harga, biaya, dan volume produksi. Deskripsi dari keragaan pasar dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:
1. Harga dan penyebarannya di tingkat produsen dan konsumen.
2. Marjin pasar dan penyebarannya pada setiap pelaku pasar.
3.1.8 Efisiensi Pemasaran
Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran. Efisiensi pemasaran tercapai jika sistem tersebut dapat
memberikan kepuasan pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran, yaitu produsen, konsumen akhir dan lembaga- lembaga pemasaran Limbong dan
Sitorus, 1987. Kegiatan pemasaran dikatakan efisien apabila biaya pemasaran dapat
ditekan sehingga keuntungan dapat ditingkatkan, persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi, tersedianya fasilitas fisik
pemasaran dan adanya kompetisi pasar yang sehat Soekarta wi, 2002. Efisiensi pemasaran dapat diukur melalui efisiensi berupa persentase harga yang diterima
oleh petani farmer’s share terhadap harga kepada konsumen. Farmer’s share
mempunyai hubungan negatif dengan marjin pemasaran yang berarti tingginya marjin pemasaran akan mengakibatkan kecilnya persentase bagian yang diterima
petani. Efisiensi pemasaran terbagi menjadi dua kategori yaitu efisiensi
operasional teknologi dan efisiensi harga ekonomi. Efisiensi operasional meliputi efisiensi dalam pengolahan, pengemasan, pengangkutan dan fungsi lain
dari system pemasaran. Dengan adanya efisiensi operasional, biaya akan lebih rendan dan output dari barang atau jasa tidak berubah atau bahkan meningkat
kualitasnya. Efisiensi harga meliputi kegiatan pembelian, penjualan, dan aspek harga. Untuk mencapai efisiensi harga harus memperhatikan jumlah produsen
yang ada di pasar, kemampuan dari produsen baru untuk memasuki pasar dan kemungkinan terjadinya kolusi antar produsen.
3.1.9. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang didapat konsumen dengan harga yang diterima produsen, yang terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran.
Marjin pemasaran pada umumnya dianalisis pada komoditi yang sama, jumlah yang sama dan pada pasar persaingan sempurna Limbong dan Sitorus, 1987.
Nilai marjin pemasaran merupakan perkalian dari perbedaan harga yang diterima produsen dan harga yang dibayar oleh konsumen dengan jumlah produk yang
dipasarkan. Besar nilai marjin tataniaga ini dinyatakan dalam P
r
- P
f
x Q
r,f .
Besaran P
r
- P
f
menunjukkan besarnya marjin tataniaga yang sering digunakan kriteria untuk penilaian apakah pasar tersebut sudah efisien atau belum.
Biaya pemasaran mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil
produksi dan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses tataniaga, maka semakin
besar perbedaan harga prouk tersebut di tingkat produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut:
M
i
= P
si
- P
bi
Dimana: M
i
= Marjin pemasaran pada lembaga pemasaran tingkat ke-i P
si
= harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke- i P
bi
= harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i Marjin pemasaran terdiri dari dua komponen, yaitu: biaya pemasaran dan
keuntungan pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyampaian komoditas mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Sedangkan
keuntungan pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan biaya yang dikeluarkan Limbong dan Sitorus, 1987.
M
i
= C
i
+ π
Dimana: M
i
= Marjin Pemasaran C
i
= Biaya lembaga pemasaran tingkat ke-I
π = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-I Besarnya marjin pemasaran pada suatu saluran pemasaran dapat dinyatakan
sebagai penjumlahan dari marjin pada masing- masing lembaga pemasaran yang terlibat.
P Harga
Sr
Pr Sf
Marjin Pemasaran Nilai Marjin = P
r-Pf Qrf
Pr -Pf Pf
Dr
Df
O Qr,f
Q Jumlah
Gambar 2 . Konsep Marjin Pemasaran Hammond dan Dahl, 1977
Keterangan: Pr
: Harga di Tingkat Pedagang Pengecer Pf
: Harga di Tingkat Petani Sr
: Supply di tingkat pengecer derived supply Sf
: Supply di tingkat petani
Dr : Demand di tingkat pengecer derived demand
Df : Demand di tingkat petani primary demand
Qrf : Jumlah Produk di Tingkat Petani dan Pengecer
Dari Gambar 2 dapat dilihat besarnya nilai margin Tataniaga yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga
tataniaga dalam hal ini selisih harga eceran dengan harga petani dengan jumlah produk yang dipasarkan. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga-lembaga
tataniaga yang terlibat, terutama antara harga yang terjadi di tingkat eceran dengan harga yang diterima petani, maka semakin besar pula margin tataniaga
dari komoditi yang bersangkutan. Hal ini disebabkan banyak lembaga tataniaga yang terlibat mengakibatkan biaya tataniaga meningkat akan diikuti peningkatan
pengambilan keuntungan oleh setiap lembaga tataniaga yang terlibat Tinggi rendahnya marjin tataniaga sering digunakan sebagai kriteria untuk
penilaian apakah pasar tersebut sudah efisien atau belum, tetapi tinggi rendahnya marjin tataniaga tidak selamanya dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi
kegiatan tataniaga. Marjin tataniaga yang rendah tidak otomatis dapat digunakan sebagai ukuran efisien tidaknya pola setiap lembaga tataniaga yang terlibat.
Tingginya marjin dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses kegiatan tataniaga antara lain, ketersediaan fasilitas fisik tataniaga
meliputi, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, risiko kerusakan dan lain- lain Limbong dan Sitorus, 1987.
3.1.10. Farmer’s Share