Harga Beras Impor Harga Gabah Petani

serta satu persamaan harga gabah petani agregat Indonesia. Harga gabah petani dipengaruhi oleh produksi padi, pengadaan oleh Perum Bulog, harga pembelian pemerintah, harga beras eceran domestik dan lag harga gabah petani. Produksi padi berpengaruh negatif terhadap harga gabah petani, artinya peningkatan jumlah produksi padi mengakibatkan harga gabah petani menurun. Peningkatan produksi pada periode tertentu panen raya akan mengakibatkan terjadi kelebihan penawaran excess supply pada periode tersebut. Melalui mekanisme penyesuaian keseimbangan equilibrium antara fungsi penawaran dan permintaan maka harga gabah petani akan menurun pada titik keseimbangan yang baru. Tabel 23. Hasil Pendugaan Parameter Harga Gabah Petani Indonesia Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 217.5604 0.0309 Harga pembelian pemerintah 0.0054 0.9188 0.0077 0.0109 Produksi padi Indonesia -0.0150 .0001 -0.0624 -0.0885 Lag pengadaan Indonesia 0.0382 0.2057 0.0054 0.0076 Lag stok -0.0300 0.0420 -0.0384 -0.0544 Harga Beras Indonesia 0.4570 .0001 0.9506 1.3473 Margin pemasaran -0.2877 .0001 -0.4960 -0.7030 Lag harga gabah petani Indonesia 0.2944 .0001 0.4631 0.6564 DW= 1.2717; R 2 = 0.9760 Harga pembelian pemerintah HPP dan harga beras domestik searah dengan harga gabah petani, dimana harga gabah petani meningkat jika harga dasar dan harga beras domestik meningkat. Beras yang merupakan hasil konversi dari gabah akan memiliki perilaku yang sama dengan gabah terhadap harganya masing-masing. Hal ini berarti peningkatan harga beras domestik akan berakibat meningkatnya harga gabah tingkat petani. Hubungan keduanya dapat bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik secara positif. Berdasarkan hal itu maka persamaan struktural harga beras domestik juga dipengaruhi oleh harga gabah petani sebagai salah satu peubah eksogennya. HPP berpengaruh tidak nyata terhadap harga gabah Indonesia dan seluruh wilayah. Harga gabah juga tidak responsif terhadap harga dasar tersebut bahkan nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar kurang dari 0.01 mendekati nilai 0 nol. Hal ini berarti harga gabah di semua wilayah tidak tergantung pada besarnya harga dasar yang berlaku sehingga dapat disebutkan bahwa kebijakan harga dasar tidak efektif meningkatkan harga gabah petani. Pengaruh jumlah produksi lebih direspon oleh harga gabah petani daripada harga dasar. Respon harga gabah Sulawesi terhadap harga dasar merupakan yang terbesar diantara wilayah lain tetapi respon harga gabah Sulawesi terhadap harga beras domestik terkecil dengan nilai sebesar 0.4580 sedangkan untuk nilai elastisitas jangka pendek dan 0.6258 untuk elastisitas jangka panjang. Harga gabah petani Indonesia lebih responsif terhadap harga beras domestik daripada HPP. Harga gabah di semua wilayah juga lebih responsif terhadap harga beras domestik sehingga kenaikan harga gabah mengikuti harga beras domestik bukan HPP yang berlaku. Hasil pendugaan parameter persamaan harga gabah petani Sumatera sama dengan persamaan harga gabah petani secara nasional dimana parameter produksi padi pada wilayah ini berpengaruh nyata terhadap harga gabah. HPP berpengaruh tidak nyata terhadap harga gabah petani tersebut. Respon harga gabah Sumatera terhadap HPP sebesar 0.0006 dalam jangka pendek dan 0.0010 dalam jangka panjang. Hal ini berarti perilaku harga gabah petani Sumatera tidak tergantung pada besarnya HPP yang berlaku. Pengaruh harga beras Sumatera nyata dan direspon elastis oleh harga gabah Sumatera. Harga beras Sumatera merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan harga yang berlaku di tingkat petani. Tabel 24. Hasil Pendugaan Parameter Harga Gabah Petani Sumatera Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 189.7756 0.1262 Harga pembelian pemerintah 0.0005 0.9935 0.0006 0.0010 Lag produksi padi Sumatera -0.0268 0.0047 -0.0231 -0.0358 Rasio produksi padi Sumatera dan pengadaan Sumatera 0.0000 0.9656 -0.0001 -0.0001 Lag stok operasional Bulog Sumatera -0.0719 0.2880 -0.0194 -0.0301 Harga beras Sumatera 0.4016 .0001 0.8932 1.3858 Margin pemasaran beras Sumatera -0.3253 .0001 -0.6238 -0.9679 Log tren waktu 37.0603 0.0134 0.0935 0.1451 Lag harga gabah petani Sumatera 0.3555 .0001 0.5556 0.8620 DW= 1.6926; R 2 = 0.9704 HPP juga tidak nyata berpengaruh terhadap harga gabah petani Jawa sedangkan harga beras domestik nyata mempengaruhi kenaikan harga gabah petani Jawa. Respon harga gabah terhadap HPP hanya 0.0001 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini berarti menunjukkan bahwa harga gabah petani Jawa tidak tergantung pada HPP yang berlaku. Harga gabah dipengaruhi secara nyata oleh harga beras domestiknya. Respon harga gabah Jawa terhadap harga beras domestik cukup tinggi dengan nilai 1.1342 dan 1.4290 untuk jangka pendek dan jangka panjang. Harga gabah yang terbentuk di Jawa berada di atas HPP yang berlaku sehingga peningkatan HPP tidak dapat menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga gabah petani. Peningkatan harga gabah berjalan melalui mekanisme pasar gabah yang berlangsung secara sempurna. HPP yang menjadi instrumen intervensi pasar tidak menjadi faktor yang nyata mempengaruhi pasar gabah di wilayah Jawa. Tabel 25. Hasil Pendugaan Parameter Harga Gabah Petani Jawa Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -59.5129 0.4499 Harga pembelian pemerintah 0.00004 0.9994 0.0001 0.0001 Produksi padi Jawa -0.0210 .0001 -0.0500 -0.0630 Lag stok operasional Bulog Jawa -0.1049 0.5361 -0.0314 -0.0395 Harga beras Jawa 0.5468 .0001 1.1342 1.4290 Margin pemasaran beras Jawa -0.3028 .0001 -0.5124 -0.6456 Log tren waktu 58.5339 .0001 0.1565 0.1972 Lag harga gabah petani Jawa 0.2063 .0001 0.3255 0.4101 DW= 1.0149; R 2 = 0.9739 Stok operasional Bulog berpengaruh negatif terhadap harga gabah Jawa meskipun direspon tidak elastik dan berpengaruh tidak nyata. Pengelolaan stok dilakukan melalui impor dan pengadaan. Penurunan jumlah stok akan ditingkatkan kembali melalui pengadaan terutama pada saat panen raya. Pengadaan oleh Perum Bulog dilakukan sebagai upaya mencegah anjloknya harga gabah petani. Pengadaan oleh Perum Bulog dilakukan bertujuan untuk mengendalikan harga gabah petani sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan. Pengadaan tersebut dilakukan melalui mekanisme pembelian kelebihan supply excess supply pada periode tertentu. Surplus tersebut dibeli, dikelola, dan digunakan selanjutnya digunakan untuk tujuan stabilisasi harga beras melalui mekanisme Operasi Pasar OP dan Program Beras Miskin Raskin. Harga gabah petani Jawa lebih mengikuti pergerakan harga beras domestik bukan HPP yang berlaku sehingga kebijakan HPP di wilayah Jawa bukan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan harga gabah sebab harga gabah petani sudah berada di atas HPP. HPP juga berpengaruh tidak nyata terhadap harga gabah petani Bali dan Nusa Tenggara. Respon harga gabah Bali dan Nusa Tenggara terhadap HPP juga bersifat tidak elastis. Parameter harga beras domestik Bali dan Nusa Tenggara yang paling berpengaruh nyata terhadap gabah petani. Harga gabah petani Bali dan Nusa Tenggara responsif terhadap kenaikan harga beras domestik dengan nilai elastisitas sebesar 0.9834 dalam jangka pendek dan 1.3717 dalam jangka panjang. Tabel 26. Hasil Pendugaan Parameter Harga Gabah Petani Bali dan Nusa Tenggara Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 98.9306 0.2344 Harga pembelian pemerintah 0.0039 0.9514 0.0061 0.0085 Produksi padi Bali dan Nusa Tenggara -0.0829 0.0009 -0.0253 -0.0353 Rasio lag produksi padi dan pengadaan Bulog Bali dan Nusa Tenggara -0.0010 0.5007 -0.0015 -0.0021 Harga beras Bali dan Nusa Tenggara 0.4534 .0001 0.9834 1.3717 Margin pemasaran Bali dan Nusa Tenggara -0.2648 .0001 -0.4944 -0.6896 Lag harga gabah petani Bali dan Nusa Tenggara 0.2831 .0001 0.4456 0.6215 DW= 1.9297; R 2 = 0.9450 Respon harga gabah terhadap HPP juga sangat kecil dengan nilai elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang sebesar 0.0061 dan 0.0085. Harga gabah petani Bali dan Nusa Tenggara juga lebih mengikuti pergerakan harga beras domestik bukan harga dasar yang berlaku sehingga kebijakan harga dasar juga tidak efektif untuk meningkatkan harga gabah petani Bali dan Nusa Tenggara. Harga beras domestik Kalimantan juga berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga gabah petani dan responsif terhadap kenaikan harga beras domestik. Nilai elastisitas harga gabah Kalimantan terhadap harga beras domestik sebesar 1.0669 dalam jangka pendek dan 1.2311 dalam jangka panjang. Nilai elastisitas harga gabah Kalimantan terhadap HPP hanya sebesar 0.0178 dalam jangka pendek dan 0.0206 dalam jangka panjang. Hal ini berarti harga gabah Kalimatan juga lebih dipengaruhi oleh harga beras domestiknya daripada HPP yang berlaku. Tabel 27. Hasil Pendugaan Parameter Harga Gabah Petani Kalimantan Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -216.1630 0.4013 Harga pembelian pemerintah 0.0140 0.9461 0.0178 0.0206 Rasio antara selisih lag produksi dan produksi padi dengan lag pengadaan Kalimantan -0.0054 0.1747 -0.0047 -0.0054 Harga beras Kalimantan 0.6473 .0001 1.0669 1.2311 Lag margin pemasaran Kalimantan -0.1029 0.3376 -0.1080 -0.1246 Tren waktu -1.8199 0.7020 -0.0419 -0.0483 Lag harga gabah petani Kalimantan 0.1334 0.2642 0.2116 0.2442 DW= 2.1104; R 2 = 0.8478 Seperti semua wilayah lainnya, harga beras domestik Sulawesi berpengaruh secara nyata terhadap harga gabah petani sedangkan pengaruh harga dasar terhadap kenaikan harga gabah tidak nyata. Harga gabah petani Sulawesi responsif terhadap harga beras domestiknya dengan nilai elastisitas masing- masing sebesar 0,4580 dan 0,6258 pada jangka pendek sedangkan dalam jangka panjang. Respon wilayah yang paling besar di antara semua wilayah lainnya ditunjukan oleh harga gabah petani Sulawesi terhadap harga dasar dengan besaran elastisitas 0.014 dalam jangka pendek sedangkan dalam jangka panjang sebesar 0.0156. Tabel 28. Hasil Pendugaan Parameter Harga Gabah Petani Sulawesi Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 509.0921 .0001 Harga pembelian pemerintah 0.0073 0.9452 0.0114 0.0156 Produksi padi Sulawesi -0.1418 0.0011 -0.0622 -0.0850 Harga beras Sulawesi 0.2253 .0001 0.4580 0.6258 Log tren waktu -55.3158 0.0719 -0.1615 -0.2206 Lag harga gabah petani Sulawesi 0.2681 0.0046 0.4234 0.5785 DW= 1.3940; R 2 = 0.7664 Respon harga gabah petani Sulawesi terhadap harga dasar terbesar diantara seluruh wilayah lainnya tetapi respon harga beras domestik sebagai peubah yang berpengaruh nyata terhadap harga gabah petani paling kecil daripada wilayah lainnya. Hal ini berati, meskipun respon terhadap harga dasar terbesar diantara semua wilayah tidak berakibat langsung secara efektif meningkatkan harga gabah petani di wilayah Sulawesi. Kenaikan harga gabah lebih dipengaruhi oleh pergerakan harga beras domestiknya dimana repon harga gabah terhadap pengaruh harga beras domestik wilayah ini paling kecil daripada wilayah lainnya.

5.2.5. Konsumsi Beras

Fungsi permintaan konsumen fungsi permintaan Marshallian menunjukkan jumlah beras yang akan dibelinya sebagai fungsi dari harga beras, harga komoditi pengganti dan pendapatan konsumen. Pada kenyataannya permintaan pasar terhadap beras pada periode tertentu juga dipengaruhi oleh selera, jumlah penduduk dan faktor lainnya Mulyana, 1998. Dengan demikian respon kebutuhan beras pada penelitian ini dipengaruhi oleh peubah-peubah eksogen harga beras domestik, income per kapita, jumlah penduduk dan lag konsumsi Indonesia. Hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Artinya jika harga suatu barang meningkat maka jumlah permintaan barang tersebut akan menurun. Pendapatan konsumen mempengaruhi jumlah konsumsi terhadap barang. Besarnya perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila harga berubah disebut sebagai elastisitas permintaan terhadap harga. Semakin besar pendapatan konsumen maka jumlah permintaan terhadap beras akan meningkat. Sedangkan jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah konsumsi beras dimana konsumsi beras merupakan jumlah konsumsi beras keseluruhan penduduk Indonesia. Hasil pendugaan parameter persamaan konsumsi beras sesuai dengan yang diharapkan dimana rasio antara harga domestik dan income per kapita menghasilkan pengaruh negatif. Peubah jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah konsumsi beras. Sebagai negara yang sebagian besar penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok maka jumlah konsumsi beras nasional dan wilayah paling dipengaruhi oleh jumlah penduduk secara nasional maupun jumlah penduduk di wilayah masing-masing. Tabel 29. Hasil Pendugaan Parameter Konsumsi Beras Sumatera