Proses Pembentukan Sperma Spermatogenesis

Sistem Reproduksi Manusia 295 terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang setiap mililiternya mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma. Di samping penis, alat reproduksi luar pria adalah skrotum kan- tung pelir. Skrotum memiliki bentuk seperti kantung yang berisi testis. Oleh karena temperatur tubuh yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan perkembangan sperma, skrotum yang berisi testis berada di luar tubuh. Testis ada dua buah, letaknya di kanan dan kiri, kemudian masing- masing dipisahkan oleh sebuah lapisan. Lapisan ini tersusun atas jaringan ikat dan otot polos yang menyerupai sekat. Otot dartos merupakan otot polos yang menyusun sekat skrotum sehingga bisa mengendur dan mengerut. Selain itu, pada skrotum terdapat pula otot yang bertindak sebagai pengatur kondisi suhu testis agar stabil. Otot demikian dinamakan otot kremaster. Nah, pembahasan alat reproduksi ini akan lebih lengkap bila ru- brik Diskusi berikut kalian ikuti.

2. Proses Pembentukan Sperma Spermatogenesis

Sebagaimana kita ketahui, tempat pembentukan sperma berada pada tubulus seminiferus di dalam testis. Proses pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal primitif yang meng alami kekhususan. Sel germinal ini disebut spermatogonium jamak = spermatogonia. Setelah mengalami pematangan, spermatogonium mem- perbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus mitosis. Sedangkan sebagian spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis. Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid 2n atau mengandung 23 pasang kromosom. Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer 2n. Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis biasa dina- makan meiosis I. Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid n = 23 kromosom. Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid Secara berkelompok, lakukan diskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut. 1. Kalian telah semakin dewasa. Terkait dengan perkembangan sistem reproduksi, sikap apa sajakah yang akan kalian perbuat? 2. Bagaimanakah sikap kalian dengan maraknya muda-mudi yang terjerumus dalam pergaulan bebas, seperti seks bebas dan hubungan di luar pernikahan? 3. Supaya kita terbebas dari hal-hal seperti poin nomor 2, pemahaman nilai-nilai moral dan agama yang benar perlu kita tingkatkan. Bagaimanakah dengan diri kalian? Sampaikan hasil diskusi di depan guru dan kelompok lainnya. Mintalah tanggapan terhadap hasil yang kalian sampaikan tersebut. D i s k u s i Gambar 10.4 Spermatogenesis Sel kecambah primordial Spermatogonium diploid Pembelahan mitosis Pembelahan meiosis I Pembelahan meiosis II Spermatosit primer diploid dalam profase meiosis I Spermatosit sekunder haploid Spermatid haploid Sel sperma haploid Berdiferensiasi 296 Biologi Kelas XI berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid n. Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel- sel sertoli. Perhatikan skema spermatogenesis pada Gambar 10.4. Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti ke- pala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung enzim hialurodinase dan protein- ase. Enzim ini berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menye- diakan energi untuk menggerakkan ekor sperma. Lihat Gambar 10.5.

3. Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria