6.3.5.1 Analisis laju depresiasi dengan model Schnute
Model Schnute sebagaimana telah disajikan pada Tabel 20, menghasilkan nilai koefisien depresiasi tertinggi terjadi pada Tahun 2004 yaitu sebesar 0,3282,
sedangkan nilai koefisien depresiasi terendah terjadi pada Tahun 2008 yaitu sebesar 0,0665. Nilai rata-rata koefisien laju depresiasi sumberdaya rajungan
sebesar 0,2079, yang berarti nilai laju depresiasi sumberdaya rajungan lebih kecil dari nilai batas toleransi sehingga sumberdaya rajungan di Perairan Teluk Banten
khususnya di perairan sekitar PPP Karangantu belum mengalami depresiasi. Hasil analisis sumberdaya rajungan di PPP Karangantu dengan menggunakan model
estimasi Schnute dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 36 Laju depresiasi sumberdaya rajungan dengan model estimasi Schnute. Berdasarkan Gambar 36, terlihat bahwa nilai laju depresiasi setiap
tahunnya selama periode tahun 2000-2008 berada di bawah nilai standar atau lebih kecil dari nilai batas toleransi. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya
rajungan di Perairan Teluk Banten khususnya di perairan sekitar PPP Karangantu belum mengalami depresiasi.
6.3.5.2 Analisis laju depresiasi dengan model estimasi CYP
Model CYP sebagaimana telah disajikan pada Tabel 20, menghasilkan
nilai koefisien depresiasi tertinggi terjadi pada Tahun 2002, 2003, dan 2004 yaitu sebesar 1,
sedangkan nilai koefisien depresiasi terendah terjadi pada Tahun 2006
yaitu sebesar 2,4877E-22. Nilai rata-rata koefisien laju depresiasi sumberdaya
rajungan sebesar 0,6573,
yang berarti nilai laju depresiasi sumberdaya rajungan
lebih besar dari nilai batas toleransi sehingga sumberdaya rajungan di Perairan Teluk Banten khususnya di perairan sekitar PPP Karangantu
sudah mengalami depresiasi. Hasil analisis sumberdaya rajungan di PPP Karangantu dengan
menggunakan model estimasi CYP dapat dilihat pada Gambar 37.
Gambar 37 Laju depresiasi sumberdaya rajungan dengan model estimasi CYP. Berdasarkan Gambar 37, terlihat bahwa nilai laju depresiasi secara umum
selama periode Tahun 2000-2008 berada di atas nilai standar atau lebih besar dari nilai batas toleransi. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya rajungan di
Perairan Teluk Banten khususnya di perairan sekitar PPP Karangantu telah mengalami depresiasi.
6.3.5.3 Analisis laju depresiasi dengan model estimasi W-H