12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation GI
1. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Joyce and Weil Trianto, 2011: 22 model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain. Menurut Winataputra 2007: 3 model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Arends Supridjono, 2009: 46 menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan
pendekatan yang akan digunakan oleh guru, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas. Jadi, model pembelajaran bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan guru ketika di kelas adalah model pembelajaran kooperatif.
Istilah cooperative learning pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
13 membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembentukan
kelompok dalam Cooperative Learning diusahakan heterogen dan tidak terlalu banyak. Menurut Slavin 2015: 8 model pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur
kelompoknya yang bersifat heterogen. Heterogen disini berkaitan dengan tingkat prestasi belajar, jenis kelamin, dan latar belakang keluarga. Pembelajaran Kooperatif
adalah konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru Suprijono,
2009: 54, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mendampingi siswa saat pembelajaran berlangsung. Cooperative Learning dapat didefinisikan juga sebagai
sikap atau perilaku bersama dalam membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja dipengaruhi oleh setiap tanggung jawab anggota kelompok Solihatin dan Raharjo, 2009: 4.
Menurut Slavin 2015: 26 terdapat enam karakteristik dari cooperative learning yang membedakannya dengan metode ceramah bervariasi, yaitu: 1 tujuan
kelompok; 2 tanggung jawab individu; 3 kesempatan sukses bersama; 4 kompetensi tim; 5 spesialisasi tugas; dan 6 adaptasi terhadap kebutuhan kelompok.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerja kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat