dan keempat memilki atau menghasilkan farmer’s share yang berbeda, hal ini
dikarenakan pada tingkat pedagang pengecer terdapat dua pasar yag dituju yaitu pasar lokal dan pasar supermarket. Saluran II
farmer’s share yang dihasilkan adalah sebesar 76 persen untuk pasar lokal dan 25 persen berasal dari
supermarket. Pada saluran IV petani menghasilkan farmer’s share dipasar lokal
sebesar 61 persen dan pasar supermarket sebesar 20 persen. Perbedaan penerimaan
farmer’s share di tingkat pedagang pengecer berupa pasar yang dituju adalah harga yang dijual pada pasar supermarket lebih mahal sebesar 4,5 kali lipat
dari harga yang dijual oleh petani, tinggnya harga disebabkan oleh produk daun bawang yang dijual sudah disortir dan dikemas dengan baik serta menarik
konsumen dan konsumen yang dituju adalah konsumen kelas menengah ke atas.
6.6.3 Rasio Keuntungan dan Biaya
Tingkat keuntungan pada setiap lembaga pemasaran tersebar tidak merata, penyebaran keuntungan pada setiap lembaga tataniaga dapat diukur melalui
analisis rasio keuntungan dan biaya. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga- lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran
daun bawang di Kecamatan Pacet. Sedangkan keuntungan pemasaran yang terjadi disetiap lembaga merupakan selisih marjin pemasaran dengan biaya yang
dikeluarkan selama proses pemasaran daun bawang. Besarnya rasio keuntungan dan biaya setiap lembaga tataniaga pada setiap saluran tataniaga dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Rasio keuntungan dan biaya untuk setiap saluran pemasaran yang ada
Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur
Lembaga Pemasaran Saluran pemasaran
1 2
3 4
Petani
Li Ci
213 Rasio LiCi
Pedagang Pengumpul Kebun PPK
Li 737
632 Ci
63 368
Rasio LiCi 11,7
1,7
Sub Terminal Agribisnis STA
Li 605
Ci 95
Rasio LiCi 6,4
Pedagang besar
a Tanpa sortir Li
234 385
378 Ci
66 115
122 Rasio Li Ci
3,5 3,3
3,1 b sortir
Li 6.676
6.598 Ci
325 403
Rasio LiCi 20,54
16,4
Pedagang pengecer
Li 624
980 693
983 Ci
76 20
57 17,4
Rasio LiCi 8,2
49 12,16
56,5
Total
Li 2.200
8.014 693
8.591 Ci
300 473
270 910,4
Rasio LiCi 7,3
17 2,6
9,44 Sumber : Wawancara petani yang di olah
Keterangan : Ci : Biaya pe masaran untuk tiap le mbaga pe masaran, Li : Keuntungan lembaga pe masaran
Berdasarkan Tabel 13 pada saluran pemasaran I
diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan lembaga tataniaga daun bawang sebesar Rp 300 per kilogram.
Biaya terbesar ditanggung oleh Sub Terminal Agribisnis STA yaitu sebesar Rp 95 dan biaya pemasaran terendah ditanggung oleh pedagang pengumpul kebun
PPK yaitu sebesar Rp 63 per kilogram. Pada saluran I ini petani tidak mengeluarkan biaya dalam proses pemasarannya. Biaya besar yang dikeluarkan
oleh pedagang besar karena perlakuan pembiayaan yang cukup banyak dilakukan oleh pedagang besar dan pengiriman ke lokasi tujuan pasar yang cukup luas
sehingga mebutuhkan biaya untuk proses pengangkutan menuju pasar. Keuntungan terbesar diperoleh oleh pedagang pengumpul kebun PPK yaitu
sebesar Rp 737 per kilogram. Pada saluran II, total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 473 per
kilogram. Biaya pemasaran pada saluran II dilakukan oleh pedagang besar dan pedagang pengecer, diantara kedua lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran
II pedagang besar yang lebih banyak mengeluarkan biaya karena pedagang besar melakukan perlakuan biaya yang lebih banyak dibandingkan pebngecer.
Khusunya dalam proses pengangkutan. Pedagang besar yang mengirimkan daun bawang ke dua jenis pengecer, pengecer lokal dan supermarket, pedagang besar
yang melakukan pengiriman ke supermarket me lakukan pembiayaan yang cukup besar karena melakukan proses penyortirtan dan pengemasan, biaya yang
dikeluarkan oleh pedagang besar yang mengirimkan daun bawang ke supermarket yaitu sebesar Rp 325 per kilogram. Keuntungan terbesar pada saluran II didapat
oleh pedagang besar yaitu sebesar Rp 6.676 per kilogram yang mengirimkan daun bawang ke pasar supermarket dan dalam prosesnya mengeluarakan biaya sortir
dan pengemasan untuk menambah added value. Pada saluran pemasaran III, total biaya yang dikeluarkan petani dengan
pedagang pengecer adalah sebesar Rp 270. Saluran pemasaran ketiga ini merupakan saluran pemasaran dimana petani melakukan pemasaran secara
langsung ke pedagang pengecer. Keuntungan yang terjadi pada saluran III adalah sebesar Rp 693 per kilogram. pada saluran ini keuntungan yag diperoleh petani
dan pedagang pengecer relatif sama karena petani sendiri yang berperan sebagai pedagang pengecer.
Pada saluran pemasaran IV total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 910,4 per kilogram, saluran pemasaran IV merupakan saluran yang terbesar untuk
total biaya pemasaran dibandingkan dengan saluran lain, nilai biaya pada saluran IV memiliki nilai terbesar karena lembaga
– lembaga yang terlibat pada saluran pemasaran ini cukup banyak dan lembaga- lembaga yang terlibat pada saluran IV
melakukan fungsi- fungsi tataniaga yang memerlukan biaya, contohnya lembaga pedagang besar di saluran IV yang melakukan proses fungsi tataniaga berupa
sortasi dan pengemasan untuk pengiriman daun bawang ke pengecer supermarket,
biaya yang terjadi di pedagang besra yang melakukan pengiriman ke supermarkat adalah yang terbesar disaluran ini yaitu sebesar Rp 403 per kilogram. Biaya
terkecil pada saluran IV terjadi ditingkat pedagang pengecer yaitu sebesar Rp 17,4, hal tersebut terjadi karena biaya-biaya yang dilakukan pedagang pengecer
lebih sedikit sehingga mempengaruhi nilai biaya di tingkat pedagang pengecer pada saluran empat. Keuntungan yang terjadi pada saluran IV merupakan nilai
keuntungan yang terbesar diantara saluran lain ya itu sebesar Rp 8.591 dan dari lembaga- lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran empat keunt ungan
terbesar terjadi di tingkat pedagang besar yang mengirim daun bawang ke supermarket, yaitu mempeoleh keuntungan sebesar Rp 6.598.
Peninjauan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran suatu saluran dikatakan efisien apabila penyebaran nilai rasio keuntungan terhadap biaya pada
masing- masing lembaga pemasaran merata. Artinya setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran akan memberika n keuntungan
yang tidak jauh beda dengan lembaga pemasaran lainnya yang terdapat pada saluran tersebut.
Pada Tabel 13, bahwa nilai total dari rasio keuntungan terhadap biaya
pemasaran daun bawang yang ada di Kecamatan Pacet terbesar pada saluran II yaitu sebesar 17. Maka untuk setiap 1 satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh
lembaga pemasaran akan menghasilkan keuntungan sebesar 17 rupiah. Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran terbesar ditingkat lembaga pemasaran
terjadi pada tingkat pedagang pengecer saluran IV sebesar 56,5 dan terkecil pada saluran IV sebesar 1,7. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
saluran pemasaran yang memiliki rasio LiCi adalah saluran kedua sebesar 17 persen, hal ini dikarenakan volume penjualan pada saluran ke dua lebh besar
dibandingkan ketiga saluran lainnya.
6.6.4 Efisiensi Pemasaran