Perkembangan Produksi Permintaan dan Penawaran Beras Indonesia

-Januari. Produksi padi sebesar 49.72 persen dari total produksi nasional dihasilkan pada periode bulan Februari-Mei. Periode bulan Februari-Mei ini disebut sebagai periode panen raya nasional. Rata-rata produksi padi Jawa sepanjang tahun 2004-2008 adalah sebesar 30.43 juta ton. Total produksi padi Jawa tahun 2004 sebesar 29.63 juta ton dan meningkat menjadi 32.34 juta pada tahun 2008 yang berarti lebih dari setengah produksi padi nasional berasal dari produksi padi Jawa. Semua provinsi di wilayah Jawa merupakan provinsi penghasil padi terutama Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat yang merupakan provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia. Produksi padi Jawa Timur sebesar 10.12 juta ton sedangkan Jawa Barat menghasilkan padi sebesar 9.14 juta ton pada tahun 2008 Tabel 2. Tabel 2. Produksi Padi Wilayah Jawa Tahun 2004-2008 Bulan Tahun 000 ton 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 1,159.04 738.02 933.45 576.18 613.82 Februari 4,095.84 2,498.39 3,681.94 1,126.58 1,199.61 Maret 5,679.17 6,240.91 6,452.06 4,136.61 4,421.91 April 3,883.12 4,995.35 3,905.13 6,449.78 6,867.76 Mei 2,174.08 2,058.25 2,051.59 3,361.44 3,556.72 Juni 2,408.76 2,481.68 2,723.05 2,665.58 2,837.11 Juli 3,284.53 3,171.43 3,461.83 3,167.52 3,393.51 Agustus 2,692.41 2,859.29 2,559.64 3,316.34 3,486.62 September 1,584.57 1,787.08 1,636.06 2,444.26 2,565.31 Oktober 1,200.64 1,369.62 1,151.88 1,414.29 1,498.67 November 801.27 898.75 820.92 1,072.45 1,128.41 Desember 672.42 665.61 583.09 735.31 774.76 Sumber: Badan Pusat Statistik, Angka Tetap, 1999-2007 dan Angka Ramalan III, 2008 Produksi padi Jawa terbesar terjadi pada bulan Februari-Mei sehingga disebut sebagai masa panen raya Jawa. Pada periode ini produksi padi mencapai sekitar 51.81 persen dari total produksi Jawa dengan jumlah produksi sebesar 3-6 juta ton per bulan. Sebagai wilayah produksi padi utama, maka pola produksi nasional ditentukan oleh pola produksi Jawa sehingga masa panen raya nasional juga terjadi pada periode Februari-Mei. Rata-rata produksi padi Sumatera sepanjang tahun 2004-2008 sebesar 12.90 juta ton dimana pada tahun 2004 produksi padi sebesar 12.66 juta ton sedangkan tahun 2008 produksi padi sebesar 13.58 juta ton. Wilayah ini berkontribusi sebesar 23.03 persen terhadap total produksi nasional. Tabel 3. Produksi Padi Wilayah Sumatera Tahun 2004-2008 Bulan Tahun 000 ton 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 785.49 786.59 738.80 564.17 567.54 Februari 1,607.84 1,219.29 1,385.59 1,004.31 1,006.17 Maret 2,074.92 1,940.85 1,889.74 1,829.01 1,866.30 April 1,559.96 1,708.60 1,561.78 2,064.33 2,106.09 Mei 1,031.35 995.15 873.56 1,373.42 1,392.55 Juni 792.91 802.31 777.26 812.07 821.57 Juli 789.40 850.57 727.91 795.58 810.30 Agustus 963,13 1,062.59 1,089.49 1,201.57 1,225.75 September 1,122.34 1,208.23 1,320.34 1,517.86 1,555,96 Oktober 875.70 918.91 798.19 991.72 1,010.18 November 509.20 552.24 439.37 631.14 632.96 Desember 553.69 629.70 601.20 585.52 590.87 Sumber: Badan Pusat Statistik, Angka Tetap, 1999-2007 dan Angka Ramalan III, 2008 Pola produksi Sumatera sama dengan pola produksi Jawa. Panen raya padi mulai berlangsung pada bulan Februari setelah masa paceklik dan terus meningkat sampai bulan Mei. Pada periode ini dihasilkan sekitar 47.47 persen dari total produksi padi Sumatera. Pola produksi yang sama antara kedua wilayah utama penghasil padi nasional tersebut mengakibatkan pola panen nasional juga terjadi pada periode bulan Februari-Mei Tabel 3. Periode panen raya di Bali dan Nusa Tenggara berlangsung singkat antara bulan Maret-Mei. Produksi padi rata-rata wilayah ini sebesar 2.87 juta ton sepanjang tahun 2004-2008. Wilayah ini adalah wilayah dengan kontribusi produksi padi terkecil diantara wilayah lainnya. Produksi padi Bali dan Nusa Tenggara hanya sekitar 5.13 persen dari total produksi padi nasional. Daerah sentra produksi di wilayah ini tidak merata. Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB merupakan sentra produksi sedangkan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur bukan sentra produksi padi. Pada tahun 2008 produksi padi Provinsi NTB sebesar 1.75 juta ton Tabel 4. Tabel 4. Produksi Padi Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2004-2008 Bulan Tahun 000 ton 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 73.39 77.89 89.61 71.41 76.60 Februari 214.53 48.06 68.34 89.93 96.81 Maret 643.56 95.48 179.92 276.60 304.50 April 560.87 568.53 653.16 665.83 748.78 Mei 264.59 631.59 642.85 485.57 542.85 Juni 194.22 340.23 327.19 295.22 328.62 Juli 309.74 164.84 178.55 217.20 241.96 Agustus 170.82 188.48 251.40 242.29 268.32 September 96.18 166.07 163.39 166.13 177.53 Oktober 94.12 97.09 132.66 116.16 122.33 November 107.42 113.31 97.81 121.50 128.77 Desember 73.39 112.57 112.83 123.92 133.59 Sumber: Badan Pusat Statistik, Angka Tetap, 1999-2007 dan Angka Ramalan III, 2008 Rata-rata produksi padi Kalimantan sebesar 3.94 juta ton per tahun sepanjang tahun 2004-2008. Produksi tahun 2004 sebesar 3.66 juta ton sedangkan pada tahun 2008 dihasilkan sebesar 4.35 juta ton padi. Produksi tersebut terutama dihasilkan pada bulan Maret dan Agustus yang merupakan puncak produksi padi Kalimantan. Produksi padi wilayah ini memiliki 2 periode panen raya yaitu Februari-Mei yang menghasilkan 47.33 persen produksi dan Juli-Oktober sebesar 35.72 persen dari total produksi padi Kalimantan dimana puncak panen terjadi pada bulan Maret dan Agustus. Produksi padi antar propinsi di wilayah ini tidak merata dimana produksi terutama berasal dari Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2008 produksi padi Kalimantan Selatan sebesar 1.98 juta ton sedangkan produksi padi Propinsi Kalimantan Barat sebesar 1.34 juta ton Tabel 5. Infrastruktur distribusi padi antar propinsi di wilayah ini masih relatif kurang baik sehingga merupakan salah satu faktor hambatan pasar barrier di wilayah ini. Tabel 5. Produksi Padi Wilayah Kalimantan Tahun 2004-2008 Bulan Tahun 000 ton 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 192.45 262.02 234.19 216.88 225.43 Februari 445.50 464.64 542.94 453.65 467.37 Maret 599.57 499.90 613.13 579.26 588.40 April 444.25 458.94 408.38 478.28 479.23 Mei 288.23 322.05 351.97 419.73 421.66 Juni 184.08 136.66 155.81 259.45 261.00 Juli 218.74 191.09 355.72 199.09 200.22 Agustus 462.70 556.48 499.97 555.42 553.18 September 342.08 347.99 289.16 617.16 616.12 Oktober 148.99 203.42 128.90 275.97 277.15 November 109.30 68.39 128.86 160.96 162.21 Desember 220.79 102.77 68.36 93.26 96.59 Sumber: Badan Pusat Statistik, Angka Tetap, 1999-2007 dan Angka Ramalan III, 2008 Wilayah Sulawesi memiliki kontribusi sebesar 10.12 persen terhadap total produksi nasional. Produksi padi Sulawesi pada tahun 2004 sebesar 6.55 juta ton pada tahun 2008 dimana sebesar 4.07 juta ton berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi lainnya di wilayah ini bukan merupakan provinsi sentra produksi padi yang berarti bahwa produksi padi tidak merata di wilayah ini. Rata-rata produksi padi Sulawesi sepanjang tahun 2004-2008 adalah sebesar 5.70 juta ton. Perbedaan besar pola produksi Sulawesi dengan pola produksi nasional adalah terdapat 2 periode panen raya yang relatif sama yaitu Maret-Juni yang menghasilkan 45.96 persen produksi dan Juli-Oktober sebesar 37.86 persen dari total produksi padi Sulawesi Tabel 6. Masa paceklik pada pola panen nasional merupakan masa panen raya di wilayah Sulawesi sedangkan awal masa panen raya nasional merupakan akhir paceklik di wilayah ini. Perbedaan pola panen Sulawesi dengan pola panen nasional menjadi faktor penyebab tingginya distribusi beras dengan wilayah lain terutama Jawa dan Kalimantan. Tabel 6. Produksi Padi Sulawesi Tahun 2004-2008 Bulan Tahun 000 ton 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 192.54 134.85 193.74 131.39 143.39 Februari 250.29 91.96 211.71 195.49 216.34 Maret 595.50 408.66 684.75 474.49 529.64 April 808.64 972.13 847.69 860.76 958.15 Mei 776.11 646.11 600.94 798.71 881.89 Juni 415.95 373.58 365.49 492.09 535.96 Juli 242.47 296.52 307.60 353.97 384.84 Agustus 438.72 754.24 692.85 969.19 1,081.34 September 593.38 861.32 774.80 657.17 735.60 Oktober 339.42 308.49 333.60 358.65 396.44 November 265.61 235.92 237.09 333.56 364.06 Desember 252.74 217.03 143.55 298.53 327.62 Sumber: Badan Pusat Statistik, Angka Tetap, 1999-2007 dan Angka Ramalan III, 2008 Penjelasan di atas menunjukkan bahwa terjadi variasi antar wilayah dan waktu produksi padi Indonesia di masing-masing wilayah. Variasi antar wilayah terjadi akibat perbedaan jumlah produksi wilayah dimana suatu wilayah disebut sentra produksi atau bukan sentra produksi. Variasi antar waktu terkait dengan pola produksi dimana terdapat periode panen raya dan bukan panen raya di masing-masing wilayah yang berbeda-beda pula. Selain variasi antar wilayah dan antar waktu terdapat juga variasi infrastruktur distribusi padi. Wilayah Jawa dan Sumatera relatif memiliki infrastruktur yang baik sedangkan Kalimantan dan Nusa Tenggara memiliki infrastruktur yang relatif kurang baik.

2.1.2. Pola Panen Padi

Pola panen padi wilayah dapat dibagi menjadi 3 tiga pola panen. Pola pertama adalah pola panen wilayah Sumatera dan Jawa. Pola panen nasional termasuk dalam pola pertama ini. Kedua adalah pola panen wilayah Bali dan Nusa Tenggara, sedangkan pola panen ketiga adalah pola panen wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Gambar 3. Pola Panen Padi Indonesia Tahun 2004-2008 Produksi padi sebesar 49.72 persen dari total produksi nasional dihasilkan