Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation GI
15 Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran kooperatif melatih siswa
untuk mengetahui bahwa semua anggota ketika dalam kelompok memiliki tujuan yang sama dan bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya.
b. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada
kerja kelompok. Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran secara berkelompok, banyak guru hanya membagi siswa dalam kelompok kemudian memberi tugas untuk
diselesaikan tanpa pedoman yang jelas. Hal tersebut membuat siswa merasa ditelantarkan dan tidak jarang kelas menjadi gaduh tanpa adanya hasil dari diskusi
yang dilakukan. Oleh karena itu sebagai guru yang akan menerapkan pembelajaran kooperatif harus memahami sintak model pembelajaran ini agar siswa dapat
mengetahui dengan jelas bagaimana harus bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Suprijono 2009: 65 mengemukakan bahwa sintak model
pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 enam fase yaitu: Tabel 1. Fase Model Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan
tujuan dan
mempersiapkan peserta didik. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap belajar.
Fase 2:
Present Information
Menyampaikan Informasi Mempresentasikan informasi kepada peserta
didik secara verbal. Fase 3: Organize students into
learning teams Mengorganisasi peserta didik dalam
tim-tim belajar Memberikan penjelasan kepada peserta
didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien.
Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
16 Fase 5: Test on the materials
Mengevaluasi Menguji
pengetahuan peserta
didik mengenai berbagai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya. Fase
6: Provide
recognition Memberikan
pengakuan atau
penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha
dan prestasi individu maupun kelompok.
2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation GI
Tipe investigasi kelompok atau group investigation merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran kooperatif. Tipe ini dikembangkan pertama kali oleh
Thelan. Dalam perkembangannya tipe ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Selain menekankan pada hubungan sosial yang berkembang
dalam proses interaksi sosial di antara individu, tipe investigasi kelompok ini menekankan pentingnya tanggung jawab pribadi yang terlihat dari terlibatnya siswa
dalam perencanaan topik yang dipelajari dan jalannya penyelidikan mereka. Hal tersebutlah yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe ini dengan tipe yang
lainnya seperti jigsaw, STAD, NHT, TGT, dan lain-lain. Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang
kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran berbasis konstruktivisme Isjoni, 2010: 87. Model Group Investigation ini tidak
hanya melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri tetapi juga melatih kemampuan siswa untuk bertanggung jawab dalam kelompok yang
ditunjukkan dengan keterlibatan siswa mulai dari kegiatan perencanaan hingga pelaksanaan investigasi.
17 Menurut Sharan 2012: 170-171 investigasi kelompok memberi siswa
kesempatan untuk belajar bersama mengenai berinteraksi dengan sesamanya meneliti aspek-aspek berbeda dari tema umum yang sama, dan memberikan sudut pandang
berbeda atas tema itu. Ketika siswa belajar bersama dalam kelompok kecil, siswa akan saling membantu dan mengembangkan arah dan tanggung jawab atas
pembelajaran yang diberikan. Penafsiran informasi kooperatif yang berasal dari aspek-aspek berbeda ini akan meningkatkan tanggung jawab siswa ketika menyusun,
menegaskan, dan mengkondisikan temuan-temuan mereka dan dengan demikian membuatnya bermakna.
Group investigation tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung adanya dialog interpersonal atau komunikasi dan
interaksi kooperatif antar siswa Slavin, 2015: 215. Komunikasi dan interaksi antar siswa akan mencapai hasil yang terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil,
sehingga pertukaran diantara teman-teman sekelas dan tiga konsep kooperatif seperti penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama
dapat terlaksana. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada kebebasan siswa dalam memilih, merencanakan dan
mempertanggungjawabkan materi yang dipelajari dengan tahap-tahap tertentu yang tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa tetapi
18 juga kemampuan kerjasama, komunikasi, dan sikap tanggung jawab siswa dalam
kelompok. Keterkaitan model ini dengan sikap tanggung jawab adalah model ini tidak
hanya melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan pada aspek kognitif tetapi juga melatih kemampuan siswa pada aspek afektif. Model pembelajaran ini
mengutamakan tanggung jawab siswa dalam kelompok yang ditunjukkan dengan keterlibatan siswa mulai dari kegiatan perencanaan hingga pelaksanaan investigasi.
Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengambil sikap-sikap positif seperti sikap tanggung jawab. Penelitian ini diharapkan ada pengaruh yang positif dan
signifikan dari penggunaan model Group Investigation terhadap sikap tanggung jawab siswa.
a. Langkah-langkah Pembelajaran Group Investigation Pembelajaran yang menggunakan model Group Investigation, guru tentunya
perlu mengadaptasi pedoman-pedoman yang ada dengan latar belakang umur, kemampuan para siswa, dan waktu yang tersedia, dan pedoman ini cukup bersifat
umum untuk diterapkan dalam kondisi kelas yang luas. Slavin 2015: 218 menyatakan bahwa dalam Group Investigation, siswa bekerja dalam enam tahap yaitu
sebagai berikut. 1 Tahap 1: Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok
Hal ini dapat dilakukan siswa antara lain meneliti berbagai sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. Siswa bergabung
dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang mereka pilih. Komposisi
19 kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen. Guru
membantu siswa dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan. 2 Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari
Siswa bersama-sama dapat merencanakan mengenai apa yang akan dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, pembagian tugas serta menentukan tujuan atau
kepentingan investigasi tersebut. 3 Tahap 3: Melaksanakan investigasi
Pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha
yang dilakukan kelompoknya. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.
4 Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah
panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5 Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir
Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif. Para
pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
20 6 Tahap 6: Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah siswa kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman siswa. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
Isjoni 2010: 87 menjelaskan bahwa pada model pembelajaran kooperatif siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang. Pembentukan
kelompok ini dapat dilakukan berdasarkan pertemanan atau keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar ciri-ciri pembelajaran kooperatif.
Pada model ini siswa memilih subtopik yang ingin mereka pelajari dan topik yang biasanya telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru
merencanakan tujuan, langkah-langkah berdasar subtopik dan materi yang dipilih. Kemudian siswa mulai belajar dengan bebagai sumber belajar baik di
dalam ataupun di luar sekolah, setelah proses pelaksanaan belajar selesai mereka menganalisis, menyimpulkan, dan membuat kesimpulan untuk
mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas Isjoni, 2010: 87-88. Pembelajaran Group Investigation yang dilakukan dalam penelitian ini
dimulai dengan siswa mengusulkan sejumlah subtopik berdasarkan topik yang lebih ditentukan guru. Guru bersama siswa memilih beberapa subtopik yang akan
dipelajari. Setelah itu siswa bergabung dalam kelompok yang heterogen yang terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap sub topik yang mereka
peroleh dan bekerjasama untuk merencanakan serta melakukan investigasi terhadap materi dari subtopik yang diperoleh, kemudian hasilnya dipresentasikan siswa di
depan kelas. Setelah itu, di akhir pembelajaran siswa memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan serta mengerjakan evaluasi dari materi
21 yang telah dipelajari. Guru berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Guru berkeliling di antara kelompok-kelompok untuk melihat apakah
kelompok-kelompok itu sedang melakukan pekerjaan mereka dan membantu mencarikan jalan keluar dari masalah-masalah yang mereka hadapi dalam interaksi
kelompok. b. Kelebihan Group Investigation
Menurut Huda 2011: 164 dalam beberapa kasus, Group Investigation dianggap sebagai metode-metode yang paling sesuai bagi guru yang baru belajar
menggunakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini membelajarkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
membuat performa siswa lebih efektif dibandingkan dengan siswa yang berada dalam suasana tradisional ruang kelas yang mengikutsertakan seluruh anggotanya.
Pembelajaran melalui Group Investigation akan memuat empat hal esensial, yaitu kemampuan melakukan investigasi, kemampuan mewujudkan interaksi,
kemampuan menginterpretasi, serta mampu menumbuhkan motivasi instrinsik Aunurrahman, 2010: 151. Joyce dan Weil Aunurrahman, 2010: 153
menyimpulkan bahwa “model investigasi kelompok memiliki kelebihan dan komprehensivitas, dimana model ini memadukan penelitian akademik, integrasi
sosial, dan proses belajar sosial.” Model pembelajaran Group Investigation juga mampu menumbuhkan kehangatan hubungan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat
terhadap harkat dan martabat orang lain Aunurrahman, 2010: 152. Dalam
22 pembelajaran Group Investigation, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari
atau mengerjakan bagian materi yang berbeda satu sama lain. Berdasarkan uraian di atas, kelebihan Group Investigation sebagai berikut:
1 Melatih interaksi siswa karena komunikasi dalam Group Investigation bersifat bilateral dan multilateral.
2 Melatih siswa dalam mengumpulkan informasi dari beragam sumber. 3 Melatih kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan menginvestigasi.
4 Mampu menumbuhkan motivasi intrinsik siswa.