Partai Politik, Wakil Rakyat, Pemilih, dan Lembaga Perwakilan

Partai Politik, Wakil Rakyat, Pemilih, dan Lembaga Perwakilan

Wakil rakyat, adalah orang yang dipilih oleh rakyat m elalui p em ilih a n u m u m u n t u k b er t in d a k m ewa kili a s p ir a s i d a n kepentingan rakyat. Wakil rakyat dalam hal ini lazim nya adalah an ggot a lem baga p er wakilan at au p ar lem en yan g m em bu at un dan g-un dan g dan kebijakan serta m en gawasi pelaksan aan - nya. Untuk dapat m enjadi calon wakil rakyat dengan m engikuti pem ilihan um um , sangat bergantung kepada aturan pem ilihan u m u m yan g d ian u t. Ter d ap at n egar a yan g m en gan u t sistem bah wa u n tu k m en jadi wakil r akyat m elalui pem ilih an um um harus m enjadi anggota partai politik dan m elalui pencalonan yang dilakukan oleh partai politik dan tidak m em buka peluang adanya calon perseorangan. Nam un di sisi lain terdapat pula sistem yang m em berikan ruan g kepada calon peroran gan un tuk m en gikuti pem ilihan um um .

J ika seor an g wakil r akyat d alam p en calon an ya ad alah m elalui partai politik dan harus m enjadi partai politik tersebut, m aka hubun gan hukum pertam a kali yan g dim iliki oleh wakil

Jurnal Konstitusi , VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2006 25

Hakim Konstitusi

r akyat adalah den gan par tai yan g ber san gku tan . Selan ju tn ya dengan terpilihnya dia sebagai wakil rakyat, berarti rakyat telah memberikan amanat kepadanya untuk memperjuangkan aspirasi m en jad i kebijakan p u blik. Pad a saat p elaksan aan p em ilih an um um , yang m enentukan jadi tidaknya seseorang sebagai wakil rakyat adalah bergantung kepada pilihan rakyat. Hal ini menimbul- kan hubungan hukum antara wakil rakyat dan rakyat pemilihnya (konstituen). Bahwa terdapat kemungkinan bahwa pilihan rakyat lebih bergantung pada partai politiknya dari pada pribadi calon wakil rakyat, tidak menghilangkan hubungan tersebut.

Dalam kon teks In d on esia, seor an g calon an ggota DPR yan g direkrut satu partai politik sebagai peserta pem ilu un tuk m en jadi an ggota DPR, setelah dipilih oleh rakyat pem ilih dan m en gucapkan sum pah jabatan sebagai an ggota DPR, m em iliki

h u b u n ga n h u ku m , b u ka n h a n ya d en ga n p a r t a i p olit ik ya n g m erekrut dan m en calon kan n ya dalam pem ilihan um um , tetapi p ilih a n r a kya t p em ilih ya n g kem u d ia n d iku ku h ka n d en ga n pen gan gkatan dan pen gam bilan sum pah sebagai an ggota DPR, telah m elahirkan hubun gan hukum baru di sam pin g yan g telah ada an tara partai politik yan g m en calon kan dan calon terpilih tadi. H u bu n gan h u ku m yan g bar u ter sebu t, tim bu l di an tar a an ggota DPR, den gan rakyat pem ilih dan an ggota DPR den gan (lem b a ga ) n ega r a DP R. H u b u n ga n h u ku m ya n g d em ikia n m elahirkan hak dan kewajiban yan g dilin dun gi oleh kon stitusi

d a n h u k u m , d a la m r a n gk a m e m b e r i ja m in a n b a gi ya n g ber san gku t an u n t u k m en jalan kan p er an yan g d ip er cayakan padan ya, baik oleh partai m aupun oleh rakyat pem ilih.