Penilaian KESIMPULAN DAN SARAN

113 9. Haji Agus Salim sebagai Anggota Sidang kedua BPUPKI diadakan pada tanggal 10 –17 Juli 1945. Sidang ini bertujuan untuk mendengarkan hasil kerja Panitia Sembilan dan perumusan Undang- Undang Dasar negara. Sidang menyetujui pembentukan Panitia Perancang Undang- Undang Dasar UUD yang diketuai oleh Soekarno. 2. PPKI Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Setelah pembubaran BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk. Anggota PPKI adalah pemimpin-pemimpin yang dikenal oleh rakyat.Mereka mewakili daerah-daerah, golongan, dan aliran dari seluruh Indonesia. PPKI beranggotakan 21 orang. Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta, masing-masing diangkat sebagai ketua dan wakil ketua.Pada tanggal 12 Agustus 1945, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat menghadap Panglima Tentara Umum Selatan, Jenderal Terauchi di Vietnam. Pada kesempatan itu Terauchi menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Selanjutnya, PPKI dijadikan Badan Nasional dan jumlah anggotanya yangsemula 21 orang ditambah 6 orang sehingga menjadi 27 orang. Susunan anggota PPKI dipandang telah mewakili seluruh rakyat Indonesia sehingga dianggap sebagai badan perwakilan rakyat Indonesia.BPUPKI dan PPKI sangat berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Kedua organisasi atau badan itu sangat mendukung dan memperlancar dalam persiapan kemerdekaan serta penyelenggaraan negara yang merdeka.

B. Peristiwa-peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan

Menjelang proklamasi kemerdekaan, Indonesia berada dalam kekuasaan Jepang. Saat itu Jepang mengalami kekalahan dalam perang melawan Sekutu. Pasukan Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Kesempatan itu digunakan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan. Ada beberapa peristiwa sejarah menjelang proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang patut kita ketahui. 114 1. Pertemuan di Dalat Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat Vietnam Selatan. Jenderal Terauchi adalah Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara.Dalam pertemuan itu, Jenderal Terauchi mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang. Bom atom pertama dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945. Bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibatnya, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus. Berita tentang kekalahan itu sangat dirahasiakan oleh Jepang. Semua radio disegel oleh pemerintah Jepang. Namun demikian, ada juga tokoh-tokoh pergerakan yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang kekalahan Jepang tersebut, diantaranya adalah Sutan Syahrir. Pada tanggal 14 Agustus 1945 sore, Sutan Syahrir sudah menunggu kedatangan Mohammad Hatta dari Dalat. Syahrir mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh PPKI. Menurut Syahrir, Negara Indonesia yang lahir dengan carademikian akan dicap oleh Sekutu sebagai negara buatan Jepang. Bung Karno bertindak seperti itu, berarti merampas hak PPKI. Hatta tidak yakin Bung Karno mau bertindak seperti usul Syahrir. Setelah terjadi perdebatan, akhirnya Hatta dan Syahrir pergi ke rumah Bung Karno. Syahrir menyatakan maksudnya. Bung Karno menjawab bahwa beliau tidak berhak bertindak sendiri. Memproklamasikan kemerdekaan adalah hak dan tugas PPKI. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sore, para pemuda kembali menemui Bung Hatta dan mendesak agar beliau jangan menyetujui proklamasi di hadapan PPKI, karena menurut mereka hal itu berbau Jepang. Malamnya, sekitar pukul 20.00, golongan muda revolusioner mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur. Rapat ini antara lain dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono, Armansyah, dan Kusnandar. Dalam rapat itu golongan muda menegaskan pendirian mereka. Mereka

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 2 44

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

0 0 9

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD GUGUS V GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 20182019

0 1 14