24 internal rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi kelemahan
yang dihadapi kelompok tani. Sedangkan dari anlisis faktor eksternal menunjukkan bahwa kelompok tani tersebut berada pada posisi eksternal sedang
dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh kelompok tani. Pada akhirnya dari analisis dengan menggunakan matriks QSP
diperoleh bahwa prioritas utama strategi pemasaran kopi bubuk Arabika kelompok tani Manunggal VI kecamatan Jambu Semarang adalah membuka
kesempatan investasi kapada pihak lain yang berminat.
2.3. Kerangka Pemikiran Operasional
Dari hasil pengkajian bersama dengan pemerintah Desa Cikarawang dan tokoh-tokoh setempat diketahui bahwa komoditas unggulan pertanian di Desa
Cikarawang adalah ubi jalar dan kelompok tani yang khusus menangani komoditas ini adalah Kelompok Tani Hurip.
Selama ini, komoditi ubi jalar hanya dijadikan sebagai makanan cemilan bagi warga setempat atau dijual langsung kepada tengkulak dan pasar-pasar
tradisional. Bahkan ketika ”banjir” ubi jalar, komoditi ini akan terbuang sia-sia atau dijual dengan harga yang sangat rendah. Melalui diskusi dengan seluruh
anggota Kelompok Tani Hurip dan tokoh-tokoh setempat dimana tim mahasiswa sebagai pemandunya fasilitator, muncul keinginan dari anggota kelompok tani
Hurip untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut dengan cara mendirikan usaha pengolahan ubi jalar menjadi tepung di Desa Cikarawang.
Usaha kecil ini perlu dikembangkan, karena berbasis sumber daya lokal, yaitu ubi jalar, sedikit banyak akan menyerap tenaga kerja di sekitarnya dan berkontribusi
positif terhadap perekonomian daerah pada khususnya. Usaha tepung ubi jalar yang akan didirikan oleh Kelompok Tani Hurip ini
akan melakukan serangkaian kegiatan seperti pengadaan bahan baku, produksi atau pengolahan, dan pemasaran. Ketiga kegiatan ini saling berkaitan satu sama
lain. Kegagalan pada kegiatan awal, akan mengakibatkan kegagalan pada kegiatan selanjutnya. Untuk itu, dalam pelaksanaannya perlu direncanakan sebaik-baiknya.
Salah satu bagian penting dari kegiatan pemasaran adalah perumusan strategi pemasaran. Perumusan strategi pemasaran dari usaha ini akan melalui tiga
tahap kerangka pengambilan keputusan David yang dimulai dengan analisis
25 lingkungan kelompok tani termasuk usaha yang akan didirikan yang dilakukan
oleh peneliti secara kolaboratif dengan tim usaha yang ditunjuk oleh Kelompok Tani Hurip. Analisis lingkungan yang akan dilakukan terdiri atas dua faktor, yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Identifikasi faktor internal dilakukan dengan analisis lingkungan internal yang digambarkan dengan kekuatan
dan kelemahan kelompok tani sehingga didapat faktor-faktor sukses kritis internal yang kemudian dirangkum ke dalam matriks Internal Factor Evaluation IFE.
Sedangkan identifikasi faktor eksternal dilakukan dengan analisis lingkungan eksternal direfleksikan oleh peluang, ancaman industri, ketersediaan lahan di desa
dan dampak pengembangan usaha tepung ubi jalar terhadap lingkungan perdesaan yang kemudian dirangkum ke dalam matriks External Factor Evaluation EFE.
Tahap berikutnya memadukan antara analisis faktor-faktor internal dan eksternal dalam bentuk analisis SWOT. Melalui analisis ini, peluang, ancaman,
kekuatan, dan kelemahan akan dicocokkan satu dengan lainnya sehingga akan didapatkan 4 tipe strategi, yaitu strategi kekuatan dan peluang SO, kelemahan
dan peluang WO, kekuatan dan ancaman ST, serta kelemahan dan ancaman WT. Selanjutnya memposisikan kelompok ke dalam matriks yang terdiri dari 9
sel yang disebut matriks Internal External IE. Keluaran dari alternatif strategi tersebut akhirnya dipilih strategi yang
terbaik melalui Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. QSPM merupakan tahap ketiga dan terakhir dari tahap kerangka pengambilan keputusan
strategi David. Output matriks QSP berbentuk skor. Skor tertinggi merupakan prioritas utama untuk diterapkan, sehingga dihasilkan umpan balik yang akan
dipertimbangkan dalam penentuan visi dan misi berikutnya. Dengan dipilihnya strategi terbaik dan manfaat dari usaha kecil tepung ubi jalar kelompok tani Hurip,
maka diharapkan pendirian usaha kecil di desa Cikarawang tersebut dapat bersaing dipasar sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat disekitarnya. Seluruh kegiatan penelitian ini dilakukan secara partisipatif. Dimulai dari
penentuan jenis usaha yang akan dikembangkan oleh kelompok tani Hurip sampai tersusunnya alternatif-alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh kelompok
sebagai keluaran dari matriks SWOT hingga pada akhirnya terpillih strategi
26 pemasaran yang paling tepat untuk diterapkan oleh kelompok tani Hurip untuk
memasarkan tepung ubi jalarnya. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Desa
Cikarawang
Kelompok Tani Hurip
Usaha Kecil Tepung Ubi Jalar
Ubi Jalar
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Matriks SWOT
Alternatif Strategi
Pemasaran Matriks
QSPM Strategi
Pemasaran Terpilih
Matriks IE
27
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Hurip yang sekretariatnya berada di Kampung Carangpulang Bubulak RT 04 RW 03 Desa Cikarawang,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan bahwa kelompok tani ini merupakan
satu-satunya kelompok tani yang khusus menangani komoditas ubi jalar yang merupakan komoditas andalan di Desa Cikarawang. Kegiatan penelitian ini
dilakukan dari bulan Februari sampai Juni 2007.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan berasal dari Kelompok Tani Hurip yang
diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dan mendalam, diskusi kelompok terfokus FGD, dan kaji lapang atau observasi yang dilakukan secara partisipatif
bersama anggota Kelompok Tani Hurip. Data tersebut meliputii profil desa, profil kelompok tani, visi, misi, dan tujuan kelompok tani, fasilitas dan peralatan yang
akan dibutuhkan untuk membuat tepung ubi jalar, pasar yang akan dituju, serta kegiatan produksi dan operasi yang akan dilaksanakan ketika usaha tersebut
berdiri. Sedangkan data sekunder yang digunakan berasal dari tulisan-tulisan yang
berkenaan dengan masalah yang akan diteliti seperti literatur dari Pemerintahan Desa Cikarawang, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bogor dan Pusat, Dinas
Pertanian Kabupaten Bogor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Bogor, Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Kecamatan Darmaga,
Center for International Forestry Research CIFOR, Balai Besar Industri Agro
BBIA, dan literatur-literatur lainnya berupa jurnal, makalah, dan hasil penelitian terdahulu.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data menggunakan metodologi Penelitian Aksi Partisipatif PAP atau Participatory Action Research PAR, yaitu sebuah