... bahan pembelajaran konstitusi harus dapat mengikuti perubahan zaman dan mengalami penyesuaian diri dengan kebutuhan masyarakat.

... bahan pembelajaran konstitusi harus dapat mengikuti perubahan zaman dan mengalami penyesuaian diri dengan kebutuhan masyarakat.

Bah an pem belajaran kon stitusi yan g ketiga adalah “The response of pupils both to the inform al and the form al studies.” Dar i m ater i ketiga in i ber ar ti bah an pem belajar an kon stitusi diperoleh dari respon peserta didik terhadap bahan form al dan bahan inform al. Respon dari peserta didik tersebut dapat berupa respons positif, respon negatif atau apatis. Hal ini berarti bahan pem belajaran konstitusi harus dapat m engikuti perubahan zam an dan m engalam i penyesuaian diri dengan kebutuhan m asyarakat. Dari respon tersebut diharapkan para pendidik dapat mengadakan koreksi, perbaikan, tam bahan atau perubahan terhadap bahan- bahan yang diberikan, karena akan disesuaikan dengan kebutuh- an peserta didik, para siswa m aupun m asyarakat pem belajar serta pertim bangan-pertim bangan psikologis.

Pendapat Paul R. Hanna dan J ohn R. Lee tersebut kem udian diperkuat dan ditam bahkan oleh J ack Allen dengan m ateri bahan yang keem pat, yaitu “sintesis dari kebutuhan pribadi, m asyarakat dan kebutuhan negara.” 25

Dalam pem belajaran kon stitusi, kesulitan yan g dihadapi

d en gan pen d ekatan in ter d isiplin er ad alah bagaim an a m ater i pem belajaran secara interdisipliner disusun, karena setiap disiplin dan tem a yang dibahas m em iliki karakter tersendiri.

25 Muh am m ad Nu ’m an Som an tr i, M etode M en gajar Civ ics, Men gutip p en d a p a t J a ck Allen , P en er b it Er la n gga , J a ka r t a , 19 76 , h a l. 9 9 .

86 Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006

D.G. Dufty mencoba mengungkapkan adanya tiga pendekat- an, yaitu: “(1) structural approach, (2) functional approach and, (3) interfield approach.” 26

Pendekatan struktural (structural approach) bertitik tolak dari disiplin ilm u. Walaupun bahan-bahan pelajaran diam bil dari berbagai m acam disiplin, tetapi seluruh bahan itu terlebih dahulu

h ar u s disu su n secar a sistem atis m en u r u t salah satu str u ktu r disiplin ilm u social. Yang dim aksud dengan struktur adalah (a) apa y ang m erupakan “fundam ental” atau “organizing principles” dari suatu disiplin ilm u, (b) a m ethod of inquiry m ade up of tw o parts, the form ation of a hy pothesis and the process of proff.” 27

Model pen dekatan structural sebagaim an a digam barkan

d alam pen g-or gan isasian pem belajar an Kon stitu sion al yaitu : isolation, correlation, concentration dan unification. Kedua adalah pendekatan fungsional (functional approach), yang bertitik tolak bukan dari struktur disiplin, akan tetapi dari pertanyaan atau m asalah yang terdapat dalam m asyarakat serta berkaitan den gan m asalah yan g dihadapi peserta didik. Ruan g lingkup dalam pendekatan fungsional lebih luas dan kom pleks,

Hukum Konstitusi karena m enyangkut m asalah-m asalah kem anusiaan. Nam un di

sin ilah para peserta didik dilatih un tuk berpikir secara kreatif dalam kehidupan sosial yang nyata.

Ketiga adalah pendekatan antarbidang (interfield approach), ya it u su a t u m od el p en d eka t a n ya n g h a m p ir sa m a d en ga n pendekatan Struktural, nam un tidak hanya m eliputi ilm u sosial saja, m elainkan juga ilm u pengetahuan alam , ilm u pendidikan, sen i dan bahasa serta ilm u lain n ya. Dalam pen dekatan an tar- bidang ini the area approach dapat digunakan. Misalnya dalam m em bahas budaya suatu suku terten tu di In don esia, m aka di sam pin g aspek-aspek ekon om i, politik, sejarah , an th ropologi, m a ka d a p a t p u la d ilen gka p i d en ga n su m b er -su m b er a la m , pendidikan serta lingkungan fisik dan sosial daerah bersangkutan.

26 Dufty, D.G., Teachin g About Societies, Sidn ey : Roghby, 1970 , revised 19 8 6 , h a l. 2 9 8 .

27 M u h a m m a d N u ’m a n So m a n t r i, M en g g a g a s Pem b a h a r u a n Pen d id ik a n I PS , d en ga n m en gu t ip p en d a p a t Ed win Fen t on , 2 0 0 1, h a l.

Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006 87

Hukum Konstitusi Kesimpulan

Pem belajaran kon stitusi yan g dilakukan selam a in i lebih m enekankan kepada m enghafal bahan sedem ikian rupa, sehingga m ateri konstitusi kurang dapat dim engerti, apalagi berperilaku sad ar ber kon st it u si ser t a m en er ap kan n ya d alam keh id u p an sehari-hari. Un tuk itu diperlukan suatu strategi pem belajaran kon st it u si m ela lu i p en gu a sa a n b a h a n ya n g m elip u t i b a h a n in form al, bahan form al, respon s peserta didik terhadap bahan inform al dan form al, serta keterpaduan (sintesis) dari kebutuhan pribadi, m asyarakat dan n egara. Cara pen dekatan yan g dapat digunakan adalah pendekatan struktural, pendekatan fungsional dan pen dekatan an tarbidan g, m elalui pen gorgan isasian bahan yaitu isolation, correlation, concentration dan unification. Para p eser t a d id ik d ila t ih u n t u k m en gem b a n gka n fa kt a m en ja d i konsep, konsep m enjadi generalisasi, generalisasi m enjadi teori

d an t er akh ir t eor i m en jad i h u ku m . Den gan car a sep er t i it u diharapkan pem belajaran konstitusi akan lebih m enarik, karena peserta didik diajak un tuk berpikir kreatif serta terlibat secara langsung terhadap perm asalahan yang dihadapinya.

Daftar Pustaka Brun er, J erom e S., 1962. The Process of Education. New York: Vin tage

Books A Division of Ran dom H ouse. Cogan , J ohn J ., 1999. Dev eloping the Civ il Society : The Role of Civ ic Ed u ca t ion . Dewey, J ohn , 1910 . H ow W e Think, Boston : DC H ealth. Du ft y, D.G., 19 70 r ev. 19 8 6 . T ea ch in g A b ou t S ociet ies, Sid n ey:

Rogh b y. En gle, Sh ir ley H ., 19 53. T h e Cu lt u r e Con cep t in t h e T ea ch in g of H istory , Doctor’s Thesis, U. Illin ois. Go o d a n d Br o p h y, 19 8 0 . E d u ca t io n a l Ps y ch o lo g y : A R ea lis t ic Approach, dikutip oleh Mam an Achdiat, dkk., J akarta: P3G. H an n a, Paul R., an d Lee, J ohn R., 1962. “Con ten t in the Social Studies”, in Michaelis J ohn U., (ed), Social Studies in Elem entary Schools, 32nd Yearbook, Washin gton D.C : NCSS.

H ar r is, Ch ester W., 1960 . En cy clop ed ia of Ed u ca t ion a l R esea r ch. New York: The Macm illan Com pan y. H ilgar d , Er n est R., 1971. In tr od u ction to Psy cholog y , d iku tip oleh Mam an Achdiat dkk., J akarta: P3G.

88 Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006

Hukum Konstitusi

In don esia, Undang-Undang Dasar N egara R epublik Indonesia Tahun 19 4 5 . _ _ _ _ _ _ _ _ , Un dan g-Un dan g R epublik In don esia N om or 24 Tahun 20 0 3 ten tan g M ahk am ah Kon stitusi . Koen t ja r a n in gr a t , 19 71. M a n u sia d a n Kebu d a y a a n d i In d on esia , J akarta: PT Gram edia. Nation al Coun cil for the Social Studies, 198 1. “The Role of the Social Studies”, Social Education, XX, NCSS. Nu ’m an Som an t r i, Mu h am m ad , 20 0 1. M en g g a g a s Pem ba h a r u a n Pendidikan IPS , Ban dun g: PT Rem aja Rosdakarya. Nu ’m a n Som a n t r i, Mu h a m m a d , 19 76 . M et od e M en g a ja r Civ ics , J akarta: Erlan gga. Pye, Lucien W., 1966. Aspects of Political Dev elopm ent, Boston : Little Brown an d Com pan y. Risalah Sidang Badan Peny elidik Usaha-usaha Persiapan Kem erdeka- an Indonesia dan Panitia Persiapan Kem erdekaan Indonesia , J akarta: Sekretariat Negara.

Rom in e, Stephen A., 1963. Building the H igh School Curriculum . New York: The Ron ald Press Com pan y. T h e N ew L ex icon W eb st er I n t er n a t ion a l Dict ion a r y , 19 78 . Th e En glish Lan guage In stitute of Am erica, In c.

Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006 89