Subsistem Pemasaran Pengelolaan Hutan Rakyat

mempunyai manajemen formal, dan belum profesional. Karakteristik seperti ini kurang memiliki daya saing dan tidak memiliki posisi tawar yang tinggi dibanding pedagang maupun industri. Sementara lembaga selain petani bersifat lebih solid dalam arti telah memiliki perencanaan usaha yang lebih baik karena mereka memiliki informasi pasar Hardjanto 2000. Menurut Darusman dan Hardjanto 2006 dalam struktur sistem usaha, pihak petani berada dalam posisi termiskinkan, dimana nasibnya ditentukan oleh pelaku lain. Dengan demikian strategi dan program pengembangan usaha kayu rakyat adalah pemberdayaan dan peningkatan pendapatan petani, mewujudkan kelestarian usaha dan kelestarian sumberdaya kayu rakyat. Dengan demikian diperlukan kebijakan dan program operasional dalam bidang: pemasaran, subsidi, pemanfaatan lahan terlantar, negara, peningkatan teknologi, permodalan, perencanaan sumberdaya hutan secara terpadu dalam setiap kabupaten dan atau antar kabupaten. Permasalahan pengelolaan hutan rakyat masih sangat banyak. Permasalahan tersebut terdapat pada keempat sub sistemnya yaitu sub sistem produksi, pengolahan, pemasaran dan kelembagaan. Prioritas penelitian yang harus dilakukan dalam mewujudkan kelestarian hutan rakyat dan kelestarian usahanya dengan mengedepankan peningkatan manfaat yang diterima oleh petani pemiliknya. Menurut Hardjanto 2003 permasalahan, arah kebijakan dan strategi perbaikannya dari hutan rakyat, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Aspek permasalahan, arah dan strategi perbaikan, serta penelitian dan pengembangan hutan rakyat yang diperlukan. Aspek Masalah Arah dan strategi perbaikan Penelitian Pengembangan

1. Produksi

- Ketersediaan lahan. - Rentabilitas rendah. - Peran terhadap pendapatan masih rendah - Akseshak guna terhadap lahan negara. - Pengayaan tanaman dengan sistem agroforestri, baik oleh jenis kayu maupun non- kayu. - Bentuk-bentuk hak guna dan tenurial yang adil dan aman. - Jenis dan silvikultur - pengayaan dalam sistem agroforestri