi y= -4.919x + 9906, sehingga diperoleh nilai intercept sebesar 9906 dan nilai slope sebesar -4.919. Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa setiap tahunnya produksi rajungan mengalami penurunan sebesar 4,919 ton. Produksi rajungan yang mengalami tren menurun dapat disebabkan oleh faktor cuaca, seperti saat musim banyaknya rajungan di fishing ground yang dikehendaki, akan tetapi gelombang laut sedang tinggi, sehingga mempengaruhi nelayan untuk tidak melaut dan mengakibatkan jumlah produksi rajungan berkurang. Gambar 20 Perkembangan produksi rajungan di PPP Karangantu Tahun 2000- 2008. Produksi rata-rata rajungan di PPP Karangantu selama periode Tahun 2000-2008 sebesar 47,69 ton. Hasil tangkapan tertinggi terjadi pada Tahun 2004 sebesar 108,91 ton, sedangkan hasil tangkapan terendah terjadi pada Tahun 2006 sebesar 7,99 ton. Secara terperinci mengenai jumlah produksi rajungan dari Tahun 2000-2008 di PPP Karangantu disajikan pada Tabel 12 dan Lampiran 4, 8 dan 12. Tabel 12 Produksi rajungan, Effort jaring rajungan, dan Catch Per Unit Effort CPUE sumberdaya rajungan Tahun 2000-2008 Tahun Produksi aktual Effort CPUE ton trip tontrip 2000 51,58 1.892 0,0273 2001 35,10 1.982 0,0177 2002 50,39 2.974 0,0169 2003 102,63 4.310 0,0238 2004 108,91 3.743 0,0291 2005 17,13 820 0,0209 2006 7,99 601 0,0133 2007 35,18 1.009 0,0349 2008 20,31 1.894 0,0107 Rata-rata 47,69 2.136 0,0216 Sumber: Diolah dari data statistik PPP Karangantu pada Lampiran 4, 8 dan 12

6.2.2 Upaya penangkapan jaring rajungan effort