Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Kelompok Tani Hurip 1. Lingkungan Internal Sumber Daya Manusia

48

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Kelompok Tani Hurip 5.1.1. Lingkungan Internal Semua organisasi, termasuk kelompok tani mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional. Kelompok tani harus teliti melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap keseluruhan variabel internalnya untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Aspek yang termasuk dalam lingkungan internal adalah sumber daya manusia, keuangan, kegiatan produksi dan operasi, dan pemasaran.

a. Sumber Daya Manusia

Kelompok Tani Hurip adalah kelompok tertua yang ada di Desa Cikarawang. Keberadaan Kelompok Tani Hurip sudah diakui oleh kelompok- kelompok tani dan para penjual ubi jalar yang ada di wilayah Bogor dan sekitarnya. Kelompok Tani Hurip juga sudah mampu melakukan komunikasi interpersonal yang efektif. Hal ini ditunjukkan dengan keterbukaan kelompok kepada pihak luar. Setelah melalui proses pendampingan, kelompok tani sudah memiliki struktur organisasi yang jelas. Para anggota kelompok juga sudah menyadari nilai lebih yang dimiliki oleh komoditas pertanian mereka, sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan suatu usaha pengolahan pasca panen yaitu usaha pengolahan ubi jalar menjadi tepung. Keputusan ini ditindaklanjuti oleh kelompok dengan pembentukan suatu kelompok kecil yang terdiri dari lima orang perwakilan anggota kelompoknya yang akan bersama-sama dengan peneliti melakukan aksi berkaitan dengan keputusan yang telah disepakati oleh kelompok. Anggota Kelompok Tani Hurip terdiri dari para petani yang sudah lama berkecimpung di dunia pertanian diatas 10 tahun. Sehingga pengalaman mereka di bidang pertanian, terutama pada komoditas ubi jalar tidak diragukan lagi. Akan tetapi, mutu SDM kelompok sangat minim karena dari 28 orang anggotanya, 17 orang diantara mereka yaitu sekitar 60,71 hanya mengecap pendidikan sampai bangku Sekolah Dasar SD bahkan diantara mereka ada yang tidak lulus sekolah. 49 Sedangkan sisanya, sebanyak 2 orang 7,14 tamat SLTP dan 9 orangnya lagi 32,14 tamat SLTA. Tingkat pendidikan yang masih rendah tersebut mengakibatkan rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani tentang penerapan manajemen dalam kelompok, pengelolaan, pemasaran, pendistribusian, menetapkan daya tawar, penerapan inovasi, dan sanitasi pengolahan. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi yang terus berkembang. Tabel 10. Karakteristik Anggota Kelompok Tani Hurip Karakteristik Anggota Kelompok Tani Hurip Jumlah orang Persentase Muda 26 tahun 4 14,29 Sedang 26 - 40 tahun 5 17,86 Usia Tua 40 tahun 19 67,86 Rendah tamattidak tamat SD 17 60,71 Sedang SLTP 2 7,14 Pendidikan Tinggi SLTA 9 32,14 Rendah Rp. 310.000,00 8 28,57 Sedang Rp. 310.000,00 – Rp. 1.000.000,00 14 50 Pendapatan Tinggi RP. 1.000.000,00 6 21,43 Sedikit ≤ 4 orang 25 89,29 Tanggungan Keluarga Banyak 4 orang 3 10,17 Non pengurus anggota 17 60,71 Status Keanggotaan Pengurus 11 39,29 Tidak luas 2.100 m² 12 42,86 Sedang 2.100 - 10.000 m² 14 50 Luas lahan Luas 10.000 m² 2 7,14 Baru 6 tahun 5 17,86 Sedang 6 - 10 tahun 3 10,71 Pengalaman Bertani Lama 10 tahun 20 71,43 50 Selain itu, komposisi anggota Kelompok Tani Hurip saat ini mayoritas berusia diatas 40 tahun. Generasi mudanya hanya 14,29 dari jumlah total anggota. Hal ini merupakan kelemahan yang dapat mengancam kelompok tani karena jika kondisi ini dibiarkan maka kelompok tani akan sulit untuk bertahan dan terus berkembang. Generasi muda sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi karena melalui generasi muda, suatu organisasi dapat terus hidup dan berkembang dengan adanya peralihan estafet keanggotaan atau regenerasi dan kemampuan mereka untuk membawa kelompok kearah kemajuan dengan pikiran-pikiran baru yang dimiliki oleh para generasi muda tersebut.

b. Keuangan