7.2. Saran
1. Penerapan kebijakan yang bersifat sentralisasi tidak tepat. Kebijakan sebaiknya bersifat desentralisasi sesuai dengan variasi antar wilayah dan pola panen.
2. Intervensi pemerintah tidak cukup mampu mempengaruhi harga gabah dan beras mengingat adanya kondisi variasi antar waktu dan wilayah. Kebijakan ini
juga harus didukung oleh kemampuan pemerintah dalam mengintervensi pasar seperti pada kondisi kelebihan penawaran excess supply saat panen raya yang
memerlukan dukungan alokasi anggaran pemerintah yang sangat besar. 3. Kebijakan penyaluran efektif menurunkan harga beras domestik tetapi juga
berdampak menekan harga gabah petani. Kebijakan kombinasi pengadaan dan penyaluran lebih baik dilakukan jika orientasi kebijakan bertujuan untuk
menurunkan harga beras domestik, namun jika orientasi kebijakan bertujuan untuk meningkatkan harga gabah petani, sebaiknya diterapkan kebijakan
tunggal pengadaan. Kebijakan pengadaan harus dilakukan tepat pada saat panen raya agar kebijakan penyaluran yang dilakukan tidak menurunkan
harga gabah petani dan harus disesuaikan dengan variasi antar waktu dan antar wilayah.
4. Kebijakan pembatasan impor melalui pengenaan tarif impor pada periode bukan panen harus terus dilakukan secara konsisten sebagai upaya untuk
melindungi kepentingan petani saat panen raya dan konsumen pada periode bukan panen.
DAFTAR PUSTAKA
Amang, B. dan H. Sawit. 2001. Kebijakan Beras dan Pangan Nasional: Pelajaran dari Orde Baru dan Orde Reformasi. Edisi Kedua. Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Ashraf, M.A. 2008. Econometryc Analysis of the Impact of Domestic Rice
Procurement Policy on Producer Price: The Case of Rice in Bangladesh. Jurnal Agro Ekonomi, 26 1: 80 – 89.
Badan Pusat Statistik. 1999-2007. Angka Tetap ATAP. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
_________________. 2004-2006. Survey Sosial dan Ekonomi Nasional Susenas. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
_________________. 2005-2009. Statistik Harga Produsen. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
_________________. 2008. Angka Ramalan III ARAM III. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Ketahanan Pangan. 2004-2008. Database Analisis Harga. Pusat Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta.
_____________________. 2004-2008. Neraca Bahan Makanan Indonesia. Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta.
_____________________. 2007. Studi Dampak Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan. Pusat Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Departemen
Pertanian, Jakarta. Dwidjono, D.H. 2001. Perilaku Harga Beras dan Gabah di Indonesia. Dalam
Bunga Rampai Ekonomi Beras. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Dibertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. McMillan Publishing Company, New York.
Dolan, E.G. 1974. Basic Microeconomics: Principles and Reality. The Dryden Press, Illinois.
Doll, J. P. and F. Orazem. 1984. Production Economics: Theory with Applications. Second Edition. Jhon Wiley and Sons, New York.