Kelembagaan Penyuluh Kehutanan di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten

5. Menumbuhkembangkan dan fasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; 6. Pelaksanaan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan Visi BP4K Kabupaten Ciamis adalah Terwujudnya Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Ciamis Mantap Tahun 2014 dalam pencapaiannya mutlak harus didukung oleh segenap unsur aparatur BP4K Kabupaten Ciamis bersama-sama pelaku utama dan pelaku usaha sesuai potensinya. Rumusan Visi BP4K Kabupaten Ciamis dilatarbelakangi dengan berbagai pertimbangan, sebagai berikut : 1. Karakteristik masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten Ciamis yang partisipatif merupakan modal utama untuk kelancaran penyelenggaraan penyuluhan; 2. Kegiatan perekonomian Kabupaten Ciamis sektor pertanian sampai saat ini masih memberikan kontribusi yang paling besar terhadap PDRB Kabupaten Ciamis; 3. Potensi pelaku utama dan pelaku usaha usaha pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Ciamis sangat mendukung terhadap pengembangan agribisnis; 4. Asumsi sarana dan prasarana termasuk mobilitas penyelenggaraan penyuluhan tersedia secara memadai, kelembagaan penyuluhan yang ada dapat diandalkan dalam upaya pencapaian Visi BP4K Kabupaten Ciamis. Kata MANTAP merupakan kepanjangan kata dari maju, aman, nyaman, tangguh, amanah, dan produktif, sebuah cita-cita mewujudkan Kabupaten Ciamis menjadi daerah yang maju dalam setiap aspek kehidupan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kondisi tersebut dapat dicapai apabila terciptanya rasa aman, lingkungan hidup yang nyaman dan lestari, serta sumber daya manusia yang amanah, produtif dan berdaya saing, sehingga mencapai ketangguhan dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Tujuan akhir dari visi dimaksud adalah terwujudnya pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan yang handal dan mandiri melalui peningkatan aktivitas agribisnis pertanian, perikanan dan kehutanan secara berkelanjutan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan masyarakat Kabupaten Ciamis. Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, maka misi yang diemban BP4K adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM aparatur penyuluhan; 2. Mengembangkan kualitas SDM pelaku utama dan pelaku usaha; 3. Mengembangkan profesionalisme kelembagaan penyuluhan; 4. Mengembangkan kemandirian kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha; 5. Mengembangkan sistem kemitraan penyuluhan yang berkelanjutan. Berbeda dengan Badan Penyuluhan di Kabupaten Purworejo, semua penyuluh dileburkan dalam Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP Kabupaten Purworejo. Badan ini dikepalai oleh seorang Kepala Badan yang membawahi Unit Pelaksana Teknis UPT penyuluhan disetiap kecamatan. Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Wilayah yang selanjutnya disebut UPT Balai Penyuluhan Wilayah adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Badan yang melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional danatau kegiatan teknis penunjang dibidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan bidang ketahanan pangan, dengan wilayah kerja beberapa kecamatan. UPT Balai Penyuluhan Wilayah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional danatau kegiatan teknis penunjang dibidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan bidang ketahanan pangan, dengan wilayah kerja beberapa kecamatan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, UPT Balai Penyuluhan Wilayah menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan programa penyuluhan dan program kerja ketahanan pangan pada tingkat wilayah kerja masing-masing, sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten; 2. Pelaksanaan penyuluhan berdasarkan program penyuluhan serta pelaksanaan kegiatan bidang ketahanan pangan pada wilayah kerja masing-masing; 3. Penyediaan dan penyebarluasan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar; 4. Pemberian fasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; 5. Pemberian fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil PNS, penyuluh swadaya,dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; 6. Pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; 7. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT; 8. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan bidang ketahanan pangan dengan camat serta unit-unit kerja terkait tingkat kecamatan; 9. Pengelolaan tata usaha UPT Balai Penyuluhan Wilayah; 10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Jumlah penyuluh kehutanan lapangan di Kabupaten Ciamis berjumlah 50 orang dan di Kabupaten Purworejo berjumlah 25 orang. Berdasarkan klasifikasi umur, penyuluh kehutanan di Kabupaten Purworejo banyak yang mendekati umur pensiun sehingga hal ini menjadi perhatian untuk mempersiapkan regenerasinya di tahun mendatang. Berdasarkan klasifikasi pendidikan, penyuluh kehutanan di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Purworejo sebagian besar merupakan lulusan pendidikan sarjana. Sementara berdasarkan jenis kelamin, kebanyakan penyuluh kehutanan adalah laki-laki.

4.3. Kinerja Petani Hutan Rakyat

Kinerja petani hutan rakyat merupakan hasil kerja petani hutan rakyat dalam mengelola hutan rakyat diukur berdasarkan pada 3 tiga aspek kelestarian dalam pengelolaan hutan rakyat yaitu kelestarian fungsi produksi, fungsi ekologi dan fungsi sosial di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Purworejo. Kelestarian fungsi produksi diukur melalui indikator status lahan, keberlanjutan produksi kayu dan pengaturan hasil. Dalam hal status lahan akan dibahas tentang status lahan areal hutan rakyat berdasarkan bukti kepemilikan, keberlanjutan produksi kayu akan dibahas dari aspek teknis silvikultur dalam hutan rakyat, dalam pengaturan hasil akan dibahas tentang perilaku penebangan oleh petani hutan rakyat. Berdasarkan status lahan Lampiran 12, petani hutan rakyat status lahan hutan rakyatnya sudah merupakan hak milik. Hal ini sudah ditandai dengan surat kepemilikan baik berupa sertifikat tanah maupun berupa surat girik. Petani hutan rakyat di Kabupaten Ciamis sebanyak 73 persen kepemilikan lahan hutan rakyat ditandai dengan surat sertifikat dan 27 persen ditandai dengan surat girik. Sementara itu petani hutan rakyat di Kabupaten Purworejo sebanyak 80 persen kepemilikan lahan hutan rakyat ditandai dengan sertifikat dan 20 persen ditandai dengan surat girik. Dengan adanya bukti kepemilikan ini memberikan kepastian dalam pengelolaan hutan rakyat jangka panjang sehingga dapat memberikan alternatif dalam pemilihan jenis pohon yang umurnya cukup panjang. Dengan kepastian lahan yang ditunjukkan oleh bukti kepemilikan menurut petani akan memberikan ketenangan petani dalam melakukan budidaya pohon di areal hutan rakyat. Hal ini sesuai dengan Salam et al 2005 yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan manfaat dan peningkatan kualitas sumberdaya hutan perlu keamanan jangka panjang bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas pengelolaan hutan. Teknik silvikultur juga menjadi ukuran dalam kelestarian fungsi produksi. Berdasarkan data penelitian Lampiran 13, teknik silvikultur yang dilakukan petani hutan rakyat meliputi persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemangkasan, penjarangan dan pemeliharaan. Berikut dideksripsikan kegiatan-kegiatan dalam teknik silvikultur di hutan rakyat dan dibandingkan dengan acuan teknik silvikultur yang ideal menurut Mawardi 2012 dan Sumarna 2012.