Sikap Tanggung Jawab KAJIAN TEORI

25 b. Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki seseorang. Akan tetapi, kadang kala terjadi perbedaan antara nilai yang dimiliki oleh seseorang dengan sikap yang ditunjukkannya. Misalkan, seseorang tidak menyetujui adanya tindakan korupsi namun pada kenyataannya dia tetap melakukan tindakan tersebut karena adanya kesempatan untuk melakukannya. c. Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap nilai tertentu, ini menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. d. Nilai tidak bisa diajarkan tetapi dapat diketahui dari penampilannya, sedangkan sikap dipelajari sehingga dapat berubah-ubah sesuai dengan lingkungan individu yang bersangkutan. e. Nilai bersifat lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri kepribadian, sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek. 3. Pembentukan Sikap Sarlito dan Eko 2009: 84 menyatakan sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sebagai berikut : a. Pengondisian klasik classical conditioning: learning based on associantion Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus rangsang selalu diikuti oleh stimulus rangsang yang lain, sehingga rangsang yang pertama menjadi suatu stimulus bagi rangsang yang selanjutnya. Lama kelamaan, seseorang akan 26 belajar dari stimulus yang pertama muncul, maka akan diikuti oleh stimulus kedua dan stimulus selanjutnya. b. Pengkondisian instrumental instrumental conditioning Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan hasil yang menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan diulang kembali. Sebaliknya, jika perilaku mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan dihindari dari orang tersebut. c. Belajar melalui pengamatan observational learning, learning by example Proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku orang lain, kemudian dijadikan sebagai contoh untuk perilaku yang sama. Banyak perilaku yang dilakukan seseorang hanya karena mengamati perbuatan oranglain. d. Perbandingan sosial social comparison Proses pembelajaran dengan membandingkan orang lain untuk mengecek pandangan mengenai sesuatu hal adalah benar atau salah disebut dengan perbandingan sosial. Berdasarkan beberapa teori mengenai pembentukan sikap diatas, sikap seseorang dapat terbentuk melalui beberapa cara salah satunya dengan pengamatan dan pengkondisian instrumental. Ketika dalam kelompok, siswa mengamati dan menjadikan contoh perilaku anggota kelompok yang mendapatkan reward dari guru karena dapat mengerjakan tugas kelompok dengan kategori terbaik dari kelompok yang lain ketika tahap mempresentasikan laporan akhir pada model pembelajaran kooperatif tipe group investigation GI. 27 4. Ciri-ciri Sikap Berikut ini adalah ciri-ciri sikap yang dikemukakan oleh Walgito 2006: 113 yaitu : a. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir Hal ini dapat diartikan bahwa pada waktu lahir manusia belum membawa sikap-sikap tertentu pada suatu objek, karena sikap pada tiap orang diperoleh tidak dari lahir, maka sikap terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan. Oleh karena itu bahwa sikap dapat mengalami perubahan. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap yang telah ditumbuhkan oleh guru. b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan suatu objek, maka akan menimbulkan sikap tertentu dari individu terhadap objek. Pada penelitian ini, objek sikap yang dapat dipelajari oleh siswa yaitu ketika pada tahap melaksanakan investigasi pada langkah- langkah model pembelajaran group investigation GI, pada tahapan tersebut siswa dapat mempelajari dan mengamati video peristiwa proklamasi kemerdekaan dan perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan sebagai objek sikap. 28 c. Sikap dapat tertuju pada satu objek, tetapi sikap juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek Seseorang apabila mempunyai sikap yang negatif pada orang lain, orang tersebut mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pula kepada kelompok yang dimana seseorang tersebut tergabung dalam kelompok tersebut. Hal tersebut terlihat adanya kecenderungan untuk menggenerelasasikan objek sikap. Ketika siswa bekerjasama dalam kelompok menggunakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation GI, selain dapat mempelajari anggung jawab para pahlawan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan dan perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan sebagai objek sikap, siswa juga dapat mempelajari teman dari kelompoknya sebagai objek sikap. d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar Suatu sikap yang telah terbentuk dan telah mendarah daging dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan bertahan lama pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit diubah, dan kalaupun dapat diubah akan memakan waktu yang lama. Tetapi sebaliknya bila sikap itu tidak begitu mendalam ada dalam diri seseorang maka sikap tersebut relatif tidak bertahan lama, dan sikap tersebut akan mudah berubah. 29 e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi Hal ini berarti sikap terhadap suatu objek tertentu selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif yang menyenangkan tetapi juga dapat bersifat negatif yang tidak menyenangkan terhadap objek tersebut. Model pembelajaran group investigation GI merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan kerja kelompok pada siswa. Model pembelajaran GI tidak hanya melatih kemampuan pada aspek kognitif saja melainkan juga mampu mengembangkan aspek afektif. Melalui model ini siswa akan bekerja dalam enam tahapan yang setiap tahapannya melibatkan siswa secara langsung dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Salah satu tahapan yang memunculkan perasaan menyenangkan pada siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk bersikap tanggung jawab yaitu tahapan investigasi. Tahapan tersebut melatih siswa dalam kelompok untuk bertanggung jawab dalam mencari informasi serta menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati. 5. Pengertian Sikap Tanggung Jawab Menurut Kurniawan 2013: 158 tanggung jawab adalah sikap ketika kita harus bersedia menerima akibat dari apa yang telah dipercayakan pada kita. Hal ini mengartikan bahwa sikap tanggung jawab itu dapat menjadi bekal bagi seseorang untuk menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, mengingat pentingnya sikap tanggung jawab pada diri seseorang maka sifat tersebut penting untuk ditanamkan sejak dini pada diri siswa di lingkungan sekolah. 30 Lickona 2013: 72 mengemukakan bahwa tanggung jawab secara literal berarti kemampuan untuk merespon atau menjawab. Itu artinya tanggung jawab berorientasi terhadap orang lain, memberikan bentuk perhatian, dan secara aktif memberikan respon terhadap apa yang mereka inginkan. Tanggung jawab menekankan pada kewajiban positif untuk saling melindungi satu sama lain. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan semakin besar kemungkinannya mengalami keberhasilan dan penghargaan yang diperoleh dari keberhasilan itu. Sebaliknya, jika seseorang yang kurang bertanggungjawab atau bertindak gegabah akan lebih banyak dihukum dan dikritik disamping harga dirinya juga berkurang dan akan mengembangkan sikap negatif dalam hidup. Tanggung jawab merupakan salah satu dari pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional Kemendiknas, 2010: 7. Sedangkan menurut Sri Narwanti 2011: 14 pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. dari pemaparan tersebut, dapat diambil pengertian bahwa pendidikan karakter ialah suatu pendidikan yang mengajarkan tabiat, moral, tingkah laku maupun kepribadian. Maksudnya proses pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan 31 harus mampu mengarahkan, mengembangkan, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada siswa yang kemudian dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah telah mencanangkan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan. Artinya, pemerintah menginginkan agar nilai-nilai karakter dapat ditanamkan dalam diri peserta didik melalui proses pendidikan yang berlangsung pada setiap jenjang pendidikan. Tak terkecuali dengan tanggung jawab, yang juga mulai ditanamkan pada peserta didik sejak pendidikan dasar seperti sekolah dasar. Terdapat 18 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Pengertian tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sikap tanggung jawab adalah bentuk reaksi barupa menerima serta melaksanakan tugas dan kewajiban akibat dari yang telah dipercayakan pada kita, yang seharusnya di lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Melalui tahapan-tahapan model pembelajaran group investigation GI, siswa dapat mengembangkan sikap tanggung jawab ketika mengikuti pembelajaran. 6. Konsep Utama Tanggung Jawab Menurut Josephson 2008: 103 terdapat 12 konsep utama dalam mengajarkan tanggung jawab. Konsep-konsep itu antara lain: 1 berani menanggung konsekuansi, 32 2 melatih kendali diri, 3 membuat perencanann dan menentukan tujuan, 4 memilih sikap positif, 5 melakukan kewajiban, 6 Mandiri, 7 berusaha mencapai kesempurnaan, 8 Bersikap Proaktif, 9 Bersikap Tekun, 10 mau merenung, 11 Memberikan Contoh yang baik, dan 12 Mempunyai Otonomi Moral. Konsep- konsep tersebut akan dibahas di bawah ini: a. Berani Menanggung Konsekuensi Seseorang yang bertanggung jawab artinya seseorang yang berani menanggung risiko atas pilihannya; menerima tanggung jawab moral atas konsekuensi sikap, kata-kata, dan tindakannya. Orang yang tidak berani menanggung konsekuensi biasanya selalu berusaha menghindari tanggung jawab. Siswa yang berani menanggung konsekuensi tidak akan menyalahkan orang lain, membuat alasan, atau menutup-nutupi kesalahan yang diperbuat. Siswa yang berani menanggung konsekuensi memahami betul bahwa hal baik maupun buruk pasti menyertai sikap pilihan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atau tidak lakukan, yang dikatakan dan tidak katakan, dan sikap yang diperlihatkan kepada orang lain. b. Melatih Kendali Diri Ciri kuatnya kontrol diri adalah kemampuan untuk mengatur hawa nafsu dan keinginan yang kuat seperti cinta, benci, amarah, ketamakan, dan rasa takut demi akal sehat atau nalar, seperti kewajiban moral. Siswa yang bertanggung jawab tidak memberi dalih karena menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki untuk memilih kepribadian yang diinginkan. 33 c. Merencanakan dan Menentukan Tujuan Membuat rencana adalah ciri tanggung jawab. Bagi siswa dalam dunia yang penuh target ini, salah satu bagian tanggung jawab adalah membagi waktu dan menepati komitmen dan janji. Niat baik saja tidak cukup. Guru harus mengajarkan perencanaan dan penentuan tujuan kepada siswa, agar mampu menghadapi berbagai kewajiban sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, memiliki kehidupan sosial yang sehat, melakukan tugas ketika berada di rumah. d. Memilih Sikap Positif Cara seseorang dalam memandang dunia di sekitar mempengaruhi setiap aspek kehidupan, termasuk kesehatan lahir-batin dan hubungan dengan orang lain. Manusia yang bertanggung jawab memilih sikap positif karena bersedia mengendalikan emosinya, dan dengan demikian juga mengendalikan kebahagiaan hidupnya. Sikap positif atau sikap yang baik, seperti kejujuran, optimisme, keceriaan, antusiasme, sikap penuh harapan, dan kedermawanan, menghasilkan hubungan sosial yang lebih baik serta kebiasaan kerja yang lebih produktif. Sikap negatif yang buruk seperti sinisme, keputusasaan, kecurigaan, pesimisme, kehilangan harapan, dan egoism, adalah bentuk-bentuk prasangka yang mendistrosi persepsi kita dan sering mengakibatkan penentuan pilihan yang salah dan tidak bijak. Dengan mengajarkan dan mendorong siswa agar selalu memilih sikap positif, guru dapat memberikan kepadanya bekal yang berharga. 34 e. Melakukan Kewajiban Manusia yang bertanggung jawab melakukan tindakan yang menjadi kewajibannya. Siswa memenuhi kewajiban dapat berupa pada saat siswa harus melakukannya; siswa mematuhi komitmen dan memenuhi kewajibannya, baik yang tersirat aspek moral maupun yang tersurat aspek legal. Melakukan kewajiban adalah ciri penting karakter yang kuat dan merupakan ujian rasa tanggung jawab. Tanggung jawab berhubungan dengan kualitas karakter yang membuat siswa menerima tugas dan kewajiban personal untuk melakukan tindakan yang harus siswa lakukan. f. Mandiri Orang yang bertanggung jawab mampu mengatur hidupnya sehingga tidak membebani orang lain. Seseorang yang bertanggung jawab akan sekuat tenaga membiayai dan memenuhi kebutuhan sendiri, serta mandiri. g. Berusaha Mencapai Kesempurnaan Pribadi yang bertanggung jawab berusaha mencapai kesempurnaan dengan memberikan hasilnya yang terbaik, berusaha seratus persen, bekerja keras dan rajin. Kekurangan sumber daya dan waktu memang selalu ada, tetapi orang yang bertanggung jawab melakukan yang terbaik dengan apa yang ada, dan bangga dengan apapun yang dilakukan. 35 h. Bersikap Proaktif Pribadi yang bertanggung jawab bersifat proaktif seperti berinisiatif meningkatkan diri, kondisi, dan komunitasnya serta berusaha mengubah sistem dan memecahkan masalah sosial demi kehidupan yang lebih baik. i. Bersikap Tekun Aspek lain tanggung jawab adalah ketekunan. Siswa yang bertanggung jawab menyadari bahwa tidaklah mudah melakukan hal yang bermanfaat. Siswa yang bertanggung jawab menunjukkan ketekunan dan tekad yang kuat untuk mengejar tujuannya. Siswa yang bertanggung jawab akan bertahan dalam tujuan yang ada dan menyelesaikan yang telah dimulai. j. Mau Merenung Siswa yang bertanggung jawab selalu berpikir ke depan sebagai antisipasi kemungkinan konsekuensi pilihannya serta memikirkan kembali tindakan yang telah ia lakukan dan tidak lakukan, agar lebih paham atas sebuah pilihan. Refleksi atau perenungan juga berarti pemaksaan diri untuk memikirkan masalah secara menyeluruh, kendati emosi dan dorongan hati mendorongnya melakukan reaksi spontan tanpa pikir panjang. k. Memberikan Contoh yang Baik Siswa yang bertanggung jawab paham bahwa tindakannya sering memengaruhi nilai dan perilaku orang lain, mengerti apabila mempunyai kewajiban moral untuk berperilaku dengan cara tertentu, yang merupakan promosi utnuk 36 pemikiran dan tindakan yang baik. Memberikan contoh yang baik mencakup dua bidang: memberikan contoh dengan tindakan, dan menjadi teladan yang baik. l. Mempunyai Otonomi Moral Pribadi yang bertanggung jawab sanggup berpikir sendiri, menentuakan keputusan yang mandiri, rasional, dan etis berdasarkan penilaian benar-salah yang sudah terintegrasi dalam dirinya dengan kata lain, nurani kesadaran diri, dan tidak memberikan sikap dan prinsipnya dikendalikan oleh orang lain. Otonomi adalah kata indah yang bermakna gabungan dari keteguhan hati, penguasaan diri, kebebasan personal, dan kemandirian. Pribadi yang bertanggung jawab mempunyai otonomi moral karena menganggap dirinya adalah agen moral yang bebas, dengan kemampuan berpikir dan kebebasan untuk memilih yang benar daripada yang salah. Penelitian ini menggunakan konsep utama dalam mengajarkan sikap tanggung jawab yang dikemukakan oleh Josephson 2008: 103 sebagai indikator dalam pembuatan instrumen skala sikap. Namun tidak semua konsep tersebut digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini dilaksanakan ketika siswa dalam kelompok belajar di dalam kelas. Konsep utama yang digunakan sebagai indikator tersebut adalah: 1 berani menanggung konsekuansi, 2 membuat perencanann dan menentukan tujuan, 3 memilih sikap positif, 4 melakukan kewajiban, 5 berusaha mencapai kesempurnaan, dan 6 mau merenung. Penelitian ini menggunakan konsep utama tersebut untuk menjabarkan sikap tanggung jawab pada siswa sekolah dasar. 37

C. Hakekat Pembelajaran IPS

1. Pengertian Pembelajaran IPS IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya Trianto, 2010: 171. IPS dirumuskan berdasarkan realita dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial.IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial yang diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar SD. Menurut Susanto 2014: 1-2 pembelajaran pendidikan IPS memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk memahami dan mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial, kewarganegaraan, fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya yang dapat mengembangkan sikap, nilai, dan moral, yang memiliki manfaat bagi siswa dalam menghadapi berbagai permasalahan yang timbul akibat hubungan antar manusia. 2. Tujuan Pembelajaran IPS Pada dasarnya tujuan pendididikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan 38 bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang ke lebih tinggi Trianto, 2010: 174. Pembelajaran IPS tidak sekedar memberi bekal pengetahuan untuk dihafalkan, karena pembelajaran IPS dapat pula mengembangkan kemampuan bersikap dan berperilaku yang berguna bagi kehidupan siswa. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar SD lebih mengutamakan pada gejala dan masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari siswa. Seperti tujuan mata pelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Sapriya, 2009: 194-195 Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya maupun masyarakat. Awan Mutakin Trianto, 2010: 176-177 menjelaskan tujuan pembelajaran IPS adalah sebagai berikut: a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 39 b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tidakan yang tepat. e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. f. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. g. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi. h. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society” dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dan mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya. i. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS tidak sekedar memberi bekal pengetahuan untuk dihafalkan, karena pembelajaran IPS dapat pula mengembangkan kemampuan bersikap dan berperilaku yang berguna bagi kehidupan sisw, dalam penelitian ini diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap tanggung jawab. 3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Kelas V Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan kurikulum yang digunakan dalam pendidikan Indonesia saat ini. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP itu sendiri adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan 40 Pendidikan KTSP SD MI kelas V terdapat dua Standar Kompetensi SK yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran IPS. Setiap semester terdiri dari satu Standar Kompetensi SK. Berikut adalah tabel SK mata pelajaran IPS kelas V semester 2: Tabel 2. SK Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester 2 No. Standar Kompetensi SK 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Adapun Standar Kompetensi SK semester 2 terdiri atas empat Kompetensi Dasar KD. Berikut adalah tabel KD mata pelajaran IPS kelas V semester 2. Tabel 3. KD Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester 2 No Kompetensi Dasar KD 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Berdasarkan SK dan KD di atas, maka SK dan KD yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4. SK dan KD yang Digunakan dalam Penelitian Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan SK dan KD yang digunakan memiliki keterkaitan dengan sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran. Sikap tanggung jawab juga dapat dikembangkan ketika pembelajaran materi tersebut. Hal ini dikarenakan, dengan mempelajari materi

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 2 44

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

0 0 9

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD GUGUS V GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 20182019

0 1 14