Pola Panen Padi Permintaan dan Penawaran Beras Indonesia

Gambar 3. Pola Panen Padi Indonesia Tahun 2004-2008 Produksi padi sebesar 49.72 persen dari total produksi nasional dihasilkan pada priode antara bulan Februari-Mei. Periode ini disebut sebagai periode panen raya. Memasuki Bulan Agustus dan September terjadi masa panen kedua yang disebut masa panen gadu, namun dalam penelitian ini masa panen gadu digolongkan sebagai periode bukan panen raya. Periode bukan panen raya terjadi antara Juni-Januari yang terdiri dari masa sesudah panen raya Juni-Juli, masa panen gadu Agustus-September dan masa paceklik Oktober-Januari. Pola panen yang sama terjadi di wilayah Jawa bahkan pada periode panen raya sekitar 51.81 persen dari total produksi Jawa dihasilkan pada periode ini. Pola panen secara nasional ditentukan oleh pola panen wilayah Jawa sebab lebih dari setengah 54.33 persen produksi padi dihasilkan di wilayah ini. Masa panen gadu di wilayah Jawa juga terdiri dari 2 bulan yaitu pada bulan Juli dan Agustus. Pola panen menyebabkan terdapat kondisi surplus yang tinggi pada saat panen raya, kondisi cukup dan kurang pada saat bukan panen raya Gambar 4. 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Bulan Produksi Padi 000 Ton Gambar 4. Pola Panen Padi Jawa Tahun 2004 – 2008 Pola panen wilayah Sumatera juga hampir serupa dengan pola panen Jawa dan Indonesia dimana masa panen raya terjadi pada periode Februari-Mei dimana jumlah produksi sebesar 47.47 persen dari total produksi wilayah Sumatera. Wilayah ini berkontribusi sebesar 23.03 persen terhadap total produksi nasional. Pola yang berbeda dengan wilayah Jawa adalah pada pola panen gadu yang berlangsung selama periode bulan Agustus-Oktober. Hal ini berarti bahwa penyediaan beras di wilayah ini relatif lebih merata sepanjang tahun daripada wilayah Jawa. Pola panen Jawa dan Sumatera yang berkontribusi menghasilkan sekitar 77.35 persen dari total produksi padi nasionl menentukan bentuk pola panen nasional. Pola produksi yang sama antara kedua wilayah utama penghasil padi nasional tersebut mengakibatkan pola panen nasional juga terjadi pada periode bulan Februari-Mei. Pola panen yang sama, kondisi surplus dan infrastruktur yang relatif lebih baik daripada wilayah lainnya mengakibatkan pengaruh kebijakan 1000 2000 3000 4000 5000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Bulan Produksi padi 000 Ton memiliki dampak yang hampir sama di kedua wilayah ini. Gambar 5. Pola Produksi Padi Sumatera Tahun 2004-2008 Pola panen wilayah lainnya berbeda dengan pola panen Indonesia, Sumatera dan Jawa di atas. Pola panen Bali dan Nusa Tenggara tidak mengalami masa panen gadu sehingga periode bukan panen berlangsung lebih lama. Periode panen raya di Bali dan Nusa Tenggara berlangsung singkat antara bulan Maret- Mei. Pada bulan lainnya produksi padi Bali dan Nusa Tenggara relatif sama Memasuki bulan September produksi padi Bali dan Nusa Tenggara kembali mengalami peningkatan. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara ini adalah wilayah yang memiliki kontribusi produksi padi paling kecil diantara seluruh wilayah lainnya. Produksi padi Bali dan Nusa Tenggara hanya sekitar 5.13 persen dari total produksi padi nasional. Daerah sentra produksi padi di wilayah ini tidak merata dan terpusat pada satu provinsi saja. Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB merupakan sentra produksi sedangkan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur 500 1000 1500 2000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Bulan Produksi Padi 000 Ton bukan sentra produksi padi. Pada tahun 2008 produksi padi Provinsi NTB sebesar 1.75 juta ton. Gambar 6. Pola Produksi Padi Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2004-2008 Gambar 7. Pola Produksi Padi Kalimantan Tahun 2004-2008 Wilayah Kalimantan memiliki dua periode puncak panen bulan Maret dan Agustus. Produksi padi wilayah ini memiliki 2 dua periode panen raya dengan jumlah produksi relatif sama yaitu 47.33 persen dari total produksi padi 100000 200000 300000 400000 500000 600000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Bulan Produksi Padi Ton 100000 200000 300000 400000 500000 600000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Bulan Produksi Padi Ton Kalimantan pada periode Februari-Mei dan sebesar 35.72 persen pada periode Juli-Oktober. Puncak panen pada periode panen Kalimantan masing-masing terjadi pada bulan Maret dan Agustus. Pola panen Sulawesi juga memiliki 2 dua periode panen raya yang relatif sama yaitu Maret-Juni yang menghasilkan 45.96 persen produksi dan Juli-Oktober sebesar 37.86 persen dari total produksi padi Sulawesi. Masa paceklik pada pola panen nasional merupakan masa panen raya di wilayah Sulawesi sedangkan awal masa panen raya nasional merupakan akhir masa paceklik di wilayah ini. Gambar 8. Pola Produksi Padi Sulawesi Tahun 2004-2008

2.1.3. Impor Beras

Indonesia menjadi negara importir beras dengan jumlah impor berfluktuasi. Jumlah impor beras mencapai titik puncak pada tahun 1999 dengan jumlah lebih dari 4.74 juta ton. Jumlah impor beras sempat mengalami penurunan pada tahun 2004-2006 ke angka 187 698 ton. Jumlah impor beras kembali meningkat tahun 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Bulan Produksi Padi Ton 2007 menjadi sebesar 1.05 juta ton. Jumlah impor beras tahun 2008 kemudian menurun tajam dengan pertumbuhan -73.33 persen sampai bulan Juni berbanding dengan periode yang sama tahun 2007. Sebagian besar beras impor Indonesia berasal dari Thailand dan Vietnam. Pada tahun 1999-2007 pertumbuhan impor beras dari Vietnam meningkat sebesar 34.21 persen sedangkan beras impor dari Thailand relatif stabil dengan pertumbuhan -3.89 persen. Tabel 7. Impor Beras Indonesia Tahun 2004-2008