Model Respon Penawaran Padi

E Q,P = E Y,P + E A,P 1 + E Y,A ....................................................... 3.27 dimana: E Q,P = Elastisitas penawaran produksi E Y,P = Elastisitas produktivitas terhadap harga E A,P = Elastisitas luas panen terhadap harga E Y,A = Elastisitas produktivitas terhadap areal Respon penawaran secara agragat E Q,P dapat diduga secara tidak langsung dengan menduga terlebih dahulu elastisitas produktivitas terhadap harga, elastisitas luas panen terhadap harga dan elastisitas produktivitas terhadap areal. Nilai kuantitatif diperoleh dari respon suatu fungsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan konsep elastisitas. Elastisitas jangka pendek dan jangka panjang dapat dihitung untuk model dinamis. Persamaan untuk mendapatkan nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang adalah: Elastisitas Jangka Pendek E SR : E SR = − − ∂ ∂ Y X X Y t t = − − Y X b .............................................................. 3. 28 Elastisitas Jangka Panjang E LR : E LR = lag SR b E − 1 ................................................................................. 3. 29 dimana: b = parameter dugaan dari peubah endogen b lag = parameter dugaan dari lag endogen X = rata-rata peubah eksogen Y = rata-rata peubah endogen

3.2. Harga Dasar dan Harga Tertinggi

Harga dasar floor price adalah harga terendah yang ditetapkan pemerintah untuk komoditas-komoditas tertentu terutama untuk komoditas-komoditas pertanian yang bertujuan untuk menstabilkan pendapatan petani. Penetapan harga gabah yang memadai di atas harga pasar yang berlaku merupakan salah satu contoh yang bertujuan memberi dorongan bagi petani untuk berproduksi. Sumber: Sugiarto et al 2005 Gambar 11. Penetapan Harga Dasar Penetapan harga dasar akan diikuti dengan jumlah produk yang ditawarkan meningkat, jumlah permintaan menurun dan akan menciptakan surplus over supply di pasar. Konsekuensi logis akibat penetapan harga dasar harus dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan harga ini. Upaya mengatasi surplus yang dapat ditempuh pemerintah adalah membeli sejumlah surplus tersebut dan ditampung di dalam gudang atau dengan cara melakukan eskpor surplus tersebut jika harganya mampu bersaing dengan komoditas yang sama di luar negeri Gambar 11. Q 2 Surplus D E S Q 1 Harga Jumlah Floor Price Harga tertinggi ceiling price adalah suatu bentuk intervensi pemerintah dalam menentukan harga suatu komoditas yang bertujuan untuk melindungi konsumen dengan cara menentukan batas harga suatu komoditas. Penetapan harga ini secara umum berada di bawah harga pasar. Penentuan harga yang lebih rendah dari harga yang seharusnya bertujuan agar lebih banyak anggota masyarakat yang mampu membeli komoditas tersebut. Penetapan harga ini akan berdampak terhadap jumlah komoditas yang diminta akan meningkat, jumlah komoditas yang ditawarkan akan menurun dan dapat berakibat terjadinya kekurangan shortage di pasar Sugiarto et al. 2005. Sumber: Sugiarto et al 2005 Gambar 12. Penetapan Harga Tertinggi

3.3. Mekanisme Pengendalian Harga Gabah

Gambar 13 mengasumsikan produksi gabah berfluktuasi antara musim paceklik dengan musim panen raya. Kurva penawaran gabah tidak elastis sempurna dalam jangka pendek yang berarti produksi gabah petani tidak Ceiling Price D Shortage S Q 1 Q 2 Jumlah Surplus Harga ditentukan oleh tingkat harga pada saat panen, melainkan oleh harga musim panen sebelumnya. Kurva penawaran gabah pada musim bukan panen raya adalah S 1 dan kurva penawaran gabah pada musim panen raya adalah S 2 . Kurva permintaan gabah di tingkat petani adalah D 1 sedangkan kurva permintaan gabah ditingkat petani dengan adanya intervensi pengadaan gabah pembelian gabah petani adalah D 2 . Harga gabah yang terbentuk pada musim paceklik adalah Pc apabila tidak ada intervensi pemerintah baik langsung maupun tidak langsung, sedangkan pada musim panen raya sebesar Pr. Kisaran fluktuasi harga ditingkat petani resiko harga gabah sangat lebar sebesar Pc – Pr. Hal ini tercermin dari koefisien variasi harga gabah bulanan setiap tahun. Sumber: Departemen Pertanian, 2007 Gambar 13. Mekanisme Pengendalikan Harga Gabah Tingkat Petani

3.4. Analisis Pengembangan Model Hayami

Analisis mekanisme dan dampak kebijakan perberasan terhadap harga produsen dan konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan model skema