45 1.
Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar yang berlangsung antara usia 67 tahun-910 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar. Adapun
ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar: a. Suka memuji diri sendiri.
b. Apabila tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, maka tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
c. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya.
d. Suka meremehkan orang lain. 2.
Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang berlangsung antara usia 910 tahun-1213 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar. Ciri-
ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar: a. Perhatiannya tertuju kehidupan praktis sehari-hari.
b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis. c. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, mereka
membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Izzaty dkk, 2008: 116-117. Berdasarkan karakteristik siswa sekolah dasar tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa siswa SD khususnya siswa kelas V merupakan siswa pada masa kelas tinggi yang berlangsung antara usia 10-11 tahun. Ciri khas anak masa kelas
tinggi sekolah dasar yaitu anak senang berinteraksi dengan lingkungannya, suka membentuk kelompok teman sebaya, menyukai hal-hal yang baru dan
menyenangkan. Ciri-ciri tersebut berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif
46 tipe Group Investigation GI. Menurut Slavin 2015: 215 Group Investigation GI
tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung adanya komunikasi dan interaksi dalam pembelajaran di kelas.
G. Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh Ni Luh Sukma Dewi 2013
“Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Hasil Belajar IPS SD Gugus II T
ampaksiring”. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe GI berbantuan media lingkungan sosial budaya dengan siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional, ini berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media lingkungan sosial budaya
terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada variabel terikatnya. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Ni Luh Sukma Dewi variabel
terikatnya adalah hasil belajar IPS sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah sikap tanggung jawab dalam mata pelajaran IPS. Sedangkan untuk
persamaannya adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI sebagai variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Soleha 2012
“Pengaruh Penerapan Cooperative Learning Tipe Group Investigation GI Terhadap Hasil Belajar IPS
pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Purwodiningrat 2 Yogyakarta ”
menyebutkan bahwa model pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap
47 hasil belajar IPS siswa kelas IV dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional di SD Muhammadiyah Purwodiningrat 2 Yogyakarta.Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada variabel terikatnya. Penelitian skripsi yang dilakukan
oleh Siti Soleha variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah sikap tanggung jawab dalam mata pelajaran IPS.
Sedangkan untuk persamaannya adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI sebagai variabel bebas dalam
penelitian yang dilakukan.
H. Kerangka Berpikir
Pendidikan di sekolah saat ini hanya mengejar nilai-nilai akademik tertinggi. Pendidikan di sekolah semestinya menjadi kesempatan bagi guru untuk membantu
siswa mengembangkan sisi kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan pada diri siswa. Menanamkan nilai-nilai sosial pada siswa merupakan
salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam menanamkan sisi afektif sikap siswa.
Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran di SD yang dapat digunakan guru dalam menanamkan sisi afektif siswa. Hal ini sesuai dengan salah
satu tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS di tingkat SD yaitu memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Salah satu sisi
afektif sikap siswa yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPS adalah sikap tanggung jawab. Menanamkan sikap tanggung jawab ketika pembelajaran sangatlah
pentinguntuk menjadikan siswa sebagai pribadi yang bertanggung jawab baik