Perkembangan Harga Gabah dan Beras
terjadi pada bulan Maret dan April 2008. Pada periode ini harga GKP hanya sebesar Rp 2,149 per kilogram pada bulan Maret dan Rp 2,186 per kilogram pada
bulan April berada di bawah HPP yang berlaku yaitu sebesar Rp 2,200 per kilogram.
Tabel 9 . Perkembangan Harga Gabah Petani Indonesia Tahun 2004-2008
Bulan Tahun 000 ton
2004 2005 2006
2007 2008
Januari
1,263 1,406
1,995 2,571
2,531
Februari
1,171 1,398
1,973 2,634
2,587
Maret
1,096 1,379
1,771 2,433
2,319
April
1,156 1,339
1,828 2,134
2,008
Mei
1,234 1,366
1,977 2,155
2,044
Juni
1,217 1,424
2,036 2,267
2,158
Juli
1,199 1,446
2,034 2,261
2,159
Agustus
1,187 1,530
2,095 2,259
2,166
September
1,218 1,606
2,071 2,308
2,200
Oktober
1,271 1,704
2,104 2,323
2,190
November
1,285 1,762
2,180 2,328
2,201
Desember
1,232 1,824
2,394 2,393
2,300
Sumber: Statistik Harga Produsen BPS, 2005- 2009
Hal yang sama juga terjadi pada perkembangan harga beras domestik. Secara umum harga beras domestik juga relatif stabil meskipun pada periode
tertentu mengalami ketidakstabilan. Harga beras Thailand Broken 25 persen dan PIBC kualitas medium IR II sangat berfluktuasi sepanjang tahun 2004-2007.
Harga beras IR II PIBC berada di bawah harga beras Thailand Broken 25 persen antara bulan Maret 2004-Desember 2005. Kondisi ini dimana harga beras IR II
PIBC lebih murah daripada harga beras Thailand Broken persen terjadi sejak Januari 2006.
Perkembangan harga beras baik IR II PIBC maupun beras Thailand Broken 25 persen terus mengalami peningkatan. Harga beras IR II PIBC dan beras
Thailand Broken 25 persen mengalami pertumbuhan sebesar 25.41 persen dan 28.71 persen. Harga beras dunia mengalami peningkatan yang sangat tajam pada
tahun 2008. Harga beras Thailand Broken 25 persen yang menjadi representasi harga beras dunia meningkat menjadi Rp 8,329 per kilogram pada bulan Agustus
dimana harga beras Thailand Broken 25 persen semula sebesar Rp 4,829 per kilogram pada bulan Januari.
Tabel 10 . Perkembangan Harga Beras Eceran Indonesia Tahun 2004-2008
Bulan Tahun 000 ton
2004 2005 2006
2007 2008
Januari
2,700 2,821
4,145 4,958 5,084
Februari
2,700 2,993 4,439 5,459 4,866
Maret
2,700 2,735 3,989 5,489 4,832
April
2,700 2,603 3,777 4,588 5,053
Mei
2,700 2,600 3,939 4,642 5,100
Juni
2,693 2,780 4,047 4,610 5,010
Juli
2,571 2,900
4,085 4,623 5,100
Agustus
2,456 3,006 4,182 4,669 5,100
September
2,450 3,077 3,987 4,623 5,100
Oktober
2,456 3,294 4,144 4,647 5,100
November
2,450 3,370 4,257 4,541 5,100
Desember
2,566 3,590 4,719 4,852 5,180
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009
Sejak era perdagangan bebas beras tahun 2000, membanjirnya beras impor mengakibatkan harga beras dalam negeri terus tertekan dan rendah mengikuti
harga beras dunia, namun pada saat harga beras di pasar dunia melonjak tajam pada tahun 2008 tidak diikuti peningkatan harga domestik. Harga beras paritas
Thailand Broken 25 persen meningkat dari Rp 3,948 per kilogram pada bulan Januari 2007 menjadi Rp 8,329 per kilogram pada bulan Agustus atau meningkat
sebesar lebih dari 2 kali lipat BKP, 2008. Perbedaan tingkat harga gabah kering giling GKG dengan harga beras di
Pasar Induk Beras Cipinang PIBC sebagai acuan harga pedagang besar semakin melebar. Pertumbuhan harga beras PIBC yang lebih cepat dibandingkan dengan
harga GKGGKP karena sejak pertengahan tahun 2004 harga beras konsumen pedesaan lebih tinggi daripada harga beras PIBC. Perbedaan harga antara
GKGGKP dengan harga beras PIBC tersebut menunjukkan semakin besar marjin pemasaran beras pada pedagang beras yang berarti bahwa para petani yang
merupakan konsumen beras pedesaan akan semakin mahal membeli beras dibandingkan alat tukarnya berupa GKGGKP.