Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih Sistem Ekskresi Cacing Tanah

242 Biologi Kelas XI Proses metabolisme yang berlangsung dalam tubuh suatu makhluk hidup akan menghasilkan zat sisa. Zat sisa metabolisme tersebut akan dibuang melalui sistem ekskresi. Tidak berbeda dengan manusia, hewan juga mempunyai sistem ekskresi. Bagaimanakah hewan melaku- kan sistem ekskresi dari zat sisa hasil metabolismenya? Apakah organ ekskresinya juga sama seperti manusia? Untuk mengetahuinya simak dan pahami uraian berikut. B. Sistem Ekskresi pada Hewan Sistem ekskresi pada setiap hewan tidaklah sama. Sebab, setiap hewan memiliki organ ekskresi dan tingkat kehidupan yang berbeda. Bahasan berikut akan mengulas sistem ekskresi pada beberapa hewan, baik invertebrata maupun vertebrata.

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih Filum Platyhelminthes mempunyai alat ekskresi yang sangat sederhana. Misalnya saja Planaria. Planaria mempunyai alat ekskresi berupa sel api yang terdapat pada bagian kanan dan kiri tubuhnya. Setiap sel api yang berada pada tubuh makhluk ini memi- liki rambut getar silia. Saluran yang berperan dalam proses ekskresi Planaria dinamakan protonefridium. Lihat Gambar 8.7. Pergerakan rambut getar akan menarik air dan zat terlarut ke dalam sel api untuk disaring. Getaran silia akan mendorong sisa me- tabolisme keluar tubuh melalui suatu lubang pengeluaran yang disebut nefridiopori.

2. Sistem Ekskresi Cacing Tanah

Sesama hewan invertebrata, ternyata cacing pipih dan cacing tanah Filum Annelida memiliki alat ekskresi yang berbeda. Cacing tanah memiliki alat ekskresi khusus yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya. Alat ekskresi ini dinamakan nefridium jamak: nefridia. Nefridiopori Tubula Nukleus sel tudung Silia Cairan interstisial disaring melalui membran di mana sel-sel saling menjalin Bola api Nefridiopori pada dinding tubuh Tubula Gambar 8.7 Alat-alat ekskresi Planaria Sistem Ekskresi 243 Pada setiap segmen tubuh cacing tanah terdapat sepasang nefridium. Hanya tiga segmen pertama dan segmen terakhir saja yang tidak ter- dapat alat ekskresi ini. Nefridium dilengkapi corong bersilia dan terbuka yang terletak pada sekat pemisah antarsegmen tubuh. Alat ini disebut nefrostom. Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari satu segmen ke segmen lainnya. Sementara, sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui sebuah lubang yang disebut nefridiopori. Perhatikan Gambar 8.9. Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen di sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium. Pada nefridum ini, zat berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air, senyawa ni- trogen, dan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan melalui nefridiopori.

3. Sistem Ekskresi pada Serangga