Harga Beras Domestik Pembahasan Pendugaan Model Ekonomi Perberasan Indonesia
Penyaluran Perum Bulog dilakukan sebagai instrumen kebijakan stabilisasi di pasar domestik yang bertujuan mengendalikan kenaikan harga beras
domestik. Semakin besar penyaluran maka harga beras domestik semakin menurun. Penyaluran ini dilaksanakan melalui mekanisme Operasi Pasar OP dan
Beras untuk Keluarga Miskin Raskin. Penyaluran dan produksi beras Indonesia berpengaruh signifikan namun direspon secara tidak elastis.
Pengaruh penawaran, konsumsi dan harga gabah petani merupakan peubah eksogen yang paling besar pengaruhnya terhadap respon harga beras domestik.
Hal ini berarti bahwa pergerakan harga beras domestik sangat tergantung pada jumlah penawaran, tingkat konsumsi dan harga gabah petani. Kecukupan
penyediaan terhadap konsumsi yang berlangsung stabil akan menjaga stabilisasi harga beras sehingga faktor ini sangat mempengaruhi harga beras sedangkan
kenaikan harga gabah petani secara langsung akan ditransmisikan oleh harga beras domestik sehingga harga beras akan bergerak naik mengikuti pergerakan
harga gabah petani. Tabel 35. Hasil Pendugaan Parameter Harga Beras Domestik Sumatera
Peubah Parameter
Dugaan P-value
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intercept
806.9153 0.0015
Rasio lag produksi beras dan konsumsi Sumatera
-61.7230 0.8553
-0.0026 -0.0048 Harga gabah petani Sumatera
0.7840 .0001
0.3525 0.6486
Penyaluran Perum Bulog Sumatera -1.2768
0.2636 -0.0201 -0.0370
Harga beras impor 0.0261
0.3574 0.0264
0.0485 Tren waktu
-18.9231 0.0015
-0.2083 -0.3833 Lag harga beras domestik Sumatera
0.4566 0.0002
0.7145 1.3148
DW= 1.2132; R
2
= 0.8384
Hasil pendugaan parameter harga beras di tingkat wilayah terbagi dalam dua pola yang berbeda. Wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan dan Sulawesi.
dan memiliki pola yang sama dimana harga gabah petani menjadi peubah yang paling berpengaruh dan direspon inelastis oleh harga beras domestik masing-
masing. Wilayah lainnya dengan pola harga beras atau pola kedua adalah harga gabah petani direspon tidak elastis oleh harga beras domestik wilayah Bali dan
Nusa Tenggara. Harga gabah petani berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik
Sumatera sedangkan peubah lainnya tidak berpengaruh nyata. Hasil pendugaan harga beras domestik Sumatera memiliki pola yang sama dengan harga beras
domestik secara nasional dimana harga gabah merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik. Respon harga beras Sumatera
terhadap pengaruh peubah-peubah lainnya bersifat tidak elastis. Rasio produksi dan konsumsi Sumatera tidak nyata berpengaruh terhadap harga beras Sumatera.
Respon harga beras Sumatera terhadap rasio produksi dan konsumsi Sumatera direspon secara tidak elastis. Harga beras domestik Sumatera juga mengikuti
peningkatan harga beras impor meskipun berpengaruh tidak nyata dan direspon secara tidak elastis.
Hal ini menunjukkan bahwa harga beras Sumatera sangat tergantung pada pergerakan harga gabah petani daripada pengaruh peubah lainnya. Penyaluran
merupakan salah satu peubah yang mempengaruhi harga beras Sumatera. Intervensi harga melalui penyaluran bertujuan untuk menurunkan harga beras
pada saat harga beras mengalami kenaikan. Penyaluran pada persamaan struktural harga beras Sumatera akan menurunkan harga beras Sumatera meskipun peubah
penyaluran pada persamaan ini direspon secara tidak elastis oleh harga beras domestik Sumatera.
Tabel 36. Hasil Pendugaan Parameter Harga Beras Domestik Jawa
Peubah Parameter
Dugaan P-value
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intercept 1216.4850
.0001 Rasio produksi beras dan lag
konsumsi Jawa -614.0170
0.0409 -0.0340
-0.0812 Lag harga gabah tingkat petani Jawa
0.2783 0.0611
0.1342 0.3202
Penyaluran Perum Bulog Jawa -1.3974
0.0426 -0.0580
-0.1384 Harga beras impor
0.0231 0.6182
0.0266 0.0634
Tren waktu -25.4168
.0001 -0.3179
-0.7588 Lag harga beras domestik Jawa
0.5810 .0001
0.9161 2.1866
DW= 1.3086; R
2
= 0.8235
Secara umum peubah-peubah eksogen hasil pendugaan parameter harga beras domestik Jawa berpengaruh nyata terhadap pergerakan harga beras domestik
di wilayah ini kecuali harga beras impor. Harga beras Jawa mengikuti kenaikan harga impor beras namun demikian pengaruh tersebut tidak nyata meningkatkan
harga beras Jawa. Peubah-peubah eksogen lainnya berpengaruh nyata terhadap pergerakan harga beras Jawa meskipun respon harga beras Jawa tidak elastis
terhadap pengaruh peubah-peubah eksogennya. Harga gabah dan harga beras saling mentransmisikan pergerakan harga
masing-masing dalam mekanisme keseimbangan permintaan dan penawaran dalam pasar persaingan sempurna sehingga harga beras Jawa berpengaruh nyata
terhadap kenaikan harga beras Jawa. Respon harga beras Jawa terhadap harga gabah petani Jawa paling besar diantara peubah lainnya yang menunjukkan bahwa
harga beras domestik Jawa sangat ditentukan oleh harga gabah petaninya daripada faktor-faktor lainnya. Rasio produksi-konsumsi dan penyaluran berpengaruh nyata
negatif. meskipun direspon tidak elastis dalam pendugaan parameter harga beras Jawa.
Tabel 37. Hasil Pendugaan Parameter Harga Beras Domestik Bali dan Nusa Tenggara
Peubah Parameter
Dugaan P-value
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intercept 1299.9090
0.0007 Rasio produksi beras dan konsumsi
Bali dan Nusa Tenggara -388.1880
0.1388 -0.0233
-0.0741 Lag harga gabah petani Bali dan Nusa
Tenggara 0.0067 0.9815
0.0049 0.0156
Lag penyaluran Perum Bulog Bali dan Nusa Tenggara
-24.4581 0.0728
-0.0715 -0.2279
Lag harga beras impor 0.0162
0.7267 0.0309
0.0984 Tren waktu
-20.3042 0.0460
-0.2631 -0.8380
Lag harga beras domestik Bali dan Nusa Tenggara
0.6861 .0001
1.0862 3.4600
DW= 1.7119; R
2
= 0.8191
Hasil pendugaan parameter harga beras Bali dan Nusa Tenggara mempunyai pola yang berbeda dengan wilayah Sumatera dan Jawa. Harga gabah
petani Bali dan Nusa Tenggara berpengaruh tidak nyata dan direspon tidak elastis oleh harga beras Bali dan Nusa Tenggara sedangkan di wilayah lainnya, harga
gabah petani berpengaruh nyata dan direspon secara inelastis. Hal ini menunjukkan bahwa transmisi harga harga gabah tingkat petani Bali dan Nusa
Tenggara pada harga berasnya relatif kecil sehingga pengaruh kenaikan harga gabah tingkat petani direspon secara tidak elastis oleh harga beras Bali dan Nusa
Tenggara. Rasio produksi dan konsumsi beras setempat dan jumlah penyaluran
berpengaruh nyata namun direspon tidak elastis oleh harga beras domestik wilayah ini. Harga beras Bali dan Nusa Tenggara mengikuti perubahaan jumlah
produksi, konsumsi dan penyaluran di wilayah setempat sehingga pergerakan harga beras Bali dan Nusa Tenggara tergantung pada perubahan jumlah ketiga
faktor ini. Harga beras impor berpengaruh tidak nyata dan direspon tidak elastis
oleh harga beras Bali dan Nusa Tenggara sehingga pergerakan harga beras Bali dan Nusa Tenggara tidak ditentukan oleh harga beras impor.
Tabel 38. Hasil Pendugaan Parameter Harga Beras Domestik Kalimantan
Peubah Parameter
Dugaan P-value
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intercept
1459.2280 .0001
Rasio produksi beras dan konsumsi Kalimantan -182.4860
0.5442 -0.0100
-0.0144 Lag harga gabah petani Kalimantan
0.4864 0.0003
0.4683 0.6725
Lag penyaluran Perum Bulog Kalimantan
-8.3583 0.0011
-0.0968 -0.1391
Lag harga beras impor 0.0302
0.1103 0.0620
0.0890 Tren waktu
-14.2202 0.0002
-0.1986 -0.2852
Lag harga beras domestik Kalimantan 0.3037
0.0050 0.4795
0.6887 DW= 1.6286; R
2
= 0.8817
Harga gabah petani Kalimantan merupakan peubah yang berpengaruh signifikan dan direspon paling elastis diantara peubah eksogen lainnya. Harga
beras Kalimantan sangat ditentukan oleh kenaikan harga gabah petani Kalimantan. Transmisi kenaikan harga gabah Kalimantan pada harga beras
Kalimantan berlangsung sempurna sehingga kenaikan harga gabah Kalimantan direspon lebih elastis.
Penyaluran dan harga beras impor berpengaruh nyata terhadap harga beras Kalimantan meskipun kedua peubah ini direspon tidak elastis. Harga beras
Kalimantan mengikuti pergerakan harga impor. Kalimantan termasuk wilayah non sentra produksi beras. Konsumsi beras masyarakat Kalimantan dipenuhi lain
melalui distribusi beras dari wilayah melalui mekanisme pemasaran beras antar wilayah terutama dari Sulawesi dan Jawa. Harga beras domestik Kalimantan akan
dipengaruhi oleh harga impor melalui harga beras Indonesia pada mekanisme pasar beras tersebut.
Rasio produksi dan konsumsi berpengaruh tidak nyata dan direspon tidak elastis. Hal ini menunjukkan bahwa harga beras Kalimantan tidak ditentukan
jumlah produksi dan konsumsi wilayahnya. Proporsi produksi dan konsumsi Kalimantan relatif tetap sehingga pengaruh peubah produksi dan konsumsi tidak
nyata dan direspon tidak elastis oleh harga beras Kalimantan. Tabel 39. Hasil Pendugaan Parameter Harga Beras Domestik Sulawesi
Peubah Parameter
Dugaan P-value
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intercept 228.5497
0.5551 Rasio produksi beras dan konsumsi
Sulawesi -322.8020 0.2098
-0.0243 -0.0726
Harga gabah petani Sulawesi 0.7659
0.0271 0.3767
1.1262 Penyaluran Perum Bulog Sulawesi
-11.0990 0.0537
-0.0578 -0.1728
Harga beras impor 0.0371
0.3573 0.0474
0.1417 Tren waktu
-24.8084 .0001
-0.3455 -1.0330
Lag harga beras domestik Sulawesi 0.6655
.0001 1.0413
3.1131 DW= 1.2409; R
2
= 0.7731
Harga gabah petani dan penyaluran berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik Sulawesi sedangkan peubah lainnya tidak berpengaruh nyata.
Hasil pendugaan harga beras domestik Sulawesi memiliki pola yang sama dengan harga beras domestik secara nasional dan wilayah lainnya dimana harga gabah
merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap harga beras domestik. Respon harga beras Sulawesi terhadap pengaruh peubah-peubah lainnya
bersifat tidak elastis. Rasio produksi dan konsumsi Sulawesi tidak nyata berpengaruh terhadap harga beras Sulawesi. Respon harga beras Sulawesi
terhadap rasio produksi dan konsumsi Sulawesi direspon secara tidak elastis. Harga beras domestik Sulawesi juga mengikuti peningkatan harga beras impor
meskipun berpengaruh tidak nyata dan direspon secara tidak elastis. Hal ini
menunjukkan bahwa harga beras Sulawesi sangat tergantung pada pergerakan harga gabah petani daripada pengaruh peubah lainnya. Penyaluran merupakan
salah satu peubah yang mempengaruhi harga beras Sulawesi. Intervensi harga melalui penyaluran bertujuan untuk menurunkan harga beras pada saat harga
beras mengalami kenaikan. Penyaluran berpengaruh nyata menurunkan harga beras Sulawesi meskipun direspon secara tidak elastis.