membutuhkan biaya transporatsi yang besar, tidak efisien jika petani dengan hasil panen skala kecil dijual langsung kepasar atau pedagang besar hal tersebut yang
menyebabkan mayortitas petani dengan skala usaha kecil menjual hasil panennya melalui pedagang pengumpul kebun. Hal kedua yang dipertimbangkan adalah
proses pengangkutan, untuk petani daun bawang dengan skala usaha kecil melakukan pengangkutan hasil panen daun bawangnya digabungkan dengan hasil
panen komoditi lain sehingga hal ini akan menghemat biaya transportasi melalui efisiensi proses pengangkutan. Petani dengan keterbatasan sarana dan prasarana
khususnya dalam hal transportasi dan pengangkutan hasil panen ke pasar melakukan penyewaan kendaraan angkutan umum, yaitu angkutan kota untuk
pasar terdekat atau minicolt mitshubishi tipe L300 untuk pasar luar kota.
5.3 Karakteristik Pedagang Responden
Pedagang responden yang ada dalam saluran pemasaran daun bawang di Kecamatan Pacet sesuai dengan metode snow ball sampling adalah terdiri dari
lima belas pedagang responden yang terdiri dari enam pedagang pengumpul kebun, empat pedagang besar dan enam pedagang pengecer. Pedagang pengumpul
kebun ada enam orang yang berasal dari Wilayah Kecamatan Pacet. Empat pedagang besar berasal dari Kecamatan Pacet, dua pedagang besar berlokasi di
Sub Terminal Agribisnis STA Cigombong, satu orang di Desa Buniaga Kecamatan Pacet dan satu pedagang besar merangkap sebagai ketua kelompok
tani Agro Segar di Desa Ciherang Kecamatan Pacet, kelompok tani tersebut memiliki unit bisnis dalam struktur organisasinya. Dan enam pedagang pengecer
masing- masing berasal dari empat orang pedagang pengecer di Pasar Cipanas kabupaten Cianjur, dua orang di Pasar TU Bogor.
Dari setiap lembaga pemasaran memiliki berbagai karakter yang berpengaruh terhadap kinerja dan usaha yang dilakukan dalam menjalankan
usahanya. Pengalaman sangat dibutuhkan karena dengan pengalaman seseorang yang menjalankan suatu usaha dapat dengan cepat mengidentifikasi segala
kemungkinan yang akan terjadi, baik peluang maupun resiko yang akan dihadapi. Dan faktor pendidikan yang dimiliki pedagang responden menjadi salah satu
pendukung usaha untuk menekuni pekerjaan sebagai pedagang responden dalam
kasus penelitian sistem tataniaga daun bawang. Tabel 10 menyajikan karaktetistik pedagang responden komoditas daun bawang.
Tabel 10 .
Karakteristik Pedagang Responden Komoditas Daun Bawang Karakteristik
Pedagang Responden PPK
Pedagang Besar Pengecer
Orang Orang
Orang Umur
30 tahun 1
16,66 -
- 30-50 tahun
4 66,66
4 100
6 100
≥ 50 tahun 1
16,66 -
-
Pendidikan
Tidak tamat SD -
- -
Tamat SD 4
66,66 -
3 50
Tamat SLTP 2
33,33 -
3 50
Tamat SLTA -
4 100
-
Pengalaman
≤ 5 tahun 3
50 4
66,66 ≥ 6 tahun
3 50
4 100
2 33,33
Ket: PPK = Pedagang Pengumpul Kebun
Dari tabel diatas untuk pedagang responden pada umumnya menunjukan usia antara 30-50 tahun mulai dari PPK sampai pedagang pengecer. Presentase
terbesar terjadi pada pedagang besar yang mencapai 100 persen, hal tersebut menunjukan pengalaman sangat dibutuhkan dalam menjalankan usahatani daun
bawang. Usaha daun bawang sangat dibutuhkan pedagang-pedagang yang berpengalaman untuk menjalankan usaha tersebut, karena dengan seseorang dapat
dengan cepat mengidentifikasi segala hal yang kemungkinan terjadi kedepan dalam menjalankan suatu usaha, mulai dari peluang sampai resiko yang akan
dihadapi. Presentase yang dimiliki masing- masing pedagang responden untuk yang paling besar adalah lembaga pemasaran pedagang besar sebesar 100 persen.
Selain pengalaman faktor pendidikan yang dimilki pedagang responde n berpengaruh terhadap keberhasilan dan keberlangsungan usaha di wilayah Pacet,
dengan pendidikan seseorang akan lebih berwawasan dan bijak dalam membaca situasi untuk melakukan strategi dalam menjalankan suatu usaha termasuk daun
bawang.. presentase terbesar dimiliki pedagang besar yang mencapai 100 persen untuk lulusan SLA. Lulusan sekolah dasar SD banyak terdapat pada pedagang
responden ditingkat PPK yang mencapai 66,66 persen.
5.4 Gambaran Usahatani Daun Bawang di Kecamatan Pacet