Hutan Rakyat di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Purworejo.

Hutan Produksi di Kabupaten Ciamis yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Ciamis terdiri dari kelas perusahaan Jati, Mahoni dan Pinus. Produksi kayu dari Hutan Negara yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Ciamis rata-rata per tahun dari Kelas Perusahaan Jati 28.953 m³, Mahoni 2.532 m³, Getah Pinus 556,74 ton dan jenis rimba lainnya 96 m³. Sedangkan pada hutan rakyat jenis tanaman yang banyak dikembangkan adalah jenis Albazia, Jati, Mahoni dan jenis buah-buahan seperti Durian, Rambutan, Alpukat, Duku dan lain-lain. Produksi kayu rakyat rata-rata per tahun dari jenis Jati 16.047 m³, Mahoni 42.470 m³, kayu jenis-jenis rimba lainnya 2.020 m³. Potensi produksi kayu rakyat juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan pasar kayu lokal maupun pasar regional dan merebaknya industri-industri penggergajian kayu milik masyarakat di desa-desa, sekitar 800-900 unit penggergajian di Kabupaten Ciamis. Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis 2011 Berdasarkan hasil inventarisasi potensi kayu rakyat yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis tahun 2003 di 15 kecamatan terpilih yaitu Cihaurbeuti, Pamarican, Panumbangan, Banjarsari, Sadananya, Kalipucang, Panjalu, Rancah, Cigugur, Cisaga, Langkaplancar, Sukadana, Tambaksari, Cipaku dan Sidamulih tercatat potensi tegakan kayu rakyat jenis Albazia 551.392,16 m³, Mahoni 112.809,49 m³, Jati 21.272,03 m³, Kayu Afrika 87.081,81 m³ dan Bayur 58.084,22 m³ Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis 2011 Kabupaten Ciamis juga memiliki potensi untuk pengembangan aneka usaha kehutanan yang dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan seperti persuteraan alam, lebah madu, pengembangan komoditi bambu dan jasa lingkungan lainnya. Sebagai sumberdaya ekonomi, hutan harus mampu memberikan kontribusi yang memadai, baik terhadap perekonomian daerah secara keseluruhan maupun terhadap perekonomian masyarakat lokal, termasuk juga kontribusi lingkungan. Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis 2011 Kabupaten Purworejo terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Purworejo terletak antara 109º 47’ 28” Bujur Timur dan 7º32” Lintang Selatan, 110º 8’ 20” Bujur Timur dan 7º 54”Lintang Selatan. Dalam lingkup wilayah provinsi, Kabupaten Purworejo berbatasan dengan beberapa kabupaten tetangga dan Samudera Indonesia; sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Magelang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo DIY, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen.BPS 2011 Secara administratif Kabupaten Purworejo dibagi menjadi 16 kecamatan. Jarak kecamatan ke ibukota kabupaten terjauh adalah Kecamatan Bruno dengan jarak 36 km, dan terdekat adalah Kecamatan Purworejo karena terletak di ibukota kabupaten, disusul Kecamatan Banyuurip berjarak 4 km. Ketinggian tempat tertinggi adalah Kecamatan Bruno sebesar 325 mdpl, dan terendah adalah Kecamatan Butuh 10 mdpl. .BPS 2011 Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,81 km 2 , jika dilihat menurut kecamatan, kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Bruno dengan luas 10.843,02 hektar. Kecamatan terluas kedua adalah Kecamatan Bener kemudian disusul Kecamatan Kemiri. Sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Kutoarjo dengan luas 3.759,44 hektar.BPS 2011 Ditinjau dari penggunaan lahan, wilayah terluas sebagai tegalankebun sebesar 51.598,14 hektar, diikuti lahan sawah sebesar 30.626,97 hektar. Penggunaan lahan kering relatif konstan dari tahun ke tahun. Sebagaimana keadaan di Indonesia, Purworejo beriklim tropis dengan dua musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 828 - 3.283 mm. Pada tahun 2010, curah hujan tertingi terjadi pada Kecamatan Bruno dengan rata-rata curah hujan per bulan 3.283 mm, dan terendah pada Kecamatan Begelen sebesar 828 mm. Kabupaten Purworejo secara umum merupakan kawasan yang terletak pada daerah dengan potensi iklim dan kondisi lahan yang sangat baik untuk pertanian. Dengan curah hujan yang cukup tinggi dan tanah yang subur, sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam perekonomian. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Purworejo, luas hutan rakyat di Kabupaten Purworejo mencapai 39.509,09 hektar yang tersebar di seluruh kecamatan. Jenis pohon yang ditanam oleh petani hutan rakyat antara lain: Jati, Mahoni, Sonokeling, Albasia, Jabon, Gmelina, Akasia, dan Suren. Selain dimanfaatkan hasil kayunya, hasil dari hutan rakyat berupa non kayu yang dimanfaatkan oleh petani antara lain: Nyamplung, Bambu, Empon-empon dan Walet. Jumlah kelompok tani hutan rakyat di Kabupaten Purworejo sejumlah 305 kelompok tani yang berasal dari 14.640 kepala keluarga KK.Dinas Kehutanan 2011 Rata-rata kepemilikan lahan hutan rakyat dari 14.640 KK adalah 0,75 hektarKK. Hutan rakyat di Kabupaten Purworejo tersebar di 16 kecamatan, kecamatan dengan potensi hutan rakyat terluas ada di Kecamatan Bener yaitu seluas 7.595,09 hektar, selanjutnya ada di Kecamatan Kaligesing, 4.921,11 hektar dan Kecamatan Bruno, 4.749,47 hektar. Sedangkan luasan hutan rakyat yang paling kecil ada pada Kecamatan Ngombol yang hanya mencapai 17,73 hektar.Dinas Kehutanan 2011

4.2. Kelembagaan Penyuluh Kehutanan di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten

Purworejo Kabupaten Ciamis memiliki Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut BP4K dipimpin oleh Kepala Badan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyuluhan kebijakan dan programa penyuluhan kabupaten yang sejalan dengan kebijakan dan programa penyuluhan, provinsi dan nasional; 2. Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan mekanisme, tata kerja dan metode penyuluhan; 3. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; 4. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan kerja sama, kemitraan, pengelolaan kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan; 5. Menumbuhkembangkan dan fasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; 6. Pelaksanaan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan Visi BP4K Kabupaten Ciamis adalah Terwujudnya Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Ciamis Mantap Tahun 2014 dalam pencapaiannya mutlak harus didukung oleh segenap unsur aparatur BP4K Kabupaten Ciamis bersama-sama pelaku utama dan pelaku usaha sesuai potensinya. Rumusan Visi BP4K Kabupaten Ciamis dilatarbelakangi dengan berbagai pertimbangan, sebagai berikut : 1. Karakteristik masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten Ciamis yang partisipatif merupakan modal utama untuk kelancaran penyelenggaraan penyuluhan; 2. Kegiatan perekonomian Kabupaten Ciamis sektor pertanian sampai saat ini masih memberikan kontribusi yang paling besar terhadap PDRB Kabupaten Ciamis; 3. Potensi pelaku utama dan pelaku usaha usaha pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Ciamis sangat mendukung terhadap pengembangan agribisnis; 4. Asumsi sarana dan prasarana termasuk mobilitas penyelenggaraan penyuluhan tersedia secara memadai, kelembagaan penyuluhan yang ada dapat diandalkan dalam upaya pencapaian Visi BP4K Kabupaten Ciamis. Kata MANTAP merupakan kepanjangan kata dari maju, aman, nyaman, tangguh, amanah, dan produktif, sebuah cita-cita mewujudkan Kabupaten Ciamis menjadi daerah yang maju dalam setiap aspek kehidupan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kondisi tersebut dapat dicapai apabila terciptanya rasa aman, lingkungan hidup yang nyaman dan lestari, serta sumber daya manusia yang amanah, produtif dan berdaya saing, sehingga mencapai ketangguhan dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.