Hasil Belajar Kajian Teoritis

tepat. Tingkat keberhasilan siswa ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau inteligensi IQ. b. Sikap adalah gejala internal yang bedimensi afektif. Sikap seseorang dalam melakukan suatu kegiatan sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan yang dilakukan. Bagaimana seseorang dapat menyikapi semua kegiatan yang dilakukannya tergantung dari motivasi melakukan kegiatan tersebut. Sikap seorang siswa dalam belajar khususnya dalam pembelajaran fisika harus selalu menyikapinya dengan pemahan yang positif, karena jika kita menyikapinya dengan sikap yang negatif maka akankah tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai. c. Bakat adalah kemampuam yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan memiliki bakat terhadap suatu kegiatan tertentu akan mudah untuk lebih mengembangkan bakat tersebut. d. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu e. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi ini dapat mendorong seseorang lebih maju dalam melakukan suatu kegiatan. Penemuan-penemuan penelitian menunjukan bahwa basil belajar pada umumnya akan meningkat jika motivasi belajar bertambah. 21 Selain faktor intern belajar juga dipengaruhi oleh faktor ekstern. Adapun faktor-faktor ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. 22 1. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga 21 Syaipul Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 157 22 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi . Jakarta: Rieneka Cipta. 2010 h. 60 2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah 3. Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berasal dari kegiatan siswa dalam massyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. 23 Faktor yang terakhir adalah pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang efektivitas dan proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Dari pendapat diatas, diketahui bahwa strategi merupakan salah salah satu faktor yang menentukan dalam pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila diimbangi dengan strategi belajar yang tepat, dalam hal ini pemilihan metode dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sebagai alat hasil belajar siswa. Pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, terlebih lagi jika mereka dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Pemahaman Konsep

Pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkunganya. 24 tanpa pemahaman individu sulit untuk berinteraksi dan bersosial dengan orang lain siswa dengan baik. 23 Slameto. Belajar dan Faktor-fakto, …h. 70 24 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007, h.215 Dua tujuan utama dari pendidikan adalah untuk meningkatkan ingatan dan transfer. Ingatan adalah kemampuan untuk mengingat materi untuk beberapa waktu kemudian, dan apa yang diingat itu tetap sama seperti apa yang dihadirkan selama proses pembelajaran sebelumnya. Transfer adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah baru, menjawab pertanyaan baru, atau untuk memfasilitasi pembelajaran pada materi yang baru dan rmengingat apa yang telah siswa pelajari, sedangkan transfer menghendaki siswa tidak hanya untuk mengingat tetapi juga untuk membuat arti dan selanjutnya dapat digunakan oleh mereka berdasarkan apa yang telah mereka pelajari. 25 Jika dua hal tersebut terlaksana, maka pembelajaran yang tersebut termasuk ke dalam pembelajaran bermakna. Belajar bermakna merupakan cara belajar memotivasikan siswa. Kebermaknaan itu bersifat personal, dimana materi tersebut terasa penting dan prinsip bagi diri siswa. 26 Penyajian materi oleh guru mengandung makna bagi seluruh siswa, guru menyampaikan materi yang berkaitan dengan masa lampau, dan mengantisipasi untuk masa depan. Dapat disimpulkan bahwa ingatan lebih fokus pada apa yang terjadi sebelumnya sedangkan transfer lebih menekankan pada apa yang terjadi kemudian. Sebagai contoh, setelah siswa membaca buku pelajaran tentang fluida dinamis, tes ingatan hanya akan meminta siswa mengingat kembali isi materi seperti menentukan volum fluida yang mengalir per satuan waktu, menyatakan jumlah tekanan energi kinetik per satuan volum dan energi potensial per satuan volum. Pada tes transfer siswa diminta untuk menganalisis soal-soal yang lebih kompleks dengan menggunakan rumusan awal mengenai fluida dinamis, seperti menentukan besar debit pada suatu aliran air yang mengalir melalui sebuah pipa dengan luas penampang dan kecepatan tertentu. Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari. Kemampuan internal yang dituntut dalam pemahaman antara lain: 27 25 Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian et.al, A Taxonomy..., h.63. 26 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung Persada, 2004, h. 90 27 Zainal Abidin, “Pemahaman Konseptual dan Prosedural Dalam Belajar Matematika”, dalam JurnalPendidikan dan Pembelajaran, No. 2 Tahun Ke-17, Agustus 2004, h.57. a. Translasi, yaitu kemampuan menterjemahkan atau mengubah ide-ide dari bentuk yang satu ke bentuk lain yang ekivalen. b. Interpelasi, yaitu kemampuan mengidentifikasikan atau memahami ide-ide utama yang tercakup dalam suatu komunikasi permasalahan maupun pengertian tentang hubungan antara ide-ide tersebut. c. Ekstrapolasi, yaitu kemampuan memperluas kecenderungan atau tendensi di luar data yang diketahui. Dapat disimpulkan pemahaman merupakan kemampuan siswa untuk memaknai suatu masalah dengan cara menghubungkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat digeneralisasikan. Suatu konsep akan terbentuk apabila dua atau lebih objek dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifat-sifatnya. Konsep dapat dianggap sebagai suatu unit pikiran atau gagasan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu konsep tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain dalam suatu sistem dinamik yang disebut sistem konseptual. 28 Dalam pengertian lain, konsep dapat didefinisikan dalam berbagai hal seperti berikut: 29 a. Atribut. Setiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda, seperti atribut relevan maupun yang tidak relevan atau atribut yang berupa fisik maupun berupa fungsional. b. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut itu. Ada tiga macam struktur yang dikenal yaitu konsep konjunktif, konsep disjunktif dan konsep relasional c. Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dliihat dan konkret, atau konsep-konsep itu sendiri dari konsep-konsep lain d. Keinklusifan inclusiveness. Ini ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu. 28 Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto, “Pemahaman Murid…, h.63. 29 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, h.79-80 e. Generalitas dan keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat subordinatnya. f. Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh suatu konsep. Klausmeier 1977 mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep concept attainment, mulai dari tingkat konkret ke tingkat formal. Konsep-konsep pada tingkat formal yang paling tepat, sebab pada tingkat ini atribut-atribut yang dibutuhkan konsep dapat didefinisikan. g. Kekuatan power. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju, bahwa konsep itu penting Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu definisi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekolompok objek pada suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. Siswa tidak selamanya dapat belajar konsep langsung dari apa yang ada pada definisi, misalnya siswa yang masih berada di bawah taraf berfikir normal. Oleh karena itu, diperlukan contoh-contoh dalam rangka memahami suatu konsep yang ada pada suatu definisi. Konsep-konsep yang berorde lebih tinggi dari konsep yang dimiliki seseorang tidak dapat selalu dikomunikasikan dengan baik kepada orang tersebut melalui suatu definisi, tetapi perlu terlebih dahulu memberikan kepadanya sekumpulan contoh-contoh konsep tersebut. 30 Menurut Ausubel seperti dikutip dalam Dahar, konsep dapat diperoleh dengan dua cara yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Menurut Gagne, pembentukan konsep dapat dipandang sebagai belajar konsep-konsep konkret, sedangkan asimilasi konsep relevan dengan belajar konsep-konsep abstrak. 31 Bentuk revisi teori kognitif yang dikemukakan oleh Bloom terhadap enam kategori proses, yaitu satu kategori yang berhubungan dengan ingatan 30 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, h.82 31 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga, 1989, h. 81

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI.

0 4 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 14