14 media sosial yang dinamis, penyatuan aspirasi yang murni dan sehat, dan sebagai
media kerjasama.
2.1.6. Usaha Kecil
Definisi usaha kecil mencakup paling tidak dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari
jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan atau kelompok perusahaan tersebut Partomo dan Soejoedono, 2004.
Departemen KUMKM 2005 mendefinisikan usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun
suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar satu miliar rupiah atau
kurang. Adapun kriteria-kriteria dari suatu usaha kecil adalah sebagai berikut : 1.
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu
milyar rupiah. 3.
Milik Warga Negara Indonesia. 4.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung
dengan UM atau UB. 5.
Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
Anderson 1987 mengemukakan definisi usaha kecil ditinjau dari jumlah pekerja terbagi dua, yaitu usaha kecil I – kecil yang memiliki 1 sampai 9 tenaga
kerja, dan usaha kecil II – kecil yang memiliki 10 sampai 19 tenaga kerja.
2.1.7. Penelitian Aksi Partisipatif Participatory Action ResearchPAR
Penelitian aksi partisipatif, yang selanjutnya disebut PAR, adalah salah satu bentuk penelitian yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas organisasi
masyarakat, kehidupan masyarakat, dan keluarga dengan menggunakan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mempertanyakan atau menyelidiki dan kemudian
melakukan aksi yang sistematis untuk memecahkan masalah tertentu Stringer, 1996. Penelitian dengan menggunakan pendekatan aksi partisipatif ini
15 participatory research memiliki perbedaan dan penelitian konvensional
conventional research yang dilakukan oleh peneliti pada umumnya.
Tabel 4. Perbedaan Conventional Research dan Participatory Research Kriteria
Conventional research Participatory research
Tujuan Memperoleh informasi untuk
didiagnosa, direncanakan dan dievaluasi
Memancing penduduk lokal untuk mulai beraksi
Hasil riset Sesuai dengan yang ditentukan,
lebih spesifik Berkembang, berubah terus-
menerus Pendekatan Objektif,
standarisasi, seragam, linier, disusun untuk menguji
hipotesis Fleksibel, berbeda-beda,
disesuaikan, mendorong perubahan, iteratif, holistik
Gaya operasi Menggali, ada jarak dengan
subjek riset, hanya data dan data
Memotivasi memberi dorongan, partisipatif, fokus
pada perkembangan orang Pembuat
keputusan Eksternal, terpusat
Penduduk lokal dengan atau tanpa fasilitator
Metodeteknik Sangat terstruktur, ketepatan pengukuran, analisis statistic
Buka-tutup, tatap muka, sorting, skorring, ranking
Peranan peneliti
Mengkontrol, memanipulasi, expert, dominan, objektif
Perantara, fasilitator, mengawali, kemudian
mengikuti Peran
penduduk lokal
Contoh, sebagai target, responden pasif, reaktif
Generator pengetahuan, peserta, aktif, kreatif
Kepemilikan hasil
Hasil untuk sendiri dan dikontrol dari luar akses
terbatas Dimiliki oleh penduduk local
Output Laporan, publikasi,
mungkin perubahan kebijakan
Peningkatan kapasitas dan peran masyarakat setempat,
pembelajaran setempat, mempengaruhi perubahan
kebijakan
Sumber : Narayan, 1996 Penelitian aksi partisipatif adalah suatu penelitian sistematis yang
dilaksanakan bersama kolektif, saling bekerjasama kolaboratif, merupakan refleksi diri, bersifat kritis dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian tersebut McCutcheon and Jung, 1990. PAR memiliki seperangkat nilai-nilai yang menentukan proses penelitian haruslah demokratis, adil, bebas,
dan dinamis.
16 Menurut Dick 1997, PAR merupakan suatu siklus, bukan proses linier,
yang umumnya dimulai dengan membangun dasar bagi partisipan dengan mengembangkan hubungan diantara para stakeholder serta menegosiasikan peran
dan tangungjawab. Membangun hubungan adalah aspek kunci dalam proses penelitian yang membutuhkan negosiasi dan sikap saling berbagi.
Zuber-Skerrit 1991, mengatakan bahwa siklus penelitian aksi terdiri dari empat kegiatan utama yaitu, perencanaan, aksi, pengamatan, dan refleksi seperti
yang terlihat pada Gambar 2. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus dengan harapan kegiatan perencanaan dan aksi yang dilakukan setiap kali kegiatan
pemantauan dan refleksi dilakukan akan menghasilkan suatu output yang lebih baik dan bermanfaat.
Gambar 2 : Siklus Participatory Action Research PAR Dari definisi-definisi diatas terdapat empat point dasar dalam penelitian
aksi partisipatif yaitu : pemberdayaan pihak-pihak yang terlibat, kerjasama melalui partisipasi, memperoleh pengetahuan, dan perubahan sosial.
McTaggart 1989, menyatakan bahwa penelitian aksi partisipatif memiliki enam belas prinsip yaitu : 1 sebuah pendekatan untuk memperbaiki praktek
sosial dengan jalan merubahnya, 2 bergantung pada partisipasi nyata, 3 kolaboratif, 4 membangun komunitas dengan sikap kritis-diri, 5 sebuah proses
belajar yang sistematis, 6 melibatkan orang-orang dalam membangun teori mengenai praktek sosial mereka sendiri, 7 mengajak orang-orang menempatkan
praktek, ide-ide dan asumsi mereka mengenai institusi untuk diuji, 8 melibatkan pembuatan catatan, 9 mengajak partisipan memahami pengalaman mereka
sendiri secara obyektif, 10 sebuah proses politik, 11 melibatkan pembuatan analisis kritis, 12 dimulai dengan hal yang kecil, 13 dimulai dengan siklus
Kondisi Saat Ini
Aksi Aksi
Perencanaan Perencanaan
Pemantauan Pemantauan
Refleksi Refleksi
Pengamatan
17 kecil, 14 dimulai dengan kelompok kecil, 15 memperbolehkan dan
mengharuskan partisipan membuat catatan, 16 memperbolehkan dan mengharuskan partisipan memberikan sebuah alasan yang memberi justifikasi
kerja sosial pendidikan mereka kepada yang lain.
2.1.8. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal