Proses tataniaga daun bawang di Kecamatan Pacet diawali dari penjualan oleh petani kepada pedagang pengumpul kebun kemudian dijual ke beberapa
lembaga pemasaran yang lain. Petani yang menjual ke pedagang pengumpul kebun dikarenakan kondisi petani mengalami hal- hal sebagai berikut;
1. Petani tidak perlu mencari pasar dan menghemat waktu
2. Volume penjualan petani yang masih sedikit untuk tiap hari
3. Biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran tidak sedikit
4. Besar resiko yang ditanggung petani lebih besar akibat pemasaran
5. Adanya standar ukuran produk untuk supermarket.
Hampir semua petani melakukan penjualan daun bawang melalui pedagang pengumpul kebun, namun ada juga petani yang menjual daun
bawangnya melalui pedagang besar atau langsung ke pengecer. Komoditi daun bawang yang dijual melalui pedagang besar oleh petani dipertimbangkan dengan
kualitas daun bawang yang mutunya baik, hal ini dikarenakan untuk memenuhi permintaan supermarket yang telah menjalin kerjasama sebelumnya dengan
pedagang besar tersebut. Sedangkan petani yang menjual langsung ke pedagang pengecer biasanya akan mempertimbangkan biaya angkut dan proses
pengirimannya dengan cara mengkombinasikan komoditi yang lain untuk menghemat biaya.
6.2.1 Saluran Pe masaran 1
Pola saluran pemasaran 1 merupakan saluran terpanjang dalam rantai tataniaga daun bawang yang terdapat di Kecamatan Pacet, yang terdiri dari petani
– pedagang pengumpul kebun PPK – pedagang besar – STA – pedagang pengecer. Dari 20 petani responden dalam sampel yang diambil terdapat 13 petani
responden yang menjual daun bawangnya melalui PPK, dan terkadang satu orang petani responden tidak menjual semua komoditinya ke PPK, dari jumlah 13 petani
terdapat dua kelompok, pertama menjual keseluruhan panen daun bawangnya melalui PPD, dan kelompok yang kedua sebagian hasil panen daun bawang
tersebut dijual ke pedagang besar serta langsung ke pengecer dengan memperhatikan faktor harga dan biaya.
Alasan petani pada kelompok pertama menjual keseluruhan hasil panennya melalui PPK adalah karena petani tidak perlu memasarkan sendiri hasil
panennya, sehingga dapat menghemat biaya pengangkutan. Daun bawang yang dijual petani melalui PPK kemudian diangkut oleh PPK dan siap dikirim ke pihak
lembaga pemasaran berikutnya dalam saluran satu, jika mengalami kerusakan atau tidak laku dijual bukan menjadi tanggungjawab tetapi menjadi tanggung jawab
PPK. Sedangkan kelompok yang kedua petani tidak menjual keseluruhan panennya ke PPK tetapi hanya sebagian daun bawang yang dijual ke pedagang
besar dan pedagang pengecer. Petani menjual sebagian hasil panen daun bawang ke pedagang besar
kemudian pedagang besar menjual daun bawangnya ke pedagang pengecer. Petani yang menjual daun bawangnya ke pedagang besar mempertimbangkan faktor
harga dan keefisienan pengiriman, petani yang melakukan penjualan melalui pedagang besar mengkombinasikan dengan komoditi lain atau mengirim dengan
volume pengiriman dan penjualan yang cukup besar yaitu 1 Ton. Sedangkan rata- rata penjualan daun bawang dari petani responden ke PPK adalah 0,5 Ton. Har ga
rata-rata yang terjadi di petani untuk komoditi daun bawangnya adalah Rp 4.000-6.000 per kilogram.
Daun bawang yang terkumpul di PPK dalam saluran satu kemudian dipasarkan melalui Sub Terminal Agribisnis STA Cigombong, dan daun bawang
yang dipasarkan melalui STA Cigombong oleh PPK dapat mencapai rata-rata 0,5 ton. Berdasakan hasil kuisioner pedagang besar yang berwilayah atau kerjasama
dengan STA dalam satu hari dapat menerima pengiriman daun bawang dari PPK mencapai 2-3 Ton untuk satu responden pedagang besar. Berdasarkan
pengambilan sampel tedapat dua pedagang besar yang mengkhususkan penjualan pemasaran komoditi daun bawang.
Komoditi daun bawang yang terkumpul di STA kemudian dipasarkan ke pasar lokal yaitu, pasar Cipanas, pasar TU bogor, pasar Induk Kramatjati dan
pasar Jembatan Lima Jakarta. Masing- masing pengiriman daun bawang ke pasar lokal tersebut dapat mencapai 1-3 Ton untuk satu kali pengiriman, dalam satu hari
daun bawang yang terkirim dapat mencapai 3 kali pengiriman. Harga yang terjadi di tingkat STA berkisar antara Rp 5.000-5.500 per kilogram, sedangkan harga
komoditas daun bawang yang telah sampai di pedagang pengecer akan mengalami perbedaan di masing- masing pasar yang dituju STA. Contohnya untuk harga daun
bawang di pedagang pengecer pasar cipanas berkisar antara Rp 5.500-6.500 per kilogram, dan wilayah pasar TU Bogor mencapai Rp 6.000
– 8.000 per kilogram. Volume rata-rata daun bawang yang dijual ditingkat pengecer berkisar antar 20
– 50 kilogram.
6.2.2 Saluran Pe masaran 2