52 dengan kriteria pengujian, yaitu jika t
hitung
t
tabel
maka H
O
diterima, H
a
ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
maka H
O
ditolak, H
a
diterima. Untuk menentukan t
hitung
digunakan rumus berikut :
Tabel 4.5 Uji-t db
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
66 2,37
2 H
O
ditolak
Pada tabel diatas terlihat t
hitung
t
tabel
, hal ini menjelaskan bahwa H
o
ditolak datau H
a
diterima. Berarti terdapat pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap pemahaman fisika siswa lebih tinggi daripada pembelajaran
konvensional.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Temuan yang diperoleh selama penelitian adalah bahwa terdapat perbedaan yang positif antara hasil belajar siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol. Siswa Kelas Eksperimen yang menggunakan model tipe NHT lebih baik dalam beberapa hal dibandingkan dengan siswa kelas Kontrol yang menggunakan
model konvensionalceramah. Kelas Eksperimen lebih baik dalam hal perolehan rata-rata nilai posttest, rata-rata nilai N-Gain, dan rata-rata kualitas pembelajaran
yang ditunjukkan oleh data hasil observasi. NHT dan konvensional dianggap sebagai model pembelajaran yang masing-masing memiliki keunggulan tertentu.
Namun NHT lebih menarik bagi siswa. Hal ini yang diduga menjadi salah satu penyebab bahwa hasil uji hipotesis menyatakan bahwa perbedaan hasil
pemahaman belajar kedua kelas signifikan. NHT unggul dalam hal pemahaman hasil belajar siswa.
2 1
2 1
1 1
n n
dsg X
X t
53 Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat dilihat
juga dari hasil observasi. Nilai observasi adalah nilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan apakah dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Berdasarkan
observasi, pelaksanaan pembelajaran dikelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berlangsung dengan baik, hal ini dapat dilihat
dari persentase pencapaian indikator pada setiap pertemuan. Pencapaian indikator pada pertemuan ke-2 yaitu sebesar 50 , banyaknya indikator yang tercapai pada
pertemuan ini hanya 8 indikator saja. Pada pertemuan ini dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilakukan kurang begitu baik karena pencapaian
indikatornya baru menapai 50 , hal ini di duga karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, sehingga kurang begitu baik
hasilnya. Pada pertemuan ke-3 persentase pencapaian yaitu sebesar 81,25 . Pada
pertemuan ini mengalami peningkatan sekitar 31,25 dari pertemuan sebelumnya. Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ke-3 yaitu
sebanyak 13, indikator yang tidak tercapai sebayak 3 pada pertemuan ini. Pada pertemuan ketiga ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan
berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 81,25 . Hal ini dikarenakan siswa sudah sedikit terbiasa dengan model pembelajaran yang
diterapkan. Pada pertemuan ke-4 persentase pencapaian yaitu sebesar 87,5 . Pada
pertemuan ini mengalami peningkatan lagi dari pertemuan sebelumnya sebanyak sekitar 6,26 . Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ini yaitu
sebanyak 14, indikator yang tidak tercapai sebayak 2 pada pertemuan ini. Pada pertemuan ke empat ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan
berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 81,25 . Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan.
Pada pertemuan ke-5 persentase pencapaian yaitu sebesar 87,5 . Banyaknya indikator pada pertemuan kelima sama seperti pertemuan keempat
yaitu sebanyak 14, indikator yang tidak tercapai sebayak 2 pada pertemuan ini.