Fase Menstruasi Fase Praovulasi Fase Ovulasi Fase Pascaovulasi

Sistem Reproduksi Manusia 301

4. Siklus Menstruasi

Saat seorang wanita masih subur, siklus menstruasi merupakan suatu hal yang wajar. Siklus ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap bulan. Kemungkinan antara satu wanita dengan wanita yang lain mem- punyai lama siklus yang berbeda. Pada wanita, siklus menstruasi melalui empat fase, yakni fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase pascaovulasi. Kalian dapat pula melihat siklus menstruasi pada Gambar 10.10.

a. Fase Menstruasi

Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon estrogen dan progesteron. Sekitar lima hari pertama menstruasi, kedua hormon tersebut mengalami reduksi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya endometrium melalui pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah menjadi sangat tipis.

b. Fase Praovulasi

Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai. Pada fase ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel untuk meng- hasilkan hormon estrogen dan progesteron. Adanya rangsangan hormon tipis. l i 2 Estrogen Ovulation Korpus luteum dibentuk Korpus luteum melunak 4 Progesteron Perkembangan folikel Folike de Graff 1 FSH 2 LH Kelenjar pituitari anterior Lapisan endometrium terpelihara dan siap dilakukan implantasi Menstruasi Lapisan endometrium menebal kembali Lapisan endometrium tumbuh dan menebal Se l am a p e rio de ini , s p e rm a da lam v a gin a da p at meny e ba bk a n f e rt i lis a i Gambar 10.10 Siklus menstruasi pada wanita Dok. PIM 302 Biologi Kelas XI estrogen dan progesteron membuat lapisan endometrium yang luruh terbentuk kembali.

c. Fase Ovulasi

Setelah fase praovulasi, selanjutnya ialah fase ovulasi. Fase ovulasi terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus menstruasi terjadi kurang lebih 28 hari. Pada fase ini, sekresi hor- mon estrogen sangat banyak. Oleh karenanya, sekresi hormon FSH mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya stimulasi hormon LH pada folikel menjadikan folikel semakin matang. Pematangan folikel menyebabkan sel telur keluar dari folikel. Peristiwa ini dinamakan ovulasi.

d. Fase Pascaovulasi

Berikutnya, setelah fase praovulasi adalah fase pascaovulasi yang berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan. Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwar- na kuning yang disebut korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga siap untuk penanaman embrio. Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Aki- batnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron, endometrium tidak bisa bertahan dan luruh bersama darah. Ini menun- jukkan fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi. Setelah mengetahui siklus menstruasi, sekarang ikutilah rubrik Diskusi berikut.

5. Fertilisasi, Gestasi Kehamilan dan Persalinan