Identifikasi dan Estimasi Model
keharusan dan rank condition sebagai syarat kecukupan. Identifikasi model struktural berdasarkan order condition menurut Koutsoyiannis 1977 adalah:
K-M G-1 ……………………………………………...………… 4.36 dimana:
K =
total peubah dalam model peubah endogen dan peubah predeterminan
M =
jumlah peubah endogen dan eksogen yang termasuk dalam satu persamaan tertentu dalam model
G =
total persamaan dalam model, banyaknya jumlah peubah endogen dalam model
Berdasarkan hasil perhitungan order condition diatas, akan ditentukan metode pendugaan model untuk mendapatkan seluruh nilai dan koefisien-
koefisien model. Bila hasil perhitungan order condition ternyata model over- identified
atau K-M G-1, maka untuk mendapatkan nilai penduga-penduga estimator yang unbiased, consistent, dan valid, lebih efisien bila menggunakan
metode Two Stage Least Squares 2 SLS . Sedangkan bila model ternyata model ditemukan under identified K-M G-1 atau exackly identified K-M = G-
1 maka metode pendugaan yang dipergunakan adalah Three Stage Least Squares 3 SLS. Kedua metode pendugaan ini merupakan metode pendugaan yang relatif
baik untuk model simultan yang bersifat linear. Setelah model diidentifikasi maka tahap selanjutnya adalah melakukan
pendugaan model dengan menggunakan prosedur SYSLIN sehingga diperoleh hasil apakah seluruh parameter memberikan koefisien parameter pendugaan yang
sesuai dengan harapan yang didasarkan pada konsep teori, fenomena dan pengalaman empiris. Untuk menguji apakah ada autocorrelation dalam model
dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson, tetapi karena seluruh persamaan
struktural mengandung peubah beda kala lag maka uji statistik yang dapat digunakan adalah uji statistik durbin-h. Bila statistik h lebih besar dari nilai kritis
distribusi normal, maka model tidak mengalami autocorrelation.
[ ]
{ }
5 .
1 5
. 1
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
− −
= VarBarth
T T
DW h
............................................... 4.37
dimana: h
= angka statistik durbin-h T
= jumlah pengamatan contoh Var Barth = varian dari koefisien peubah bedakala endogen
DW = nilai statistik Durbin Watson
Untuk mengetahui dan menguji apakah peubah bebas independent variable
secara bersama-sama berpengaruh signifikan atau tidak terhadap peubah tak bebas dependent variable, maka pada setiap persamaan digunakan uji
statistik F. Sedangkan untuk menguji apakah masing-masing peubah bebas berpengaruh signifikan atau tidak terhadap peubah tak bebas dilakukan uji
statistik t. Penggunaan program SAS atau program aplikasi lain, hasil uji statistik t
bisa dilihat dari nilai nilai probabilitas Pr. Nilai probabilitas Pr ini merupakan probabilitas Pr untuk uji dua sisi two tails test, sementara pada penelitian ini
hipotesis parameter pendugaan yang diharapkan searah maka probabilitas Pr menggunakan uji satu sisi one tail test. Untuk itu, jika ingin melakukan uji
hipotesis satu sisi dan arah parameter pendugaan yang dihasilkan sesuai dengan hipotesis maka nilai probabilitas Pr dibagi dua. Sebaliknya bila arah yang
dihasilkan berlawanan dengan hipotesis, maka hasil uji hipotesis satu sisi adalah
satu dikurangi dengan nilai probabilitas ρ yang telah dibagi dua UCLA Academic
Technology Services, 2009; Widarjono, 2007.