Hakekat Pembelajaran IPS KAJIAN TEORI

40 Pendidikan KTSP SD MI kelas V terdapat dua Standar Kompetensi SK yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran IPS. Setiap semester terdiri dari satu Standar Kompetensi SK. Berikut adalah tabel SK mata pelajaran IPS kelas V semester 2: Tabel 2. SK Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester 2 No. Standar Kompetensi SK 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Adapun Standar Kompetensi SK semester 2 terdiri atas empat Kompetensi Dasar KD. Berikut adalah tabel KD mata pelajaran IPS kelas V semester 2. Tabel 3. KD Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester 2 No Kompetensi Dasar KD 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Berdasarkan SK dan KD di atas, maka SK dan KD yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4. SK dan KD yang Digunakan dalam Penelitian Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan SK dan KD yang digunakan memiliki keterkaitan dengan sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran. Sikap tanggung jawab juga dapat dikembangkan ketika pembelajaran materi tersebut. Hal ini dikarenakan, dengan mempelajari materi 41 tersebut siswa akan mempelajari sikap tanggung jawab para pahlawan kepada negara Indonesia dalam memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan. Tanggung jawab para pahlawan ketika peristiwa memproklamasikan kemerdekaan ditunjukkan ketika mempersiapkan proklamasikan kemerdekaan dengan sebaik mungkin agar Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara golongan tua dan golongan muda. Selain itu, tanggung jawab para tokoh pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan supaya Indonesia tidak dijajah kembali, juga dapat dijadikan materi dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab pada siswa.

D. Model Kooperatif Tipe GI dalam Mata Pelajaran IPS

Model Pembelajaran Kooperatif tipe group investigation GI akan sangat ideal untuk mengajarkan tentang pelajaran sejarah dan budaya dari sebuah Negara Slavin, 2015: 216. Sejarah merupakan bagian dari mata pelajaran IPS. Pada mata pelajaran IPS sekolah dasar, sejarah diberikan ketika siswa berada di kelas V semester dua. Siswa mempelajari sejarah tentang peristiwa perjuangan para pahlawan sebelum proklamasi, perjuangan para pahlawan saat proklamasi, serta perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekan. Model pembelajaran group investigation GI terdiri dari enam tahap. Salah satu tahapan dari model tersebut adalah tahap investigasi. Pada tahapan ini, siswa diminta untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sejarah tentang peristiwa perjuangan para pahlawan sebelum proklamasi, perjuangan para pahlawan saat proklamasi, serta perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan 42 kemerdekan. Selain itu, pada tahapan ini pula, siswa akan mempelajari sikap-sikap positif yang dimiliki oleh para pahlawan, salah satunya adalah sikap tanggung jawab para pahlawan.

E. Ceramah Bervariasi

1. Pengertian Metode Ceramah Bervariasi Ceramah bervariasi merupakan satu-satunya metode konvensional dan masih digunakan dalam strategi belajar mengajar. Winarno Surachmad dalam Hidayati 2004: 67 mengatakan bahwa yang dimaksud metode ceramah bervariasi adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Hal ini ditegaskan oleh Sagala 2009: 202 yang menyatakan bahwa ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata yang sering ditafsirkan salah. Selain itu Sugihartono 2007: 81 juga mengungkapkan metode ceramah merupakan metode penyampaian materi dari guru kepada siswa dengan cara guru menyampaikan materi melalui bahasa lisan baik verbal maupun non verbal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ceramah bervariasi yaitu metode menjelaskan satu arah dari guru terhadap peserta didik guna memberikan informasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Langkah-langkah Metode Ceramah Bervariasi Langkah-langkah metode ceramah bervariasi yang dikemukakan oleh Kadiyono dalam buku Hidayati 2000: 79 yaitu: 1 pembagian hand outs sebelum ceramah dimulai, 2 penyajian uraian singkat mengenai pokok-pokok ceramah dan tujuan metode tersebut, 3 penyajian masalah, 4 pelaksanaan simulasi, 5 diskusi 43 kelas, 6 evaluasi. Langkah-langkah tersebut ditegaskan kembali oleh Silberman dalam Tukiran dkk.,2011: 47 : 1 mengemukakan cerita atau gambar yang menarik, 2 mengemukakan suatu problem, 3 membangkitkan perhatian dengan memberikan pertanyaan, 4 memberi poin-poin penting dari ceramah, 5 mengemukakan ilustrasi kehidupan nyata mengenai gagasan dalam ceramah, 6 menggunakan alat bantu visual, 7 memperjelas poin-poin ceramah dan, 8 mereview hasil ceramah. Metode ceramah bervariasi merupakan metode konvensional yang digunakan di sekolah, metode ini menggunakan alat dan bahan yang cukup sederhana, selain itu pengkondisian siswa relatif mudah. Langkah-langkah metode ceramah bervariasi yang dikemukakan oleh Kadiyono dalam buku Hidayati 2000: 79 merupakan langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam menerapkan metode ceramah bervariasi pada kelas kontrol. Berikut merupakan langkah-langkah yang diterapkan guru dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah bervariasi: 1 guru menggunakan media gambar dan video tentang peristiwa proklamasi atau peristiwa para pahlawan dalam mempertahankan proklamasi, 2 guru memberikan apersepsi kepada siswa yang berguna untuk menghantarkan siswa pada materi yang akan disampaikan, 3 guru menjelaskan materi yang disampaikan, dan 4 siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS untuk mereview ceramah yang telah disampaikan guru. Peneliti menggunakan metode ceramah bervariasi tersebut untuk dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI yang belum 44 pernah dilaksanakan sebelumnya. Melalui metode tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh metode ceramah terhadap sikap tanggung jawab siswa.

F. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Masa kanak-kanak akhir disebut sebagai masa sekolah dasar, pada usia 6 tahun sampai masa remaja awal pada usia 11-13 tahun. Kebutuhan siswa bervariasi sesuai dengan tahapan perkembangannya, meliputi kebutuhan fisik, kognitif, emosi, sosial, dan intelektual. Pada masa kanak-kanak akhir, rasa egonya berkurang dan mulai bersikap sosial Izzaty dkk, 2008: 104-106. Masa kanak-kanak akhir disebut sebagai usia berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas apabila tidak bersama dengan teman- temannya Hurlock, 2009: 155-156. Perkembangan sosial sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial secara terus menerus, orang-orang disekitarnya banyak mempengaruhi tingkah laku sosial anak. Interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran penting, sekolah dan hubungan dengan guru menjadi hal penting dalam hidup anak Izzaty dkk, 2008: 113-114. Kehidupan anak dalam perkembangannya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Anak senang melakukan permainan yang dilakukan secara berkelompok kecuali anak-anak yang kurang diterima dalam kelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya baru dan mengasyikan bagi anak. Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 2 44

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

0 0 9

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD GUGUS V GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 20182019

0 1 14