“RECALL”: AN TARA H AK PARTAI POLITIK D AN H AK BERPOLITIK AN GGOTA PARPOL

“RECALL”: AN TARA H AK PARTAI POLITIK D AN H AK BERPOLITIK AN GGOTA PARPOL

Oleh DR. M. HADI SHUBHAN, S.H., M.H.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya

PENDAHULUAN Pasca Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, eksistensi dan peran an lem baga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sem akin m en guat diban din gkan den gan pen gaturan sebelum Perubahan U U D 19 4 5 t e r s e b u t . Se d a n gk a n p u n ca k d a r i p e n gu a t a n kelem bagaan DPR adalah pada era pasca Pem ilu 1999. Sebagai bukti pen guatan kelem bagaan DPR saat itu adalah DPR sebagai

a k t o r p e n u r u n a n Gu s Du r d a r i k u r s i k e p r e s id e n a n d a n m en ggan t ikan n ya d en gan Megawat i Soekar n o Pu t r i sebagai Presiden . Kelem bagaan DPR saat itu dikatakan sebagai lem baga superbody .

Pen guatan kelem bagaan DPR tersebut turut m en don gkrak pu la pen gu atan par tai politik (par pol). H al in i kar en a par tai politik m erupakan lem baga artikulasi kepen tin gan dan aspirasi rakyat dan sebagai kon sekuen si dari suatu sistem perwakilan

d an d em okr asi. Mau r ice Du ver ger m en gat akan bah wa p ad a

30 Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006

Putusan

um um n ya perkem ban gan partai politik berjalan lin ier den gan perkem bangan dem okrasi, dalam hal perluasan hak pilih rakyat

dan perluasan hak-hak parlem en. 1 Penguatan kelem bagaan partai politik in i m en gakibatkan posisi tawar kuat dari partai politik terhadap lem baga eksekutif m aupun stakeholders partai politik itu sendiri term asuk anggota partai politik —yang sekaligus juga

a n ggot a DP R— m er u p a ka n r ep r esen t a si d a r i p a r t a i p olit ik tersebut. Pada um um n ya partai politik m erupakan peserta dalam suatu pem ilihan um um yan g m em ilih an ggota DPR. Proposisi in i secara tegas din yatakan dalam Perubahan UUD 1945. Pasal 22E ayat (3) UUD 1945 m en yebutkan bahwa Peserta pem ilihan um um un tuk m em ilih an ggota Dewan Perwakilan Rakyat dan an ggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.

H al in i m en un jukkan bahwa pen em patan seoran g an ggota DPR adalah m erupakan pem berian m an dat dari sebuah partai politik. Kon struksi hukum an tara partai politik, DPR, dan an ggota DPR yan g seperti itu m en im bulkan persoalan lebih lan jut, yakn i apakah kean ggotaan seseoran g sebagai an ggota DPR m erupakan kewen an gan m utlak dari partai politik yan g n otaben e sebagai peserta pem ilu ataukah m asin g-m asin g an ggota DPR m em liki kem an dirian yan g terlepas dari partai politikn ya?. Dan apakah seoran g an ggota DPR dapat ditarik kem bali (recall) oleh partai politik yan g telah m en g-endorse-n ya sebagai an ggota parlem en ?

Persoalan in ilah yan g kem udian dijadikan m ateri dalam perm ohonan pengujian Pasal 85 ayat (1) huruf c UU Nom or 22 Tah u n 20 0 3 t en t an g Su su n an d an Ked u d u kan Majelis Per - m usyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Per- wakilan Daer ah , dan Dewan Per wakilan Rakyat Daer ah ; dan Pasal 12 huruf b UU Nom or 31 Tahun 20 0 2 tentang Partai Politik terhadap UUD 1945, yang diajukan oleh (m antan) anggota DPR yang bernam a Djoko Edhi Soetjipto Abdurahm an ke Mahkam ah Konstitusi RI.

1 Mau r ice Du ver ger , “Political Par ties: Th eir Or gan ization an d Activity in Mod er n State“, d alam bu ku Ich lasu l Am al, Teor i-Teor i

M utakhir Partai Politik , (Yogyakarta: Pen erbit Tiara Wacan a Yogya,

Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006 31

Putusan Duduk Perkara dan Putusan MK Duduk Perkara

R ecall atau yan g oleh UU Partai Politik disebut sebagai p er ga n t ia n a n t a r wa kt u oleh p a r t a i p olit ik s eb elu m m a s a jabatan n ya habis diajukan pen gujian ke Mahkam ah Kon stitusi oleh sa la h sa t u a n ggot a DP R, ya kn i Djoko Ed h i Soet jip t o Abdurah m an . Djoko Edh ie m en gajukan uji m ateri kh ususn ya terhadap ketentuan Pasal 85 ayat (1) huruf c UU Nom or 22 Tahun

20 0 3 tentang Susduk dan Pasal 12 huruf b UU Nom or 31 Tahun

20 0 2 ten tan g Par pol yan g diun dan gkan pada tan ggal 31 J uli

20 0 3. Pasal 85 ayat (1) huruf c UU Susduk m enyatakan bahwa, “Anggota DPR berhenti antarw aktu karena: c. diusulkan oleh partai politik y ang bersangkutan.” Sedangkan Pasal 12 huruf b UU Parpol m en yatakan bah wa, “An ggota partai politik y an g m enjadi anggota lem baga perw akilan raky at dapat diberhenti- kan keanggotaanny a dari lem baga perw akilan raky at apabila:

b. d iberhen tik a n d a ri k ea n g g ota a n p a rta i p olitik y a n g ber- sangkutan karena m elanggar anggaran dasar dan anggaran rum ah tangga.”

Ad a p u n b eb er a p a a r gu m en t a s i d a r i p em oh on u n t u k m en gajukan uji kedua pasal tersebut terhadap UUD 1945 an tara lain :

1. Bahwa berdasarkan keten tuan Pasal 8 5 ayat (2) huruf b UU Nom or 22 Tahun 20 0 3 dan Pasal 12 UU Nom or 31 Tahun

2 0 0 2 t e n t a n g P a r t a i P o lit ik , a n ggo t a DP R ya n g t id a k m e m e n u h i s ya r a t - s ya r a t s e b a ga i ca lo n a n ggo t a DP R seb a ga im a n a d im a ksu d d a la m u n d a n g-u n d a n g t en t a n g P e m ilih a n U m u m ( t e r m a s u k P a s a l 6 2 ) d ib e r h e n t ik a n sebelum m asa jabatan n ya selesai (pen ggan tian an tarwaktu), yan g kewen an gan m em berhen tikan n ya m erupakan otoritas Badan Keh orm atan DPR sebagaim an a keten tuan Pasal 8 5 ayat (4) UU Nom or 22 Tahun 20 0 3 ten tan g Susduk MPR, DPR, DPD dan DPRD, dan bukan kewen an gan Partai Politik.

2. Dem ikian juga Pasal 12 butir c UU Nom or 31 Tahun 20 0 2 ten tan g Partai Politik yan g m en yebutkan dapat diberhen ti- kan n ya an ggota partai politik yan g m en jadi an ggota lem baga p er wa kila n r a kya t a p a b ila m ela ku ka n p ela n gga r a n p er -

32 Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006

Putusan

aturan perundang-undangan telah diakom odir oleh Pasal 85 ayat (2) huruf d dan huruf e UU Nom or 22 Tahun 20 0 3 yang kewen an gan p em ber h en t ian n ya m er u p akan kewen an gan pem im pin DPR sebagaim ana ketentuan Pasal 85 ayat (3) UU Nom or 22 Tahun 20 0 3, dan bukan kewenangan Partai Politik

3. Bahwa berdasarkan argum en-argum en di atas telah jelas dan t egas bah wa ket en t u an yan g m en yat akan “An g g ot a DPR berhenti antarw aktu karena:c. diusulkan oleh partai politik y ang bersangkutan” pada Pasal 85 ayat (1) huruf c UU Nom or

22 Tah un 20 0 3 ten tan g Susduk dan Pasal 12 h ur uf b UU N om or 3 1 Ta h u n 2 0 0 2 t en t a n g P a r t a i P olit ik a d a la h m erupakan kriteria pem berhentian yang tidak terukur yaitu m em berikan hak subjektif kepada partai politik dan pengurus partai yang dapat m elahirkan kesewenang-wenangan partai politik terhadap anggotanya yang m enjadi anggota DPR tetapi tidak sejalan atau berbeda pen dapat dalam m en yam paikan atau m en yuarakan aspirasi kon stituen atau rakyat pem ilih, bahkan dapat terjadi karena adanya perasaan suka dan tidak suka dari Pengurus Partai Politik terhadap anggotanya yang m en jadi an ggota DPR karen a berlaku/ bersuara vokal dan / atau m encoba m em beberkan hal-hal buruk yang m enyentuh pribadi Pengurus Partai Politik yang bersangkutan;

4. Bah wa keten tuan Pasal 8 5 ayat (1) h uruf c UU Nom or 22 Tahun 20 0 3 dan Pasal 12 huruf b UU Nom or 31 Tahun 20 0 2 tentang Partai Politik ini lebih jauh akan berwujud m enjadi suatu tin dakan yan g m elawan asas dem okrasi, m em batasi

h a k-h a k a n ggot a DPR d a la m m em b er ika n p er t a n ggu n g- jawaban m oral dan politik kepada konstituen dan m engebiri hak politiknya dalam m enjalankan tugas yang diem ban dari kon s t it u en n ya , s er t a m ela wa n a s a s kep a s t ia n h u ku m karenanya ketentuan tersebut bertentangan dengan Pasal 22E ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), dan Pasal 28 D ayat (1) dan (2) UUD 1945.

Sedangkan atas argum entasi pem ohon tersebut, pem erintah berpendapat sebaliknya, yakni:

1. Ba h wa k e b e r a d a a n p a r t a i p o lit ik d i I n d o n e s ia h a r u s berlan daskan keten tuan UU Nom or 31 Tahun 20 0 2 ten tan g Partai Politik, dari m ulai syarat-syarat pen dirian , hak dan

Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006 33

Putusan

kewa jib a n sa m p a i kea n ggot a a n d a n ked a u la t a n a n ggot a partai politik. Den gan dem ikian seoran g warga n egara yan g m em ilih dan bergabun g (apalagi m en jadi pen gurus) dalam partai politik tertentu m aka dengan sendirinya secara sukarela m en un dukkan diri, terikat dan m en yetujui an ggaran dasar dan an ggaran rum ah tan gga (AD/ ART) partai politik yan g ber san gku t an (v id e Pasal 10 d an Pasal 11 UU Nom or 31 Tahun 20 0 2 ten tan g Partai Politik);

2. Bahwa setiap an ggota DPR walaupun dipilih secara lan gsun g oleh pem ilih n ya (kon stitu en ) di daer ah pem ilih n ya tetapi pen calon an n ya d iu su lkan oleh par tai politik ter ten tu d an sudah baran g ten tu calon legislatif (caleg) tersebut m en jadi an ggota partai politik, den gan kata lain “tan pa partai politik m ustahil seseoran g dapat m en jadi an ggota DPR”, selain itu setiap an ggota Dewan Perwakilan Rakyat tergabun g dalam “Fraksi” yan g m erupakan represen tasi dari eksisten si partai politik di lem baga Dewan Perwakilan Rakyat;

... dalam rangka menegakkan otoritas dan integritas partai politik, maka partai politik dapat mengusulkan kepada pimpinan DPR untuk memberhentikan