Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan Data

40               q P St M M r t p pbi validitas isi apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi dan isi pelajaran yang diberikan. 11 Pada uji validitas ini digunakan teknik Korelasi Point Biserial, yaitu skor tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total hasil tes. Rumus korelasi point biserial sebagai berikut: 12 Keterangan : R pbi = Koefisien korelasi point biserial M p = Mean nilai rata-rata skor peserta tes yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes M t = Mean nilai rata-rata skor total skor rata-rata dari seluruh peserta tes S t = Standar deviasi skor total p = Proporsi peserta tes yang menjawab item tersebut q = Proporsi siswa yang menjawab salah p =1- p 2 Reliabilitas Instrumen Selain pengujian validitas, sebuah tes juga harus memilki reliabilitas. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen atau tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 13 Reliabilitas dalam penelitian menggunakan metode belah dua yang diuji dengan menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut: 14 1 2 2 21 1 2 21 1 11 r r r   11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan. 67 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan..., h.78 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan..., h. 86 14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan..., h. 93 41 Keterangan: r 1212 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r 11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel 3.4. 15 Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,90 - 1,00 Sangat Tinggi 0,70 - 0,90 Tinggi 0,40 - 0,70 Sedang 0,20 - 0,40 Rendah 0,00 - 0,20 Kecil 3 Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan: 16 JS B P  Dimana: P = indeks kesukaran B = banyak siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran: 17 0,00 ≤ P ≤ 0,30 = soal sukar 0,30 P ≤ 0,70 = soal sedang 0,70 P ≤ 1,00 = soal mudah 15 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar …, h. 38 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …, h. 208. 17 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …, h. 210. 42

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu: 18 B A B B A A P P J B J B D     Dimana : D = daya pembeda B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar J A = jumlah peserta kelompok atas J B = jumlah peserta kelompok bawah P A = A A J B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = B B J B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: 19 D : 0,00 – 0,20 = jelek poor D : 0,21 – 0,40 = cukup satisfactory D : 0,41 – 0,70 = baik good D : 0,71 – 1,00 = sangat baik excellent D : negatif = semuanya tidak baik sebaiknya dibuang saja

K. Teknis Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotes terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis, yaitu: 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …, h. 213 19 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …, h. 218.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI.

0 4 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 14