Proses Pembentukan Tulang Osifi kasi

Sistem Gerak pada Manusia 103

c. Proses Pembentukan Tulang Osifi kasi

Rangka terbentuk mengikuti suatu proses yang dinama kan osifi kasi. Saat kalian masih berbentuk janin dalam perut ibu, rangka kalian sudah mulai terbentuk. Tepatnya pada akhir bulan kedua atau usia janin berumur delapan minggu. Pertumbuhan tulang ini akan terus berlangsung hingga kalian berusia 25 tahun. Proses osifi kasi pada masa embrio berawal dari tulang rawan karti- lago. Pada masa embrio, tulang rawan mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian tengah epifi sise dan diafi sise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan perikondrium. Dengan masuknya pembuluh darah ke dalam perikondrium, akan merangsang perikon- drium untuk berkembang menjadi osteoblas. Pembentukan osteosit sel tulang oleh osteoblas ini berlangsung dari bagian dalam tulang hingga luar tulang atau bisa dikatakan secara konsentris. Tiap-tiap osteosit akan tersusun melingkar di dalam tulang sehingga membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers ter- dapat saluran Havers yang mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Osteosit yang terbentuk, akan menyekresikan protein sehingga membentuk matriks tulang. Dengan penambahan kalsium dan fosfat, matriks tulang yang terbentuk akan menbuat tulang lebih keras. Se- mentara pada bagian cakra epifi se, matriks tulangnya tidak mengalami pengerasan. Bagian ini akan tetap berupa tulang rawan yang mengan- dung banyak osteoblas. Pada tulang pipa terdapat osteoklas yang mengerosi tulang sehing- ga tulang menjadi berongga. Rongga ini akan terisi pembuluh darah dan saraf sehingga membentuk sumsum tulang. Ternyata, tidak semua rangka terbentuk dari tulang. Ada beberapa tulang yang tetap menjadi tulang rawan kartilago misalnya tulang rawan pada telinga. Supaya pemahaman kalian lebih matang, lakukan percobaan ber- sama kelompok kalian. Galeri Osteoporosis Osteoporosis, lazim dikenal dengan pengeroposan tulang. Menurut penelitian Lindawati, diperkirakan pada tahun 2020 sebesar 24 wanita pasca menopause mengalami osteoporosis, ini berkaitan dengan kondisi hormonal rendah. Hormon esterogen, rendahnya asupan kalsium, kurangnya olah raga, malasnya kegiatan fisik sehingga kurang memperoleh sinar matahari menjadi penyebab osteoporosis. Kwan, Lam, Biology, 2000, hlm. 55 P e r c o b a a n Mengamati Struktur Tulang A. Dasar Teori Tulang memiliki struktur yang cukup unik. Berdasarkan strukturnya, tulang berisi benang yang terbuat dari zat yang kuat dan sedikit bercabang yang disebut kolagen. Tulang juga memiliki mineral keras seperti kalsium dan fosfat. Kolagen dan mineral menjadikan tulang kaku dan kuat. Tulang juga memiliki pembuluh darah yang mengangkut makanan dan saraf untuk merasakan tekanan dan saraf. Selain itu, tulang berisi zat yang menyerupai jeli dan biasa dikenal dengan sumsum. Pada bagian luar tulang terdapat lapisan yang menjadi kulit tulang yaitu periosteum. Menurut zat penyusunnya, tulang terbagi dalam dua kelompok, yakni tulang rawan kartilago dan tulang sejati osteon. Tulang rawan bersifat lebih lentur dan warnanya terang. Sedangkan tulang keras atau tulang sejati bersifat tidak lentur dan warnanya lebih keruh. B. Tujuan Mampu memahami struktur tulang keras dan tulang rawan 104 Biologi Kelas XI C. Alat dan Bahan 1. 1 buah gelas beker 500 cc 5. Pisau atau gergaji kecil 2. Sarung tangan 6. Tulang paha ayamtulang hewan lain 3. 1 buah penjepit 7. Larutan asam kuat misal HCl 10 400 ml 4. 1 buah cawan kaca D. Langkah Percobaan 1. Gunakan terlebih dahulu sarung tangan supaya tidak kotor. 2. Bersihkan tulang dari daging yang masih melekat. 3. Kemudian, amati beberapa sifat yang dimiliki tulang tersebut semisal kekerasan, kelenturan dan warna. 4. Setelah itu, tulis hasilnya pada tabel seperti tertera pada nomer terakhir langkah percobaan ini. 5. Selanjutnya, potonglah tulang tersebut dengan pisau atau gergaji kecil. Amati bagian dalam tulang tersebut. 6. Masukkan tulang tersebut ke dalam larutan HCl yang telah disediakan selama satu setengah jam. 7. Berikutnya, ambil tulang pada gelas beker dengan penjepit tulang dan taruhlah pada cawan kaca. 8. Amati sifat tulang tersebut mulai dari sifat kekerasannya, kelenturannya dan warnanya serta bagian dalamnya. 9. Masukkan hasil pengamatan dalam tabel. Tabel Pengamatan Sifat Tulang No Sasaran pengamatan Sebelum direndam HCl Setelah direndam HCl 1. 2. 3. 4. Kekerasan Kelenturan Warna Bagian dalam … … … … … … … … Perhatian: Hati-hati saat menggunakan pisau, jangan sampai melukai jari kalian. Setelah menyelesaikan percobaan, bersihkan semua bahan yang tersisa dan peralatan yang kotor sehingga tidak mengundang bau tidak sedap. E. Pembahasan 1. Bagaimanakah struktur dan sifat tulang sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCL? 2. Bagaimanakah struktur dan sifat tulang sesudah dimasukkan ke dalam larutan HCL? 3. Adakah perbedaan struktur dan sifat antara tulang sebelum dimasukkan HCL dengan setelah- nya? Jelaskan. 4. Berdasarkan pengamatan kalian, apakah yang membedakan tulang keras dengan tulang rawan? 5. Apakah tulang yang direndam HCl berubah menjadi tulang rawan? Jelaskan alasan kalian. 6. Presentasikan hasil yang kalian peroleh di depan teman dan guru. Selanjutnya, kumpulkan kepada guru.

d. Hubungan Antartulang